Ikuti Kami

Ibadah

Benarkah Puasa Dapat Memperlambat Penuaan?

menggabungkan rajab qadha ramadhan

BincangMuslimah.Com – Saat ini umat Muslim di seluruh dunia sedang menjalankan salah satu kewajiban yang termaktub dalam rukun Islam yang lima yakni menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan. Perintah puasa ini sesuai dengan Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah (2) : 183)

Selama menjalankan ibadah puasa, kita diharuskan untuk menahan diri dari makan, minum dan melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa lainnya. Tubuh yang terbiasa menerima asupan makanan yang lezat dan tinggi kalori setiap harinya akan mengalami perubahan yang pada sebagian orang mengakibatkan lemas, mual, mengantuk dan lain sebagainya.

Namun tahukah kita bahwa dibalik ketidaknyamanan di atas ternyata puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh salah satunya adalah mengembalikan kondisi vitalitas organ tubuh menjadi lebih muda.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Shinya dalam bukunya yang berjudul Keajaiban Enzim Awet Muda bahwa puasa dapat membangkitkan enzim awet muda dan kemampuan regenerasi tubuh.

Menurut seorang Ahli Biologi Sel dari Jepang, Yoshinori Oshumi yang memenangkan Penghargaan Nobel Bidang Fisiologi dan kedokteran pada 2016, puasa dapat mengaktifkan autofagi dalam tubuh manusia. Autofagi berasal dari bahasa Yunani yakni auto (sendiri) dan phagein (memakan), yang secara etimologisnya dapat diartikan sebagai ‘memakan diri sendiri’.

Dalam perbendaharaan Biologi Sel, autofagi adalah proses sel-sel dapat memakan dirinya sendiri untuk menghancurkan dan mendaur ulang komponen-komponen atau bagian sel yang sudah tua dan tidak berfungsi lagi yang dapat mendorong pembaruan sel secara perlahan dan menghambat penuaan dini.

Sebagaimana dilansir dari website Psikologi Universitas Muhammadiyah Magelang, autofagi sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup dan menjaga sel tetap sehat, tanpanya sel-sel tubuh manusia tidak akan bertahan. Ibaratnya, autofagi adalah sistem pembuangan limbah dalam sel yang dapat memberihkan sampah-sampah yang menumpuk dan mengganngu fungsi sel.

Uniknya, autofagi tidak dapat terjadi ketika sel ‘kenyang’ karena banyaknya pasokan nutrien karena autofagi adalah respon adaptasi sel ketika mengalami stres berupa lapar. Ketika sel lapar, mereka mengkonsumsi protein dari organ sel yang telah rusak yang ada dalam diri mereka sendiri agar memperoleh bahan bakar untuk terus hidup.

Selain itu, selama berpuasa terjadi matabolix switch atau perubahan arah metabolisme dari penggunaan glukosa dari karbohidrat menjadi pengoptimalan asam lemak dari tubuh. Penggunaan lemak ini menyebabkan simpanan lemak berkurang sehingga dapat memperbaiki komposisi tubuh.

Selain itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University yang dipimpin  oleh Dr. Takayuki Teruya yang dimuat dalam Jurnal Nature 2019 menyatakan bahwa puasa terlihat sebagai proses pasif di mana tubuh seolah-olah beristirahat untuk sementara waktu. Namun ternyata, saat tubuh dalam keadaan lapar terjadi peningkatan aktivitas metabolisme. Hasil metabolit yang terbentuk menunjukkan bahwa selama berpuasa terjadi perbaikan pembakaran energi oleh mitokondria, peningkatan aktivitas pembersihan sampah sel dan peremajaan sel di seluruh tubuh.

Penelitian ini juga mengungkap bahwa puasa ternyata mampu memingkatkan kandungan senyawa asam amino purine dan pyrimidine. Peningkatan senyawa asam tersebut adalah tanda meningkatnya pembentukan antioksidan seperti ergothioneine dan carnosine yang dapat melawan radikal bebas akibat oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dan penyakit kronis.

Selain itu riset yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Georgia State University menemukan adanya molekul yang diproduksi ketika tubuh minim asupan karbohidrat di mana kondisi tersebut dapat memperlambat proses penuaan di sistem vaskular. Sebagaimana dilansir dari republica.co.id sudah ada penelitian terdahulu mengenai hubungan antara sedikit makan dengan perlambatan penuaan. Ming-Hui Zou, seorang peneliti senior mengatakan bahwa berpuasa membuat tubuh memproduksi beta-hydroxybutane yang dapat menghambat penuaan sel yang biasa disebut senescene. Sebaliknya, ketika kita makan dalam jumlah yang banyak, beta-hydroxybutane akan tertekan dan mengakibatkan penuaan lebih cepat terjadi.

Tentunya agar mampu mendapatkan manfaat berpuasa secara optimal kita juga harus mulai bijak dalam memilih menu buka puasa seperti hindari makanan yang terlalu manis dari karbohidrat sederhana yang dapat meningkatkan proses glikasi yang dapat mempercepat penuaan, seperti gula pasir, gula sukrosa dan fruktosa yang ada dalam minuman kemasan, tepung-tepungan, dan nasi.

Selain itu hindari juga mie, pasta dan roti karena masakan ini memiliki karbohidrat kompleks yang sifatnya sama dengan karbohidrat sederhana. Mulai mengkonsumsi karbohidrat yang lebih sehat yang kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan seperti nasi merah, nasi hitam, ubi-ubian, oat dan sayuran serta buah-buahan kaya warna. Juga hindari makanan yang mengandung lemak jenuh seperti gorengan, martabak, dan makanan kaya santan.

Apabila kita ingin mencegah penuaan dini maka kita dapat menjaga diri untuk tidak makan secara berlebihan ketika berbuka puasa. Selamat mencoba dan menjalankan ibadah puasa.

Rekomendasi

puasa qadha halal bi halal puasa qadha halal bi halal

Lebih Utama Puasa Qadha atau Halal bi Halal?

tiga macam puasa diwajibkan tiga macam puasa diwajibkan

Tiga Macam Puasa yang Diwajibkan

Benarkah Ibadah Puasa Meneguhkan Spiritualitas?

lailatul qadar 4 malam lailatul qadar 4 malam

Selain Lailatul Qadar, Ini 4 Malam yang Diberikan kepada Rasulullah

Ditulis oleh

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Peneliti Pendidikan Islam

Komentari

Komentari

Terbaru

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Kajian

4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk? 4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk?

4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk?

Kajian

Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun

Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung  Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung 

Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung 

Kajian

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya

Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya

Kajian

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect