Ikuti Kami

Subscribe

Khazanah

Arrabi binti Muawwadz: Perempuan yang diberi Kabar Gembira Surga

BincangMuslimah.Com – Arrabi binti Muawwadz, sahabat perempuan yang agung, beriman dan juru dakwah, pelaku baiat di bawah pohon dalam Baiat Ridwan, yakni Baiat untuk mati membela agama Allah dan Rasul-Nya. Nama lengkapnya adalah Arrabi binti Muawwadz ibn Haris ibn Rifaah ibn Haris ibn Sawad Al Anshariyyah Annajadiyyah. Ibunya adalah Ummu Yazid binti Qais ibn Za’wa ibn Haram ibn Jundub ibn Annajjar.

Arrabi binti Muawwadz adalah salah seorang perempuan yang paling awal masuk Islam pada peristiwa Baiat Ridwan yang terjadi pada tahun 6 H., tahun yang sama dengan perjanjian Hudaibiyyah saat Rasulullah Saw. pergi ke Makkah untuk menunaikan umrah pada bulan Dzulqa’dah.

Pada tahun itu, Rasulullah Saw. tidak menginginkan perang dan beliau khawatir jika kaum Quraisy menyeretnya untuk berperang atau menghalangi beliau berziarah ke Baitul Maqdis. Saat itu, Rasulullah Saw. pergi ditemani oleh para sahabat Muhajirin dan Ansar, termasuk Arrabi binti Muawwadz. Rasulullah Saw. telah menunaikan ihram agar kaum Quraisy merasa aman terhadap kedatangan beliau.

Ketika Rasulullah Saw. tiba di Hudaibiyyah, beliau memanggil Umar ibn Khattab untuk diutus menuju Makkah agar memberitahu para tokoh Quraisy tentang kedatangan Rasulullah Saw. dan para sahabat. Umar bin Khattab berkata: “Wahai Rasulullah, aku merasa khawatir kepada kaum Quraisy, sedangkan di Makkah tidak satu pun orang dari Bani Adi bin Ka’ab yang bisa melindungiku. Kaum Quraisy mengetahui bahwa aku memusuhi dan bersikap keras terhadap mereka. Karena itu, aku hendak mengajukan orang yang lebih dihormati daripada aku di tengah mereka, ia adalah Usman bin Affan.”

Rasulullah Saw. kemudian memanggil Usman bin Affan dan mengutusnya untuk menemui Abu Sufyan di Makkah agar menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. dan para sahabat datang untuk berziarah ke Baitullah, bukan untuk perang. Usman bin Affan segera berangkat menuju Makkah. Saat memasuki kota Makkah, Usman bertemu dengan Abban bin Sa’id ibn Ash yang kemudian memberinya perlindungan hingga bisa menyampaikan pesan Rasulullah Saw. kepada para tokoh Quraisy Makkah.

Ketika dalam waktu yang lama Usman bin Affan tidak kembali menemui Rasulullah Saw., tersebarlah berita desas desus yang menggambarkan bahwa Usman telah dibunuh di Makkah. Isu itu pun pada akhirnya sampai juga kepada Rasulullah Saw. ketika mendengar kabar ini, Rasulullah Saw. bersabda: “Kita akan pergi sebelum memerangi kaum Quraisy.”

Rasulullah Saw. mengajak para sahabat Anshar dan Muhajirin yang ikut dalam rombongan untuk berkumpul di bawah sebuah pohon. Beliau bermaksud membaiat mereka, maka terjadilah Baiat Ridwan di bawah pohon tersebut. Sebagian mereka pun mengatakan: “Rasulullah Saw. membaiat mereka untuk mati.”  Tidak lama kemudian, Rasulullah Saw. mengetahui bahwa kabar tentang terbunuhnya Usman ibn Affan yang beliau dengar adalah kabar dusta belaka.

Arrabi binti Muawwadz dan para sahabat yang ikut menyatakan baiat kepada Rasulullah Saw. di bawah pohon itu telah meraih rida Allah Swt. hal ini dijelaskan dalam kitabNya: Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Alfath. 18-19).

Mereka yang menyatakan baiat di bawah pohon itu juga mendapatkan kehormatan dari Rasulullah Saw. dalam sabdanya: “In Sya Allah tidak seorang pun dari Ashab Syajarah, yakni mereka yang berbaiat di pohon itu, masuk neraka.” (HR. Muslim)

Arrabi binti Muawwadz adalah salah seorang shahabiyah yang meriwayatkan hadis dan beberapa orang tabiin meriwayatkan darinya. Diceritakan dari Ibnu Ubaidah ibn Muhammad bahwa suatu hari, ia meminta kepada Arrabi binti Muawwadz: “Berilah kami gambaran tentang Rasulullah Saw. !” Arrabi binti Muawwadz menjawab: Wahai anakku, andai engkau melihat beliau, niscaya engkau laksana melihat matahari terbit.” Arrabi bint Muawwadz pun meriwayatkan tentang gambaran wudlu Rasulullah Saw. ia berkata: “Rasulullah Saw. mendatangi kami kemudian menyuruhku: “Tuangkanlah air wudlu untukku.” Selanjutnya ia menggambarkan bagaimana Rasulullah Saw. berwudlu.

Ia berkata “Beliau mencuci kedua telapak tangan tiga kali, berkumur, dan menghirup air dengan hidung satu kali, membasuh wajah tiga kali, lalu membasuh kedua tangan tiga kali, mengusap kepala dua kali yang di mulai dari bagian depan kepala lalu ke belakang (dan dikembalikan lagi ke depan), lalu membasuh kedua telinga secara bersamaan, baik bagian dalam maupun luar, dan terakhir membasuh kedua kaki tiga kali-tiga kali.”

Arrabi bint Muawwadz menceritakan bahwa Rasulullah Saw. hadir saat dirinya menikah. Beliau memasuki rumahku dan duduk di atas ranjangku. Para budak wanita kami menabuh dan meratap nenek moyang mereka yang terbunuh dalam Perang Badar. Tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata: “Di antara kita ada seorang Nabi yang mengetahui apa yang terjadi esok.” Rasulullah Saw. mengatakan kepada wanita tersebut: “Jangan engkau ucapkan perkataan itu, tetapi ucapkan saja isi nyanyian tadi.”

Arrabi bint Muawwadz menikah dengan Iyas ibn Bakir dari Bani Lais dan memiliki seorang anak bernama Muhammad ibn Iyas. Suatu hari terjadi perselisihan dan pertengkaran antara dirinya dan suaminya. Ia pun tahu bahwa hidup bersama suami ini merupakan hal yang sulit dan tidak mungkin dipertahankan. Karena itu, Arrabi binti Muawwadz  berkata kepada suaminya. “Segala milikku boleh engkau ambil dan pergilah dariku.” Sang suami pun menjawab: “Baiklah.”

Arrabi binti Muawwadz menceritakan: “Aku memberikan semua yang kumiliki, kecuali baju besiku hingga ia menggugat diriku kepada Usman bin Affan. Usman bin Affan yang saat itu adalah Amirul Mukminin, berkata: “Hai Rabi, ia berhak menerima apa yang disyaratkan kepadanya. Akhirnya aku pun memberikan baju besiku kepadanya seperti yang diinginkan oleh Amirul Mukminin”

Arrabi bin Muawwadz juga banyak ikut andil bersama kaum Muslimin dalam berjuang fi sabilillah. Ia bekerja melayani para perajurit dengan menyediakan air minum bagi mereka ketika perang dan memulangkan mereka yang terbunuh serta terluka ke Madinah. Ia juga membantu para pahlawan perang Islam di tengah medan perang dengan mendorong semangat mereka untuk berperang di jalan Allah Swt. Ia pun terkadang berubah menjadi perajurit pemberani ketika keadaan menuntutnya untuk terlibat dalam perang.

Demikianlah sang sahabat wanita yang mulia, Arrabi binti Muawwadz menjalani hidupnya sebagai wanita muslimah dalam takwa dan kebajikannya, ilmu serta jihad yang dilakukan di jalan Allah hingga masa Muawiyah bin Sufyan ra. tahun 51 H. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

(Disarikan dengan sedikit perubahan dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam karya Dr. Bassam Muhammad Hamami, Jakarta: Qisthi Press, 2015, h. 278-281).

*Artikel ini pernah dimuat oleh BincangSyariah.Com

Rekomendasi

Ustadzah Oki Setiana Dewi Ustadzah Oki Setiana Dewi

Bagaimana Kesalihan Seseorang Mempengaruhi Keturunan?

Shalat Qashar syarat pelaksanaannya Shalat Qashar syarat pelaksanaannya

Kriteria Istri Salihah Menurut Rasulullah SAW

Annisa Nurul Hasanah
Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

1 Komentar

1 Comment

  1. Pingback: Perempuan yang diberi Kabar Gembira Surga | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net

Komentari

Terbaru

perempuan tafsir klasik kontemporer perempuan tafsir klasik kontemporer

Perempuan dalam Perspektif Tafsir Klasik dan Kontemporer

Kajian

shalat peribadatan non muslim shalat peribadatan non muslim

Bolehkah Perempuan Haid Mengikuti Pengajian di Masjid?

Ibadah

daging hewan kurban dijual daging hewan kurban dijual

Apakah Daging Hewan Kurban Boleh Dijual?

Kajian

haid memegang alquran terjemah haid memegang alquran terjemah

Bolehkah Perempuan Haid Memegang Alquran Terjemah?

Ibadah

amalan sunnah ibu hamil amalan sunnah ibu hamil

Lima Amalan Sunnah untuk Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan

Ibadah

menjamak shalat perempuan istihadhah menjamak shalat perempuan istihadhah

Ketentuan Menjamak Shalat bagi Perempuan Istihadhah

Ibadah

hukum berwudu perempuan haid hukum berwudu perempuan haid

Hukum Berwudu bagi Perempuan Haid

Kajian

pandangan islam praktik perdukunan pandangan islam praktik perdukunan

Pandangan Islam tentang Praktik Perdukunan

Kajian

Trending

tujuh sunnah ibadah haji tujuh sunnah ibadah haji

Apa yang Harus Dilakukan Jika Seseorang Meninggalkan Rukun Haji?

Ibadah

menyisir rambut perempuan haid menyisir rambut perempuan haid

Haruskah Mengumpulkan Rambut yang Rontok saat Haid?

Ibadah

perempuan ceramah depan lelaki perempuan ceramah depan lelaki

Bolehkah Perempuan Ceramah di Depan Lelaki?

Kajian

menjamak shalat perempuan istihadhah menjamak shalat perempuan istihadhah

Ketentuan Menjamak Shalat bagi Perempuan Istihadhah

Ibadah

harus tahu perempuan nifas harus tahu perempuan nifas

Cara Menghitung Masa Nifas saat Keguguran

Ibadah

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Ibadah

menyisir rambut perempuan haid menyisir rambut perempuan haid

Hukum Menyisir Rambut bagi Perempuan Haid

Muslimah Daily

cara Memandikan jenazah perempuan cara Memandikan jenazah perempuan

Tata Cara Memandikan Jenazah Perempuan

Ibadah

Connect