BincangMuslimah.Com- Panitia Haul ke-15 Gus Dur akan menggelar acara ini pada Sabtu, 21 Desember 2024, di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan. Haul tersebut mengusung tema “Menajamkan Nurani Membela yang Lemah” untuk mengenang semangat Gus Dur dalam membela kelompok-kelompok lemah.
“Kenapa kita perlu selalu menajamkan nurani kita? Karena kita sama-sama tahu tatanan masyarakat serba terbalik. Kadang menganggap yang benar menjadi dianggap salah, yang keliru dibenarkan hanya karena diikuti banyak orang misalnya, ini oleh Gus Dur adalah sesuatu yang harus dikoreksi,” ujar Yenny Wahid dalam keterangan persnya Jumat (6/12/2024).
Pentingnya Membedakan Antara Benar dan Salah
Ia menekankan pentingnya setiap individu untuk tetap menggunakan nurani dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Terutama di tengah kehidupan yang semakin kompleks.
“Sekarang banyak tindakan tercela, menyimpang dari norma, tindakan yang bertentangan dengan nilai agama. Seolah-olah diperbolehkan saja,” ungkap Yenny.
Yenny mengingatkan bahwa banyak tindakan tercela seperti korupsi, penyimpangan norma, tindakan yang bertentangan dengan agama dan ketidakadilan terhadap orang kecil sering kali dianggap biasa dan diterima oleh masyarakat.
“Ini kan salah semua tapi banyak orang yang cenderung lebih menerima saja tetapi tidak apa-apa tapi paling tidak nuraninya harus terasah, mana yang benar dan salah. Walaupun kita tidak mampu melakukan koreksi dengan tindakan atau lisan tapi minimal dalam hati kita bisa membedakan mana yang benar dan salah. Itu kira-kira yang akan kita usung dalam haul ke-15 Gus Dur ini,” jelasnya.
Yenny menjelaskan bahwa setiap tahun tema haul selalu mencerminkan karakter Gus Dur. Salah satu nilai yang terus dikenang adalah semangat Gus Dur dalam membela kelompok yang dilemahkan oleh sistem atau keadaan seperti mustad’afin, terpinggirkan, mereka yang dipandang sebelah mata saja, Gus Dur kan selalu membela mereka.
“Banyak yang salah memahami bahwa Gus Dur selalu membela kelompok minoritas. Itu keliru. Gus Dur membela yang lemah. Ketika kelompok minoritas dilemahkan, Gus Dur membelanya.
Jika minoritas mendominasi atau melakukan intimidasi Gus Dur akan menentangnya. Demikian juga mayoritas, kalau mayoritas muslim misalnya menjadi korban maka Gus Dur akan membela mati-matian.
“Yang paling utama adalah Gus Dur selalu membela mereka yang lemah. Siapa pun mereka, yang dilemahkan oleh sistem atau keadaan lainnya,” pungkasnya.