BincangMuslimah – Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda dan unik dengan yang lainnya. Seyogyanya, kita sebagai manusia harus mampu mengetahui bagaimana bentuk tipe kepribadian kita sebagai istri, sehingga mampu mengetahui bagaimana cara terbaik untuk memaksimalkannya dan mendatangkan keserasian dalam hidup.
Allah Swt berfirman,
قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا
Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. (Q.S Al-Isra (17) : 84)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa makna dari ‘ala syakilatihi dalam ayat di atas adalah menurut keahliannya masing-masing. Risa Arisanti dalam bukunya Smart Mom Secret mengatakan bahwa setiap manusia memiliki syakilah nya masing-masing, syakilah dalam ayat tersebut bermakna kecenderungan kuat dalam diri setiap manusia, atau bisa dikatakan kepribadian.
Florence Liteaur dalam bukunya Personality Plus mengatakan bahwa setelah kita tahu siapa diri kita dan mengapa kita bertindak dengan cara seperti yang kita lakukan, kita bisa mulai memahami diri kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain.
Setelah kita mengetahui bagaimana kepribadian kita, maka kita harus mengetahui apa hal yang terbaik dan paling mungkin untuk dilakukan dalam setiap kesempatan yang dimiliki, tantangan yang mungkin muncul dan kelemahan kita serta bagaimana cara menyiasati hal tersebut.
Jamak kita temukan teori Psikologi yang membahas mengenai kepribadian manusia. Teori yang paling populer seperti dikatakan oleh Florence Liteaur bahwa secara garis besar kepribadian manusia terbagi menjadi 4 jenis yakni koleris, sanguinis, melankolis dan plegmatis.
Koleris merupakan tipe kepriadian pemimpin, kuat, tegas dan keras kepala. Seseorang dengan tipe kepribadian ini cenderung extrovert dan memiliki energi yang besar. Sanguinis adalah jenis kepribadian sosial, mereka berorientasi pada rasa senang. Orang dengan tipe ini akan mudah bergaul , pandai bercerita dan senang bersosialisasi serta positive thinking.
Orang dengan jenis kepribadian melankolis cenderung emosional, suka berpikir, menilai, menganalisa dan mengkritik serta melakukan sesuatu dengan benar dan sempurna. Sedangkan plegmatis adalah tipe kepribadian yang datar, tenang, cuek, acuh tak acuh dan seringkali terlihat tidak bersemangat. Orang yang berkepribadian plegmatis tidak pernah marah dan berdebat. sangat penyayang, sabar dan peduli dengan orang lain.
Menurut Risa Arisanti jika dilihat dari karakteristik dari setiap jenis kepribadian, dapat disimpulkan bahwa seorang koleris melakukan sesuatu dengan ‘cara saya’. Melankolis melakukan dengan ‘cara yang benar’. Sanguinis melakukan dengan ‘cara yang menyenangkan’ dan plegamtis melakukan dengan ‘cara yang mudah’.
Dalam menjalankan peran sebagai seorang manajer rumah tangga, ke empat jenis kepribadian di atas harus benar-benar dipahami agar seorang ibu mampu mengemban amanah menjadi manajer yang baik untuk kelurganya. Karakteristik dari setiap kepribadian di atas tentunya memiliki tempat dan porsi yang berbeda-beda dalam hubungannya dengan aktivitas rumah tangga.
Jika umumnya manajer dalam perusahaan dituntut untuk memiliki kepribadian yang koleris, kompetitif dan ambisius serta berorientasi ke depan. Maka bagi seorang manajer rumah tangga (ibu), jenis kepribadian yang harus ditonjolkan adalah plegmatis dan sanguinis. Mengapa demikian?
Karakteristik plegmatis yang lembut dan penyayang apabila dikombinasikan dengan sanguinis yang fun dan menyenangkan akan menjadi sebuah formula yang sempurna bagi seorang ibu agar tetap happy dan tidak mudah stress dalam menjalankan perannya.
Namun untuk mendorong perkembangan yang baik bagi anak dan keluarganya, seorang ibu terkadang juga harus menjadi seorang yang koleris yang memiliki keinginan yang kuat dan orientasi ke depan. Selanjutnya kepribadian melankolis yang detail dan terstuktur diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari yang membutuhkan perencanaan dan banyak mengerjakan hal yang terlihat tidak penting.
Contoh dalam kasus saat mengajari anak belajar untuk ujian, ibu yang koleris menggunakan kalimat perintah dan memastikan semua materi harus terselesikan apapun alasannya. Ibu dengan pribadi melankolis akan memastikan setiap bagian yang dipelajari dimengerti secara detail. Sedangkan ibu yang sangunis cenderung santai dan mengajari anak sambil bermain agar tetap menyenangkan, dan ibu yang plegmatis tidak tega memaksa dan memorsir anak untuk belajar terlalu banyak.
Umumnya seseroang akan memiliki kombinasi dari beberapa jenis kepribadian dan jarang sekali yang hanya memiliki satu kepribadian saja. Setelah kita mengetahui kombinasi kepribadian yang kita miliki maka kita harus mampu menyiasati agar kepribadian tersebut sesuai dengan kebutuhan kita sebagai seorang manajer rumah tangga.
Ibu yang koleris dan sanguinis harus berusaha menurunkan kadar kolerisnya ketika berbicara dengan anak agar tidak banyak memerintah dan menaikkan sangunisnya agar lebih rileks dan bermain terlebih dahulu agar waktu ngobrol dan berinteraksi dengan anak lebih efektif. Karakteristik kolerisnya dapat digunakan ketika menyusun jadwal anak dan memastikan jadwal tersebut tercapai.
Sebaliknya ibu yang plegmatis melankolis akan ‘tampak’ sempurna karena penyayang, sabar dan cenderung pemisif. Namun dia tetap membutuhkan karakteristik melankolis agar target dan tujuannya dalam menjadi seorang manajer tercapai. Di sini kita mengetahui bahwa setiap jenis kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Yang tidak kalah penting juga adalah bagaimana kita mampu menutupi kekurangan kita dengan kelebihan yang ada. Jika tidak bisa ditutupi, usahakan agar sumai selaku partner kita bisa menutupi bagian yang kurang dalam kepribadian kita terutama dalam hal yang penting seperti interaksi dengan anak.
Semoga dengan mengetahui masing-masing jenis keprbadian kita semua mampu menjalankan peran manajer rumah tangga dengan baik. Kita mampu menjadi istri dan ibu yang baik untuk anak-anak kita dan mendayagunakan anugerah kepribadian yang diberikan Tuhan dengan tepat.