Ikuti Kami

Khazanah

Jangan Begadang! Pola Istirahat yang Benar Sudah Diatur Alquran

jangan begadang
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Jangan begadang kalau tidak ada manfaatnya. Kebanyakan dari kita malah sering menghabiskan  sepanjang malam untuk hiburan semata. Seperti menonton televisi, bermain game, bukan melakukan hal-hal positif. Padahal, malam hari adalah waktu yang diperuntukkan untuk istirahat. 

Waktu Ideal Tidur Menurut Ahli Kesehatan 

Setiap orang pasti memerlukan istirahat untuk menjaga kesehatan tubuh setelah lelah beraktifitas. Waktu istirahat terutama tidur yang baik dan ideal bergantung pada usia orang yang bersangkutan. 

Menurut ahli kesehatan, waktu tidur yang ideal untuk lansia (>65 tahun) adalah sekitar 7-8 jam, orang dewasa (18-64 tahun) sekitar 7-9 jam, remaja (14-17 tahun) sekitar 8-10 jam, anak sekolah (6-13 tahun) sekitar 9-11 jam, anak-anak pra sekolah (3-5 tahun) adalah 10-13 jam, dan balita 11-14 jam.

Pola Istirahat yang Benar Sudah Diatur Alquran

Waktu tidur yang ideal ini sangat berfungsi untuk merilekskan tubuh dan menyegarkan kembali otot-otot yang lelah beraktivitas sepanjang hari. Selain dari segi kesehatan, pola aktivitas dan istirahat ini juga sudah diajarkan dalam Islam. Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Ar-Rum [30]:23,

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبۡتِغَآؤُكُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”

Dari ayat ini disebutkan bahwa waktu malam adalah waktu yang dijadikan Allah sebagai waktu untuk tidur. Sehingga begadang seharusnya tidak dilakukan. Seperti pesan Rhoma irama di dalam lagunya, 

Begadang jangan begadang, bila tiada artinya 

Begadang boleh saja, bila ada perlunya

Baca Juga:  Makna Cemburu Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauzi

Di dalam ayat lain, Allah juga menyinggung bahwa waktu malam adalah waktu istirahat. Seperti yang tergambar di dalam Q.S. An-Naba’:[78]: 10-11, Allah juga berfirman,

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ ‌لِبَاسٗا 10  وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشٗا 11 

Artinya: “Dan Kami telah jadikan malam sebagai pakaian dan menjadikan siang hari sebagai tempat mencari penghidupan. ”

Dari ayat ini kita diberi isyarat bahwa siang hari adalah waktu yang tepat untuk mencari penghidupan, dalam artian mencari nafkah dan beraktivitas. Sedangkan malam adalah pakaian atau waktu beristirahat. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh as-Sya’rawi di dalam kitab tafsir al-Sya’rawi, juz 19, halaman 11738,

معنى اللباس أن تسكن فيه وتكِنّ وتستر نفسك؛ لذلك عرفنا فيما بعد أن الضوء أثناء النوم أمر غيرَ صحي

Artinya: “Makna لباس (di dalam ayat ini) adalah tinggal di dalamnya, menetap dan menutup diri. Karena itu kita tahu bahwa cahaya ketika tidur tidak baik bagi kesehatan.”

Berdasarkan ayat ini pula bisa disimpulkan bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur. Mafhumnya, begadang bukanlah aktivtas yang baik. Bahkan di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah saw. tidak suka berbincang-bincang setelah shalat isya’. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah di dalam kitab Shahih Ibn Khuzaimah juz 2 halaman 290 No. 1339:

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  كَانَ يُكْرِهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ، ‌وَلَا ‌يُحِبُّ ‌الْحَدِيْثَ ‌بَعْدَهَا

Artinya: “Dari Abu Barzah bahwa Rasulullah saw. tidak suka tidur sebelum isya dan beliau tidak suka berbincang-bincang setelah shalat isya”

Di dalam kitabnya, Ibn Khuzaimah memasukkah hadis ini ke dalam bab al-Zajr ‘an al-Sahr ba’da Shalat al-Isya’ bi Lafz ‘Am Muraduhu Khash (larangan begadang setelah shalat isya’ berdasarkan lafaz ‘am yang maksudnya khas) yang menjelaskan bahwa begadang itu dilarang.

Baca Juga:  Kecemburuan Ummahatul Mukminin pada Syafiyyah, Putri Pemuka Yahudi

Namun, ada kondisi di mana seseorang diperbolehkan untuk begadang. Sebagaimana sebuah riwayat mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah menemani Abu Bakar begadang karena membicarakan urusan kaum muslim. 

Dengan demikian, begadang dapat dibenarkan jika ada kebutuhan dan maslahat. Seperti menuntut ilmu, bertafakur dan sebagainya selama tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah Swt. Sebaliknya, jika begadang dilakukan hanya untuk berjaga di malam hari dan hanya untuk menghabiskan waktu untuk bermain atau hal-hal yang tidak bermanfaat, maka begadang lebih baik tidak dilakukan.

Semoga bermanfaat.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah! Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut’ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

The Queen’s Gambit: Representasi Diskriminasi pada Perempuan

Muslimah Daily

Hukum Mahar Menggunakan Emas Digital

Kajian

Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya? Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya?

Tren Jual Beli Emas Digital, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

Hua Mulan: Mendobrak Stigma yang Mengungkung Perempuan

Diari

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Berserah Diri Kepada Allah Setelah Mengambil Keputusan Penting

Ibadah

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

kedudukan perempuan kedudukan perempuan

Kajian Rumahan; Lima Pilar Rumah Tangga yang Harus Dijaga agar Pernikahan Selalu Harmonis

Keluarga

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Video

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Connect