Ikuti Kami

Kajian

Hukum Tradisi “Mapati” dan “Mitoni” bagi Ibu Hamil dalam Islam

hukum mapati mitoni islam
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Terdapat beberapa tradisi yang biasanya diadakan khusus untuk ibu hamil seperti tradisi Mapati dan Mitoni. Mapati ialah upacara syukuran yang diselenggarakan pada saat kehamilan telah berusia empat bulan. Sedangkan Mitoni adalah upacara syukuran yang diselenggarakan pada saat kehamilan telah berusia tujuh bulan. Kedua tradisi ini sama-sama bertujuan untuk mendoakan keselamatan bayi dalam kandungan dan sang ibu yang mengandung. Lalu, bagaimana hukum tradisi Mapati dan Mitondalam Islam?

Pelaksanaan tradisi Mapati dan Mitoni sebenarnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Jawa, hal ini dapat diketahui dengan budaya dan pengadaan sesajen yang dilakukan dalam Mitoni ini. Akan tetapi selain nilai-nilai Jawa, terdapat ajaran Islam yang masih menyertai pelaksanaan acara tersebut. Ada sebagian masyarakat muslim yang menyikapi bahwa tradisi tersebut bersifat sunnah. 

Mengapa harus Mapati dan Mitoni? Pada upacara Mapati di dalam Islam, saat usia kandungan memasuki usia empat bulan, sang jabang bayi  mulai ditiupkan ruhnya. Saat janin  berusia 120 hari atau 4 bulan dimulailah kehidupan dengan ruh, dan saat itulah ditentukan bagaimana ia berkehidupan selanjutnya, di dunia sampai di akhirat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim hadis Nabi Muhammad saw :

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ

Artinya : “Sesungguhnya seorang manusia mulai diciptakan dalam perut ibunya setelah diproses selama empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging pada empat puluh hari berikutnya. Lalu menjadi segumpal daging pada empat puluh hari berikutnya. Setelah empat puluh hari berikutnya, Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menghembuskan ruh ke dalam dirinya dan diperintahkan untuk menulis empat hal; rezekinya, ajalnya, amalnya, dan sengsara atau bahagianya.”

Baca Juga:  Lima Skincare yang Aman Dipakai untuk Ibu Hamil

Kemudian terus berjalan kehamilan tersebut hingga menginjak usia 7 bulan. Diketahui bahwa paling sedikitnya kehamilan itu usianya 6 bulan, sehingga apabila sudah mencapai 7 bulan bayi dalam kandungan sudah bisa dilahirkan. Di sinilah Mitoni ada untuk mendoakan agar proses persalinan lancar dan bayi serta ibunya sehat.

Pada dasarnya, dalam upacara syukuran Mapati atau Mitoni memiliki banyak step atau langkah. Tetapi pada zaman sekarang, banyak yang sudah meninggalkan seluruh rangkaian tersebut dan diganti dengan yang lebih sederhana namun tidak merubah esensi Mapati atau Mitoni itu sendiri. 

Biasanya, pada zaman sekarang bentuk upacara syukuran ini hanya berupa pembacaan doa, khataman Alquran, sedekah dengan mengundang tetangga dan kerabat sanak keluarga, dan lain sebagainya. Namun, meskipun rangkaian-rangkaian yang panjang dihilangkan dan diringkas, hal tersebut tidak membatalkan atau mengurangi kesakralan tradisi ini.

Lalu, bagaimana pandangan Islam mengenai tradisi Mapati dan Mitoni? Pada hakikatnya, tradisi ini merupakan pengajuan permohonan kepada Allah agar anak yang lahir nanti menjadi manusia yang utuh, sehat, dianugerahi rezeki yang baik dan lapang, berumur panjang yang penuh dengan nilai-nilai ibadah, serta bahagia dunia dan akhirat. 

Tradisi Mapati dan Mitoni ini sama dengan yang ada dalam Islam yakni biasanya disebut walimatul haml. Antara mapati atau mitoni dan walimatul haml memiliki tujuan dan esensi yang sama yakni untuk mendoakan keselamatan dan memanjatkan rasa syukur kepada Allah Swt.

Dari hadits di atas pula, banyak para ulama berpendapat supaya mendapatkan ruh dan rupa tubuh yang sempurna selayaknya manusia pada umumnya. Juga mendapatkan rezeki, ajal, amal, dan kebaikan atau keberkahan hidup untuk janin tersebut. Para ulama berinisiatif untuk memanjatkan doa kepada Allah. Tujuannya agar keinginan-keinginan yang diharapkan untuk janin tersebut dapat terkabul. 

Baca Juga:  Lima Amalan Sunnah untuk Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan

Agama Islam tidak pernah melarang penganutnya untuk berdoa memohon kepada Allah dengan wasilah-wasilah yang baik. Tradisi Mapati dan Mitoni salah satu bentuk atau cara berdoa memohon kepada Allah dengan wasilah tradisi dan adat yang sudah ada. Sebagian besar masyarakat muslim berpendapat bahwa hukum tradisi Mapati dan Mitoni adalah boleh dan dapat dilakukan selama tidak mengganggu keimanan Islam. Ulama Nusantara sepakat bahwa tradisi ini diperbolehkan selama tidak mengandung unsur kesyirikan dan tidak melanggar syariat Islam. 

 

Rekomendasi

anhar palestina melahirkan penjara anhar palestina melahirkan penjara

Anhar al-Deek, Perempuan Palestina yang Nyaris Melahirkan di Penjara

berpuasa bagi ibu hamil berpuasa bagi ibu hamil

Bincang Ramadhan: Hukum Berpuasa Bagi Ibu Hamil

wetu telu sasak lombok wetu telu sasak lombok

Filosofi Wetu Telu dalam Suku Sasak Lombok

berhubungan seksual istri hamil berhubungan seksual istri hamil

Hukum Berhubungan Seksual dengan Istri yang Hamil

Ditulis oleh

Mahasiswi Studi Keislaman UIN Jakarta dan Mahasantri Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences.

Komentari

Komentari

Terbaru

Tragedi Kekerasan Terhadap Anak: Saat Rumah Tak Lagi Aman Tragedi Kekerasan Terhadap Anak: Saat Rumah Tak Lagi Aman

Tragedi Kekerasan Terhadap Anak: Saat Rumah Tak Lagi Aman

Muslimah Talk

Dian Sastrowardoyo dan Dewi Sandra Bicara Soal Ambisi dan Gengsi Dian Sastrowardoyo dan Dewi Sandra Bicara Soal Ambisi dan Gengsi

Dian Sastrowardoyo dan Dewi Sandra Bicara Soal Ambisi dan Gengsi

Muslimah Talk

Hukum Memanfaatkan Barang Gadai Hukum Memanfaatkan Barang Gadai

Hukum Memanfaatkan Barang Gadai

Kajian

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Seporsi Mie Ayam dan Sebuah Alasan Kecil untuk Bertahan Hidup Seporsi Mie Ayam dan Sebuah Alasan Kecil untuk Bertahan Hidup

Seporsi Mie Ayam dan Sebuah Alasan Kecil untuk Bertahan Hidup

Muslimah Talk

Kiat-Kiat Sukses Dalam Bertetangga Kiat-Kiat Sukses Dalam Bertetangga

Kiat-Kiat Sukses Dalam Bertetangga

Muslimah Daily

Sri Hartini: Sosok Inspiratif Dibalik Lestarinya Hutan Adat Wonosadi Sri Hartini: Sosok Inspiratif Dibalik Lestarinya Hutan Adat Wonosadi

Sri Hartini: Sosok Inspiratif Dibalik Lestarinya Hutan Adat Wonosadi

Muslimah Talk

Apa Manfaat Doa Saat Hendak Berhubungan Badan?

Ibadah

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (bag 1)

Kajian

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Muslimah Talk

risiko nikah muda risiko nikah muda

Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

Kajian

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Khaulah Binti Qais; Perempuan Pertama yang Kesaksiannya Disetarakan dengan Laki-laki

Muslimah Talk

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Cerita Para Selebgram Muslimah yang Inspiratif

Muslimah Daily

Connect