Ikuti Kami

Ibadah

Tujuh Hal yang Dilarang Saat Perempuan Haid

Keluar Darah Istihadhah difasakh sebelum sembilan tahun haid

BincangMuslimah.Com – Haid atau menstruasi adalah hal yang sudah menjadi agenda bulanan bagi perempuan. Namun, bagi perempuan muslimah ada hal-hal yang musti harus diperhatikan saat ia haid. Berikut adalah tujuh hal yang dilarang bagi perempuan saat haid.

Pertama, Shalat. perempuan dilarang melaksanakan shalat saat haid, baik shalat fardhu atau sunnah. Dasarnya adalah hadis Aisyah r.a. sebagai berikut.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّي. رواه البخاري.

Dari Aisyah r.a., ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Jika haid datang, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika haid telah selesai, maka basuhlah darah itu dari dirimu (bersucilah) dan laksanakanlah shalat.” (HR. Al-Bukhari)

Kedua. Membaca Al-Qur’an, menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur’an. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw., beliau bersabda:

لاَ تَقْرَأِ الحَائِضُ وَلاَ الجُنُبُ شَيْئًا مِنَ القُرْآنِ (رواه الترمذي)

“Wanita haid, dan junub tidak boleh membaca sedikitpun dari Al-Qur’an.” (HR. At-Tirmidzi).

Selain itu Allah swt. berfirman:

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (Q.S. Al-Waqi’ah: 79)

Rasulullah saw. juga bersabda:

” لا يمس القرآن إلا طاهر “( رواه الدارقطني ومالك).

“Hanya orang yang sucilah yang boleh menyentuh Al-Qur’an.” (HR. Ad-Daruquthni dan Malik).

Ketiga. Berdiam diri di dalam masjid. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw.

Rasulullah saw. bersabda:

” لا أجل المسجد لحائض، ولا لجنب ” (رواه أبو داود)

Tidak ada masjid bagi wanita haid dan orang junub. (HR. Abu Daud).

Maksudnya adalah tidak boleh berdiam diri (lama) di masjid. Adapun jika hanya lewat atau sebentar saja, maka tidak haram. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw.

Baca Juga:  Bolehkah Perempuan Pergi Haji dan Umrah Tanpa Disertai Mahram?

عن عائشة رضي الله عنها قالت:قال لي رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” نَاولِيني الْخُمْرَة مِنَ المَسْجدِ” . فَقُلْتُ: إنَّي حَائِضٌ، فقال:” إنَّ حَيْضَتَكِ لَيْسَتْ في يَدِكِ” . رواه مسلم.

Dari Aisyah r.a. ia berkata, Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku, “Ambilkan untukku sajadah dari masjid.” Lalu aku berkata, “Sungguh aku sedang haid.” Beliau pun bersabda, “Sungguh haidmu tidak di tanganmu.” (HR. Muslim).

Keempat. Thawaf. Hal ini sebagaimana hadis riwayat Aisyah r.a. ia berkata:

خرجنا لا نُرى إلاَّ الحجَّ، فلمَّا كنَّا بسَرَفٍ حِضْتُ، فدخل علىَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وأنا أبكي، قال: ” مَا لَكِ أَنَفِسْتِ؟” قُلْتُ: نعم ، قال:” إنَّ هَذا أَمْرُ كَتَبَهُ اللهُ عَلى بَناتِ آدمَ، فاقضِي مَا يَقْضِي الحاجُّ، غير أن لا تطوفي بالبَيْتِ”. (رواه البخاري ومسلم)

“Kami keluar, kami tidak terlihat kecuali saat haji. Ketika kami sampai di Saraf, aku haid, lalu Rasulullah saw. mendatangiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bersabda, “Apa yang terjadi kepadamu, apakah engkau haid?” “Iya” Jawabku. Beliau pun bersabda, “Sungguh ini adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk anak-anak perempuan Adam, maka selesaikanlah ibadah haji yang harus diselesaikan, selain thawaf di baitullah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kelima. Melewati masjid jika khawatir mengotorinya. Hal ini disebabkan karena darah adalah najis, dan mengotori masjid dengan benda najis atau kotoran-kotoran lainnya berhukum haram. Namun, jika aman dari mengotori masjid, maka boleh melewati masjid.

Keenam. Berpuasa. Oleh karena itu, haram bagi wanita yang sedang haid melaksanakan puasa baik puasa fardlu maupun sunnah. Dalilnya adalah hadis sebagai berikut.

عن أبي سعيد رضي الله عنه: أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال في المرأة وقد سئل عن معنى نقصان دينها: ” أَلَيْسَ إذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟”. (رواه البخاري ومسلم)

Baca Juga:  Kapan Sebaiknya Waktu Pembayaran Zakat Fitrah?

Dari Abu Said r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda kepada seorang perempuan yang menayakan pada beliau tentang makna kurangnya agama bagi wanita. “Bukankah jika wanita haid, ia tidak shalat dan berpuasa.?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu, ulama sudah ijma’ atau sepakat bahwa wanita yang haid haram melaksanakan puasa. Namun ia wajib mengqadha’ atau mengganti puasa yang ditinggalkannya setelah ia bersuci. Tetapi ia tidak wajib mengganti shalat yang ia tinggalkan selama haid. Hal ini berdasarkan hadis sebagai berikut

عن معاذة قالت: سألت عائشة رضي الله عنها فقلت: ما بال الحائض تقضي الصوم ولا تقضي الصلاة؟ قالت: “كان يصيبنا ذلك مع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – ، فنؤمر بقضاء الصوم، ولا نؤمر بقضاء الصلاة”. رواه البخاري ومسلم.

Dari Muadzah, ia berkata, Aku bertanya kepada Aisyah r.a., lalu aku berkata, “Apa yang menjadi alasan wanita haid, ia mengqadha’ puasanya dan tidak mengqadha’ shalatnya?” Aisyah r.a. menjawab, “Kami mengalami itu bersama Rasulullah saw, kami diperintah mengqadha’ puasa, dan tidak diperintah mengqadha’ shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kemungkinan hikmah dibalik perintah Nabi saw. tersebut adalah shalat sangatlah banyak jika harus diqadha’ semua, dan itu sangatlah memberatkan.

Ketujuh. Jima’ atau berhubungan badan dan istimta’ atau melakukan sentuhan-sentuhan di anggota tubuh istri antara perut dan pusar. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt.

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka (jangan bersetubuh), sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqarah: 222).

Baca Juga:  Apakah Puasa Syawal Harus Dilakukan Berurutan Setelah Puasa Ramadhan?

Abdullah bin Sa’ad pernah bertanya kepada Nabi saw. “Apa yang halal untukku ketika istriku haid?, beliau menjawab:

لَكَ مَا فّوقَ الإِزَارِ (رواه ابو داود)

“Halal untukmu apa yang ada di atas sarung.” (HR. Abu Daud).

Dan anggota yang ditutup sarung pada umumnya adalah antara pusar dan lutut. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com

Rekomendasi

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Beauty Previllege terobsesi kecantikan Beauty Previllege terobsesi kecantikan

Beauty Previllege akan Menjadi Masalah Ketika Terobsesi dengan Kecantikan

Diari

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

puasa syawal senilai setahun puasa syawal senilai setahun

Alasan Mengapa Puasa Syawal Senilai Puasa Setahun

Kajian

Metode Nabi Muhammad Metode Nabi Muhammad

Tiga Langkah Membina Generasi Berkualitas bagi Perempuan Karir

Keluarga

Tiga Hal Ini Perlu Ditekankan agar Pernikahan Menjadi Sakinah

Keluarga

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Connect