BincangMuslimah.Com-Nabi Muhammad merupakan sosok teladan bagi umat di dunia ini. Bukan hanya bagi muslim saja, melainkan juga selain muslim bisa mengambil teladan dari beliau. Karena, salah satu spirit beliau diutus sebagai Rasul dan Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia di muka bumi ini.
Selain akhlak Rasulullah yang terpuji, adab beliau juga sangat terpuji. Banyak ajaran adab beliau yang tertulis dalam Al-Qur’an. Tulisan ini akan membahas tentang mengambil teladan adab beliau dalam al-Qur’an.
Pengertian Adab Dan Pentingnya Adab
Ahli bahasa Arab mengartikan adab sebagai undangan untuk makan. Termasuk adab adalah menyiapkan hidangan untuk makan. Mereka mengartikan demikian karena, undangan tersebut dapat mengantarkan berkumpulnya manusia. Selain itu, ahli bahasa ada juga yang mengartikan bahwa adab merupakan kondisi tertentu dan bagusnya mempertimbangkan dalam suatu urusan.
Sedangkan adab dalam pandangan ahli syar’i adalah sikap wara’ dan menurut pandangan ahli hikmah adab diartikan sebagai bentuk penjagaan terhadap jiwa seseorang (yang dimaksud jiwa adalah bukan jasad, tetapi ranah ruh).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konteks dari adab adalah bawaan dalam diri manusia yang tidak permanen. Artinya, adab bisa dirubah sesuai kondisi waktu dan tempat. Ada juga yang menyimpulkan bahwa adab konteksnya batiniyah. Dengan adab ini akan muncul akhlak.
Kemudian mengenai pentingnya adab, dalam kitab Awarif al-Maarif, terdapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa
التوحيد يوجب الإيمان, فمن لا إيمان له لا توحيد له. والإيمان يوجب الشريعة, فمن لا شريعة له لا إيمان له ولا توحيد له.
Artinya: “Tauhid mengharuskan adanya iman, barang siapa yang tak punya iman maka tak ada tauhid baginya. Iman mengharuskan adanya syariat, barang siapa yang tak bersyariat maka tak ada iman dan tauhid baginya.”
Dari pernyataan ulama di atas, dalam kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim menjelaskan bahwa syariat itu mengharuskan adanya adab, maka jika tak ada adab dalam syariat dapat dipastikan orang itu tak ada iman, tak ada syariat, dan tak ada tauhid. Berikut redaksinya:
والشريعة توجب الأدب, فمن لا أدب له لا شريعة له ولا إيمان له ولا توحيد له.
Artinya: “Syariat mengharuskan adanya adab, barang siapa yang tidak punya adab maka baginya tak ada iman, syariat, dan tauhid.”
Adab Nabi Dalam Al-Qur’an
Banyak sekali ajaran adab Nabi dalam Al-Qur’an. Namun, saya akan menyebutkan satu saja. Dalam Surah al-Baqarah ayat 144 menyebutkan:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا
Artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadahkan ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.”
Dalam kitab Tafsir Al-Ahkam, imam Ali Al-Shobuni menerangkan bahwa ayat tersebut merupakan pelajaran bagi kita akan kelembutan adab Nabi. Karena, beliau tidak meminta kepada Allah untuk mengubah kiblat dari Baitul Maqdis ke Makkah (Ka’bah), melainkan memilih menunggu turunnya wahyu dari Allah SWT.
Itulah salah satu adab Nabi yang sangat mulia dalam Al-Qur’an. Beliau lebih memilih menunggu wahyu dari Allah dari pada meminta untuk mengubah arah kiblat. Sungguh sangat mulia adab beliau terhadap Allah SWT.
Demikianlah penjelasan tentang mengambil teladan adab dari Nabi dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 144. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.