Ikuti Kami

Subscribe

Ibadah

Tiga Hal yang Sering Dilupakan di Bulan Sya’ban

berpuasa di bulan sya'ban

BincangMuslimah.Com – Tidak terasa kita telah menginjakkan kaki di bulan Sya’ban, bulan yang menandai bahwa kita semakin dekat dengan bulan suci Ramadhan. Bulan Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam hitungan kalender Hijriah. Bulan ini terletak setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan.

Secara bahasa kata “Sya’ban” diserap dari dari bahasa Arab “Syi’ab” yang mempunyai arti jalan di atas bukit. Makna “jalan” ini bisa dianalogikan dalam pengertian bahwa kita sedang menapaki jalan menuju bulan Ramadhan, bulan yang paling dimuliakan dalam agama Islam.

Posisi Sya’ban yang diapit oleh Rajab dan  Ramadhan itu rupanya membuat Sya’ban kalah populer dari keduanya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bulan Rajab diyakini sebagai bulan yang di dalamnya terdapat peristiwa sangat dahsyat yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Peristiwa yang dialami secara langsung oleh Rasulullah ini begitu membekas di benak ummat Islam, bukan saja karena keajaibannya namun juga hasil dari peristiwa itu yang masih berlangsung hingga sekarang, yakni kewajiban shalat waktu.

Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia di luar Ramadlan, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut “bulan haram” karena pada bulan-bulan tersebut ummat Islam dilarang mengadakan peperangan.

Berbicara tentang bulan Ramadhan, tak perlu ditanya lagi. Bulan ini mendapat tempat khusus dalam ajaran Islam. Pada bulan ini seluruh ganjaran amal kebaikan dilipatgandakan. Di dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Rahmat Allah (kasih sayang Allah) ditumpahkan dalam sepuluh pertama bulan ini, pintu pengampunan dibuka lebar pada sepuluh kedua, dan pembebasan dari neraka diterapkan pada sepuluh ketiga.

Ummat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Singkat kata, Ramadhan menjadi bulan spesial hubungan antara hamba dengan Allah.

Terkait tak begitu populernya bulan Sya’ban, Rasulullah di dalam hadisnya pernah bersabda,

    عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa’i)

Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum ad-Din menyatakan, hari- hari utama (Al-Ayyam Al-Fadlilah) ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap minggu. Dalam siklus bulanan, Imam al-Ghazali mengatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan bagian dari Al-Asyhur Al-Fadlilah (bulan-bulan utama), sebagaimana bulan Rajab, Dzulhijjah, dan Muharram. Bobot nilai puasa pada bulan-bulan utama lebih unggul dibanding pada bulan-bulan biasa. Berpuasa juga menjadi amalan yang jelas-jelas dicontohkan oleh Rasulullah sendiri.

Pertama, hikmah di balik anjuran puasa Sya’ban

Kenapa dianjurkan puasa pada bulan ini? Puasa di bulan Sya’ban menandai tentang kesiapan kita dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Semakin konsisten seseorang melaksanakan ibadah di bulan ini, maka semakin matang pula kesiapannya untuk memasuki bulan Ramadhan. Di sinilah relevansi makna “jalan di atas bukit” bulan Sya’ban.

Bulan Sya’ban menjadi jalan mendaki untuk meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan. Rasulullah sendiri bersabda bahwa beliau ingin ketika amal kebaikan diangkat, beliau sedang dalam kondisi berpuasa.

Oleh karena itu, kata kunci penting dalam hal ini adalah “kesiapan”. Kata ini pula yang sering diabaikan tatkala kita memasuki bulan Sya’ban. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk menerima suasana paling sakral dari bulan paling suci, yakni bulan Ramadhan. Sehingga, kesiapan lebih berorientasi spiritual, ketimbang material.

Mungkin kita dapat melihat perubahan suasana di sekeliling kita tatkala bulan Sya’ban tiba. Pusat-pusat perbelanjaan kian ramai, tiket-tiket stasiun atau pesawat dengan cepat ludes terbeli, jumlah belanja bahan pokok meningkat, dan lain sebagainya. Semua ini mungkin bisa disebut persiapan, tapi dalam pemaknaan yang sangat material, bukan spiritual.

Dengan demikian, kita menyaksikan bahwa bukan hanya bulan Sya’ban yang dilupakan, bahkan makna bulan Sya’ban itu sendiri juga tak jarang diabaikan begitu saja. Kondisi duniawi kerap menyibukkan kita dengan hal-hal yang tak terlalu substansial. Tradisi atau budaya tahunan sering menjauhkan kita pada kedalaman rohani yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari kita.

Kedua, syafaat yang terkandung pada malam Nisfu Sya’ban

Yang paling penting untuk dicatat adalah bahwa bulan ini mengandung pertengahan spesial yang dikenal dengan “Nisfu Sya’ban”. Secara harfiah, Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).

Menurut Imam Al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah menganugerahkan sepertiga syafaat kepada hamba-Nya dan seluruh syafaat secara penuh pada malam ke-14. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah.

Ketiga, ampunan bagi yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban.

Selain puasa, menghidupkan malam Sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam Nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam Nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam Nisfu Sya’ban.

Di antaranya adalah Allah akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab doa orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Semoga bermanfaat Wallahua’lam.

Rekomendasi

hadis palsu bulan Sya'ban hadis palsu bulan Sya'ban

3 Hadis Palsu Tentang Bulan Sya’ban

peristiwa keutamaan bulan sya'ban peristiwa keutamaan bulan sya'ban

Peristiwa dan Keutamaan Bulan Sya’ban Menurut Sayyid Muhammad

amalan nisfu sya'ban amalan nisfu sya'ban

Lakukan Tiga Amalan Ini di Malam Nisfu Sya’ban

berpuasa di bulan sya'ban berpuasa di bulan sya'ban

Alasan Rasulullah Banyak Berpuasa di Bulan Sya’ban

Nadia Labiba
Ditulis oleh

Santri Tahfidz Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuwangi Jawa Timur

Komentari

Komentari

Terbaru

menjamak shalat perempuan istihadhah menjamak shalat perempuan istihadhah

Ketentuan Menjamak Shalat bagi Perempuan Istihadhah

Ibadah

hukum berwudu perempuan haid hukum berwudu perempuan haid

Hukum Berwudu bagi Perempuan Haid

Kajian

pandangan islam praktik perdukunan pandangan islam praktik perdukunan

Pandangan Islam tentang Praktik Perdukunan

Kajian

perempuan haid thawaf ifadhah perempuan haid thawaf ifadhah

Bolehkah Perempuan Haid Tetap Melaksanakan Thawaf Ifadhah?

Ibadah

Perempuan haid dapat pahala Perempuan haid dapat pahala

Apakah Perempuan Haid Dapat Pahala saat Meninggalkan Kewajiban Agama?

Ibadah

ketentuan badal haji syaratnya ketentuan badal haji syaratnya

Ketentuan Badal Haji dan Beberapa Syaratnya

Kajian

mahar berupa hapalan alquran mahar berupa hapalan alquran

Bolehkah Memberi Mahar Berupa Hapalan Alquran?

Kajian

Boleh Membunuh Orang Murtad Boleh Membunuh Orang Murtad

Apakah Boleh Membunuh Orang Murtad?

Kajian

Trending

tujuh sunnah ibadah haji tujuh sunnah ibadah haji

Apa yang Harus Dilakukan Jika Seseorang Meninggalkan Rukun Haji?

Ibadah

menyisir rambut perempuan haid menyisir rambut perempuan haid

Haruskah Mengumpulkan Rambut yang Rontok saat Haid?

Ibadah

perempuan ceramah depan lelaki perempuan ceramah depan lelaki

Bolehkah Perempuan Ceramah di Depan Lelaki?

Kajian

menjamak shalat perempuan istihadhah menjamak shalat perempuan istihadhah

Ketentuan Menjamak Shalat bagi Perempuan Istihadhah

Ibadah

harus tahu perempuan nifas harus tahu perempuan nifas

Cara Menghitung Masa Nifas saat Keguguran

Ibadah

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Ibadah

menyisir rambut perempuan haid menyisir rambut perempuan haid

Hukum Menyisir Rambut bagi Perempuan Haid

Muslimah Daily

cara Memandikan jenazah perempuan cara Memandikan jenazah perempuan

Tata Cara Memandikan Jenazah Perempuan

Ibadah

Connect