Ikuti Kami

Diari

Mengambil Pelajaran dari Seorang Murid

orangtua dan guru perempuan berprofesi guru
getttimages.com

BincangSyariah.Com – Dikutip dari Futuhat al-Makkiyah karya Ibn al-‘Arobi al-Hatimi. Pada suatu pagi, seorang murid datang melapor pada gurunya “Wahai guru, semalam aku shalat malam dan menghatamkan bacaan Qur’anku. Lengkap. 30 Juz.”

Sang guru tersenyum, “ Ahsanta. Bagus Nak, nanti malam ketika kau membacanya lagi, tolong hadirkan bayangan diriku di hadapanmu. Bayangkan seolah-olah aku di sana menyimak bacaanmu”.

Esok harinya, sang murid datang dan melapor lagi, “Wahai guru, semalam aku hanya sanggup menyelesaikan separuh dari al-Qur’an”

“Ahsanta, engkau telah berbuat baik.” sang guru tersenyum padanya. “Nanti malam, ketika kau melakukannya lagi, tolong hadirkan wajah para sahabat Nabi yang mulia. Yang telah mendengar dan menerima bacaan itu langsung dari Rasulullah. Rasakanlah baik-baik. Bayangkan mereka ada membersamaimu menyelesaikan bacaan.”

“Baik guru”. Sang murid bersemangat menerima tantangan dari guru kesayangannya.

Tapi di pagi harinya, raut muka sang murid tampak sendu “Wahai guru, semalam bahkan aku hanya bisa menyelesaikan sepertiga al-Qur’an.

“Alhamdulillah”, kata sang guru sambil menepuk pundaknya “Nanti malam, bacalah al-Qur’an lebih baik lagi, sebab yang akan hadir untuk menyimak bacaanmu kali ini adalah Rasulullah. Rasul yang kepadanya al-Qur’an diturunkan”.

Pagi-pagi buta, seusai shalat Shubuh, sang guru kembali bertanya “Bagaimana shalat dan bacaan Qur’anmu semalam nak?”

Sang murid tertunduk lesu “Aku hanya mampu menyelesaikan satu juz guru, itu pun sangat susah sekali”

“Masya Allah, teruskan kebaikan itu Nak. Nanti malam, hadirkan Allah azza wa jalla di hadapanmu meskipun memang selama inipun Allah selalu mendengar bacaanmu. Jika kau tak melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu.  Hadirkan Allah. Dia pasti mendengar dan menjawab apa yang kau baca”.

Di hari berikutnya, ternyata sang murid terbaring sakit. Sang guru yang mendengar kabar itu pun bergegas menjenguknya “Apa yang terjadi denganmu?”

Sang pemuda tersedu berlinang air mata “Demi Allah wahai guru, semalam aku tak mampu menyelesaikan bacaanku. Walau hanya bacaan al-Fatihah sekalipun. Di ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, mulutku kelu. Aku merasa sedang berdusta. Di mulut kuucap hanya pada-Mu ku menyembah, tapi di lubuk hatiku, aku sering memperhatikan selain Dia. Ayat itu tak mau keluar dari lidahku. Aku terus menangis tapi tetap saja tak mampu menyelesaikannya.

Sang guru terpaku. Baru kali ini ia melihat seorang hamba sangat pasrah dan berserah pada Tuhannya.

Baca Juga:  Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 5)

“Mulai hari ini, engkaulah guruku dan aku adalah muridmu. Ajarkan padaku apa yang telah kau dapat. Sebab meski ku perintahkan engkau untuk itu, aku sendiri belum pernah sampai pada pemahaman yang kau dapat di malam tadi.”

Demikianlah, kisah ini mengajarkan kita bahwa pejuang Allah senantiasa saling membimbing untuk terus mendekat pada ridha Ilahi. Tak ada kesombongan. Tak ada keangkuhan untuk mengakui bahwa bisa jadi, seseorang yang dulu menjadi murid kita, karena kemuliaan dan keistiqamahannya, justru akan menjadi guru kita yang mengajarkan arti pengabdian dan ketaqwaan pada Allah azza wa jalla. Wallahu A’lam bis shawab…

Rekomendasi

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

orangtua dan guru perempuan berprofesi guru orangtua dan guru perempuan berprofesi guru

Peran Ganda Perempuan yang Berprofesi Guru

klasifikasi pendidik dalam alquran klasifikasi pendidik dalam alquran

Empat Klasifikasi Pendidik dalam Alquran

Ditulis oleh

Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat dan mahasiswa Pasca Sarjana UIN Jakarta Minat Kajian Tafsir dan Hadis Nabawi

Komentari

Komentari

Terbaru

Enam Hal yang Membatalkan Wudhu Enam Hal yang Membatalkan Wudhu

Benarkah Wudhu Dapat Menggugurkan Dosa?

Ibadah

Konsekuensi Ketiadaan Suara Perempuan di Lembaga Legislatif Konsekuensi Ketiadaan Suara Perempuan di Lembaga Legislatif

Konsekuensi Ketiadaan Suara Perempuan di Lembaga Legislatif

Muslimah Talk

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Profesi-profesi Perempuan di Masa Nabi Saw

Muslimah Daily

Tafsir Hadis: Benarkah Perempuan Kurang dalam Hal Akal dan Spiritual? Tafsir Hadis: Benarkah Perempuan Kurang dalam Hal Akal dan Spiritual?

Tafsir Hadis: Benarkah Perempuan Kurang dalam Hal Akal dan Spiritual?

Muslimah Talk

Lubna al-Qurthubiyah: Pejuang Literasi dari Cordoba Lubna al-Qurthubiyah: Pejuang Literasi dari Cordoba

Lubna al-Qurthubiyah: Pejuang Literasi dari Cordoba

Muslimah Talk

Rida Al-Tubuly: Farmakolog Pejuang Kesetaraan

Muslimah Talk

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Pelaku Pemerkosaan Dibela Ayahnya Pelaku Pemerkosaan Dibela Ayahnya

Sulitnya Menjegal Pelaku Pelecehan Seksual

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

ratu bilqis ratu bilqis

Tafsir Q.S An-Naml Ayat 23: Meneladani Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Politik

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Bolehkah Akikah Anak Kembar dengan Satu Kambing?

Ibadah

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Connect