BincangMuslimah.Com- Seorang ibu baru, tertegun di dapur sambil memegang botol ASI. Ia baru saja menyimpan susu perah ke lemari es, tapi dalam lima menit lupa di mana menaruhnya. Di lain waktu, ibu baru tersebut terpana dengan apa saja yang baru saja ia lakukan. Dirinya tanpa sadar memasukkan popok bayi ke dalam kulkas dan menaruh kopi yang masih terisi penuh ke tong sampah.
Sebagian ibu, pasca melahirkan, mungkin pernah merasakan beberapa hal di atas. Usia melahirkan, tidak sedikit perempuan yang mengaku sulit berkonsentrasi, pelupa dan kerap dilanda rasa kebingungan pada hal-hal yang sederhana. Kondisi ini jamak disebut dengan istilah ‘mom brain’.
Dalam dunia medis, mom brain bukan istilah resmi. Namun, secara ilmiah, ini adalah cerminan dari perubahan besar pada otak perempuan yang sedang hamil atau baru saja melahirkan. Perubahan ini ditandai dengan sering lupa, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi.
Lantas kenapa hal ini bisa terjadi? Dilansir dari DW.com, dalam pemindaian otak yang dilakukan oleh ahli saraf, terjadi reorganisasi besar-besar terhadap perempuan sebelum, selama hingga pasca melahirkan.
Tips Menghadapi Mom Brain untuk Mempermudah Aktivitas Keseharian
Penelitian Magnetic Resonance Imaging (MRI) intensif  terhadap seorang ibu (26 kali scan selama 2 tahun) ini menunjukkan lebih dari 80 persen wilayah otak mengalami penyusutan grey matter pada otak.  Terutama area sosial dan emosional. Situasi ini disebutkan dipengaruhi perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron selama proses kehamilan.
Namun, perubahan ini tidak selalu membawa hal buruk. Pada artikel yang sama, peneliti mengungkapkan jika kondisi ini seperti gelombang penyempurnaan otak, bersiap untuk menjadi ibu. Di mana terjadi penyempurnaan sirkuit saraf, proses adaptif ini memungkinkan otak lebih terspesialisasi. Singkatnya, otak menyederhanakan koneksi agar lebih fokus terhadap bayi.
Dilansir dari Alodokter, fenomena ini, tanpa disadari memunculkan ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Perubahan besar-besaran ini membuat insting ibu terhadap sang buah hati menjadi lebih tajam. Seakan seperti bentuk kecerdasan adaptif. Otak ibu menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan bayinya, bahkan dalam tidur.
Namun jangan khawatir, kondisi mom brain tidak berlangsung selamanya. Studi pra–pasca kehamilan pada Nature Neuroscience menunjukkan bahwa grey matter yang menyusut, bisa kembali secara bertahap. Setelah dua tahun pasca persalinan otak bisa kembali pada struktur sebelum kehamilan.
Dalam dua tahun pasca melahirkan, otak mengalami pertumbuhan ulang sel dan koneksi yang lebih kuat. Namun masa ini tetap terbilang berat. Kurang tidur, stres, dan tekanan sosial membuat gejala terasa lebih nyata dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Â Oleh karena itu, berikut ini beberapa tips menghadapi mom brain agar keseharian bisa sedikit lebih mudah dan nyaman:
-
Cukup Tidur Meski Sebentar
Kurang tidur adalah penyebab utama kabut otak. Meski sulit tidur penuh di malam hari, usahakan tidur siang saat bayi tidur, atau minta pasangan bergantian berjaga.
-
Catat Hal-Hal Penting
Tulis daftar belanja, jadwal imunisasi anak, hingga janji dokter. Gunakan aplikasi pengingat atau catatan tempel (sticky note) di rumah. Dengan mencatat, kita tidak perlu membebani memori dengan banyak hal sekaligus.
-
Makan yang Mendukung Kesehatan Otak
Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 (DHA), zat besi, vitamin B kompleks, dan antioksidan. Nutrisi seperti ikan berlemak, sayuran hijau, dan kacang-kacangan terbukti mendukung fungsi otak dan mencegah kabut mental.
-
Aktif Bergerak, Bukan Diam Terus
Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau peregangan bisa melancarkan aliran darah ke otak dan memperbaiki suasana hati. Aktivitas fisik juga memicu produksi hormon endorfin yang membantu otak lebih fokus dan rileks.
-
Stimulasi Otak Secara Ringan
Membaca buku, mendengarkan podcast, atau menulis jurnal harian dapat menstimulasi otak agar tetap aktif dan tajam.
-
Berbagi Cerita dengan Sesama Ibu
Jangan simpan sendiri perasaan bingung atau frustrasi. Bergabunglah dalam komunitas ibu atau diskusikan dengan pasangan. Dukungan emosional sangat penting untuk kesehatan mental.
-
Terima Perubahan dan Beri Waktu
Sadari bahwa mom brain adalah hal normal. Jangan menyalahkan diri sendiri. Otak sedang menyesuaikan diri untuk menjadi pengasuh yang peka, sabar, dan penuh kasih.
Mom brain bukan tanda kelemahan, tetapi bukti bahwa otak sedang beradaptasi menghadapi peran baru. Dengan langkah-langkah sederhana dan kasih pada diri sendiri, kondisi ini akan membaik seiring waktu.