Ikuti Kami

Ibadah

Makna Esensial Ibadah Kurban

Makna Esensial Ibadah Kurban

BincangMuslmah.Com- Ali Syari’ati dalam Haji menuliskan bahwa Nabi Ismail yang dikurbankan oleh Nabi Ibrahim hanyalah sebuah simbol dari setiap sesuatu yang dapat melemahkan iman manusia. Hal ini menghalangi ‘perjalanan’ -spiritual-, yang membuat manusia memikirkan kepentingan pribadinya dan tidak mendengarkan pentintah Allah. Memaksa manusia melarikan diri, serta setiap sesuatu yang membutakan mata dan telinga. Maka, Ismail hanya simbol dari manusia, pangkat, kedudukan, benda/materi, realita, kekuasaan, istri, pekerjaan dan sedala sesuatu yang memalingkan hamba kepada Tuhannya.

 

Pengurbanan Ismail, Pengorbanan Ibrahim

Peristiwa kurban berakar dari Nabi Ibrahim yang merasakan kesepian, sebab hingga ia sampai berumur senja tidak kunjung mendapat karunia seorang anak. Penantian itu begitu lama. Hingga kemudian ia mendapat karunia seorang putra yang kemudian ia beri nama Ismail. Pasti, anak itu begitu ia sayangi dan ia cintai.

Hingga pada usia yang telah ditentukan, Allah memerintahkannya untuk mengurbankan Nabi Ismail. Tentu, ini adalah perintah yang begitu berat bagi Nabi Ibrahim. Ia harus mengurbankan anak laki-laki yang begitu ia cintai. Batinnya amat terguncang. Mungkin bisa kita bayangkan, kiranya, kekayaan apa yang lebih berharga daripada seorang anak? Namun, wahyu tetaplah wahyu, dan harus ia lakukan.

Dalam proses hendak mengurbankan itu, setan selalu menggoda dan menghasut. Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa setan berupaya untuk membuat ragu Sarah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Akan tetapi, ketiganya kokoh pada keimanan, jika itu yang diperintahkan oleh Allah, maka mereka pasti akan melaksanakannya. Sebelum melaksanakan perintah itu, Nabi Ibrahim bermusyawarah dengan Nabi Ismail. Dan, tanpa ragu, anak laki-laki itu mengiyakan, sebab itu adalah perintah Tuhan. (Q.S. ash-Shaffat:102)

Baca Juga:  Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Ketika Nabi Ismail hendak disembelih, ia masih sempat bertanya kepada ayahnya, “Wahai Ayah, sesungguhnya aku tidak mempunyai pakaian untuk kain kafanku selain dari yang kukenakan ini, maka lepaskanlah kain ini agar engkau dapat mengafaniku dengannya.” Perkataanya ini benar-benar menunjukkan bahwa keduanya telah siap dengan keimanan dan keikhlasan yang tidak dapat lagi diukur.

Nabi Ibrahim pun menengkurapkan wajahnya, agar ia tidak melihat wajah anaknya saat proses penyembelihan. Lalu, turunlah firman Allah, “Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.” (Ash-Shaffat: 104-105). Dan di belakang mereka, Allah telah menyiapkan seekor kambing gibas putih, gemuk, dan bertanduk. Maka, Nabi Ibrahim menyembelih hewan tersebut.

 

Korban Demi Mencapai Qurbaan

Pengorbanan Nabi Ibrahim adalah pembuktian atas keimanan yang membuatnya semakin dekat (qurbaan) kepada Allah. Menurut Gus Mus, dalam Saleh Ritual, Saleh Sosial, seandainya Allah tidak menggantikan Nabi Ismail dengan seekor kambing, maka yang menjadi korban adalah keduanya. Sang anak menderita sebab meninggal karena disembelih, sedangkan sang ayah juga menderita sebab kehilangan putranya.

Namun, kenyataannya Allah tidak menghendaki keduanya menjadi korban. Sebab, Allah menakdirkan demikian hanya sebagai cobaan untuk menguji kesetiaan, kebaktian, keihkhlasan, serta ketakwaan atas perintah kepada keduanya.

Pengorbanan keduanya menjadi cerminan untuk setiap manusia. Makna Kurban ialah memberikan atau melepaskan setiap apa yang seorang hamba cintai. Bahkan untuk sesuatu yang sulit terbayangkan apabila tiba-tiba harus ia lepaskan, pasti akan sangat sulit ia lakukan. Namun, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berhasil melewati masa-masa itu. Betapa keduanya totalitas dalam pengambaan kepada Allah.

 

Kurban: Mengorbankan Simbol-Simbol ke-Ismalil-an dalam Diri

Esensi dari momen kurban bukan terletak pada pengurbanan hewan ternak. Akan tetapi, dalam peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memberikan isyarat bahwa manusia harus mengurbankan  -menyembelih, membunuh, menghilangkan- sifat sifat kebinatangan -ambisi yang tidak terkontrol, rakus, menyerang, menindas- yang ada dalam diri.

Baca Juga:  Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Nabi Ismail dalam peristiwa tersebut hanyalah simbol dari setiap sesuatu yang dapat melemahkan keimanan, yang menghalangi manusia menuju ketakwaan, serta yang membutakan mata dan telinga dari kebenaran. Nabi Ismail hanya simbol dari materi/kekayaan, kedudukan, pangkat, serta kelemahan diri yang lainnya. Sifat-sifat dan kelemahan inilah yang harus dikurbankan. Oleh karena itu, Allah mengingatkan bahwa;

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin. (al-Hajj: 37)

Rekomendasi

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Makna Kesetaraan Gender dalam Islam

Mengenal Zakat Produktif di Era Modern Mengenal Zakat Produktif di Era Modern

Mengenal Zakat Produktif di Era Modern

Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam

Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam

Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba

Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba

Ditulis oleh

Alumni prodi Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel, Surabaya. Minat pada kajian Islam dan Alquran. Kini juga aktif sebagai penulis di tafsirquran.id.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Makna Kesetaraan Gender dalam Islam

Kajian

Mengenal Zakat Produktif di Era Modern Mengenal Zakat Produktif di Era Modern

Mengenal Zakat Produktif di Era Modern

Ibadah

Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam

Doa Rasulullah Mendatangkan Hidayah: Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam

Khazanah

Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba

Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Rayakan Milad ke-108 & HAN lewat Diskusi dan Lomba

Berita

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Meneladani Halaqah Ulama: Berapa Jumlah Ideal Murid dalam Satu Kelas? Meneladani Halaqah Ulama: Berapa Jumlah Ideal Murid dalam Satu Kelas?

Meneladani Halaqah Ulama: Berapa Jumlah Ideal Murid dalam Satu Kelas?

Kajian

Pandangan Imam Empat Mazhab Perihal Kentut dari Vagina Pandangan Imam Empat Mazhab Perihal Kentut dari Vagina

Pandangan Imam Empat Mazhab Perihal Kentut dari Vagina

Kajian

Perbedaan Hiwalah dan Wakalah dalam Konsep Fikih Muamalah Perbedaan Hiwalah dan Wakalah dalam Konsep Fikih Muamalah

Perbedaan Hiwalah dan Wakalah dalam Konsep Fikih Muamalah

Kajian

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Doa untuk Pengantin Baru

Ibadah

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2) Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2)

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Muslimah Talk

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama

Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama

Ibadah

Perempuan Shalat Hanya Memakai Mukena Tanpa Baju di Baliknya, Apakah Sah?

Video

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

Perbedaan Gerakan Takbiratul Ihram Bagi Perempuan

Video

Juwairiyah Binti al-Harist : Putri Pemuka Bani Mustaliq yang Dinikahi Rasulullah

Muslimah Talk

Connect