Ikuti Kami

Muslimah Daily

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global
Freepik.com

BincangMuslimah.Com – Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Rasulullah bersabda “Pokok dari segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” Dalam ajaran Islam, posisi jihad menjadi puncak ketaatan hamba kepada Allah Swt., sebagaimana penjelasan dalam sabda Rasulullah pada hadis di atas.

Namun, seiring berjalannya waktu, makna jihad mulai bergeser sehingga pemaknaannya sering menjadi sebuah “masalah” di lingkungan masyarakat. Pada hal yang cukup ekstrem, sering kali mengaitkan “Jihad” pada hal-hal yang menuju ekstrimisme atau radikal karena perbuatan-perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab. Padahal, tindakan-tindakan ekstrem tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi nilai perdamaian dan kasih sayang.

 

Memaknai Jihad menurut para Ulama’

Seringkali mengaitkan jihad dengan istilah mujahadah an-Nafs (perjuangan melawan diri sendiri), mujahadah asy-syaythan (perjualan mealwan syaithan), mujahadah al-Kuffar (perjuangan melawan orang-orang kafir) ataupun mujahadah al-Munafiqin (perjuangan melawan kaum munafik).

Dalam sebuah hadis riwayat Fudlalah ibn ‘Ubaid, menyebutkan bahwa “..mujahid adalah orang-orang yang berjihad melawan diri sendiri di jalan Allah.” (HR. Ahmad dan Imam Hadis yang lain. Muqbil dalam ash-Shahih al-Musnad (2/156) dan al-Jami’ ash-Shahih (3/184). Ibnu Qayyim sendiri menjalaskan bahwa mujahadah an-nafs lebih utama dari pada jihad-jihad lainnya ketika seorang hamba membutuhkan perjuangan untuk menundukkan diri sendiri agar lebih taat dalam beribadah kepada Allah Swt.

Syaikh Imam Nawawi al-bantani dalam Syu’b al-Imam menjelaskan bahwa makna jihad sebagai perjuangan menahan diri dari dorongan syahwat atau hawa nafsu, serta berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab itulah rasulullah setelah memenangkan pertemupran pada perang Badar berkata kepada para sahabatnya bahwa, “Kita baru menyelesaikan jihad kecil menuju jihad yang besar, jihad an-Nafs”

Dari penjelasan-penjelasan para Imam, kita dapat memahami bahwa Jihad pada hakikatnya berusaha sekuat tenaga mencegah sifat yang merusak kehidupan di muka bumi. Makudnya, jihad yang memiliki arti usaha dan berjuang untuk menghindari kerusakan dan kemunkaran secara konsisten pada jalan kebenaran yang mendapat ridha Allah Swt dalam segalaa spek kehidupan.

Baca Juga:  Machismo, Femisida di Meksiko yang Mengatasnamakan Budaya

 

Jihad Lingkungan, Jihad Masa Kini

Krisis iklim global saat ini telah menjadi ancaman besar bagi seluruh makhluk di bumi. Suhu bumi semakin meningkat, es di kutub mencair, musim tidak menentu, kebakaran hutan meluas, dan bencana alam datang lebih sering. Semua ini berdampak langsung pada kehidupan manusia. Tanah menjadi tandus, sulit mendapatkan air bersih, dan udara tercemar. Kondisi ini bukan hanya mengganggu kesehatan fisik, tapi juga berdampak pada kestabilan sosial dan ekonomi. Kehidupan menjadi lebih sulit, terutama bagi masyarakat kecil yang paling rentan terhadap perubahan lingkungan.

Pada masa lalu, para pejuang Islam melakukan jihad untuk melawan penindasan, kezaliman, dan kerusakan akibat ulah manusia. Mereka berjuang demi keadilan dan melindungi kehidupan. Saat ini, umat Islam juga dihadapkan pada bentuk kerusakan yang berbeda, yaitu kerusakan lingkungan yang mengancam kelangsungan hidup. Krisis iklim adalah bentuk ketidakadilan baru yang dirasakan oleh seluruh manusia, tanpa memandang agama, suku, atau negara. Karena itu, jihad masa kini bisa diwujudkan dengan ikut berjuang menyelamatkan bumi.

Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam. Maka, menjaga lingkungan adalah bagian dari misi Islam untuk membawa kasih sayang, kedamaian, dan kebaikan bagi seluruh makhluk. Menyelamatkan bumi dari kehancuran adalah bagian dari jihad yang sesuai dengan semangat Islam. Melalaui berjiha dengan menjaga kebersihan, mengurangi sampah, menanam pohon, hemat energi, atau mendukung kebijakan ramah lingkungan, setiap orang bisa menjadi pejuang yang menjaga ciptaan Allah.

Allah menciptakan bumi sebagai tempat manusia beribadah. Jika bumi rusak, maka manusia akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar yang menunjang ibadahnya. Bagaimana seseorang bisa khusyuk dalam shalat jika udara penuh asap atau sulit menemukan air bersih untuk wudhu? Bagaimana seseorang bisa berpuasa dengan baik jika makanan dan air langka? Maka, menjaga bumi adalah bentuk kesungguhan dalam menjaga ibadah.

Baca Juga:  Skandal KPI, Bukti Nyata Pelecehan dan Bully Bisa di Mana Saja

 

Hukum dan Etika dalam Kewajiban Berjihad Melestarikan Alam dan Lingkungan

Pertama, alam dan lingkungan adalah ciptaan Allah Swt. Melestarikan dan melindunginya dari kerusakan merupakan bentuk syukur atas nikmat Allah. Pandangan yang menganggap seluruh isi alam semata untuk kepentingan manusia saja adalah pandangan yang keliru, karena bisa mendorong penyalahgunaan yang berujung pada kerusakan.

Kedua, seluruh ciptaan Allah di jagat raya senantiasa bertasbih memuji-Nya. Manusia memang tidak memahami bagaimana caranya, namun Al-Qur’an menegaskan: “Tujuh langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih dan memuji-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang tidak bertasbih memuji-Nya, hanya saja kalian tidak memahaminya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang lagi Maha Pemaaf.” (QS. al-Isra: 44).

Ketiga, hukum yang berlaku di alam adalah hukum Allah berdasarkan kelangsungan ciptaan. Dengan kekuasaan-Nya, Allah dapat menentukan sesuatu di luar hukum dan pemahaman manusia. Semua itu adalah sunnatullah yang pasti berlaku. Sebagaimana firman Allah: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon, binatang melata, dan banyak manusia. Namun banyak juga manusia yang ditetapkan azab atasnya. Barang siapa dihinakan Allah maka tidak ada yang dapat memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. al-Hajj: 18).

 

Alam adalah Amanah yang Besar

Keempat, manusia bukan satu-satunya komunitas yang hidup di dunia. Allah berfirman: “Dan tiadalah binatang di bumi dan burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan mereka adalah umat seperti kalian. Tidak ada sesuatu pun yang Kami alpakan dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dikumpulkan.” (QS. al-An’am: 38). Walau manusia memiliki derajat lebih tinggi, makhluk lain juga memiliki hak hidup yang sama. Rasulullah Saw menegaskan, setiap kebaikan yang diberikan kepada makhluk hidup akan mendapat pahala.

Baca Juga:  Hukum Fanatik Mengidolakan Artis K-Pop

Kelima, perlunya melandasi hubungan antara manusia dan lingkungan dengan rasa keadilan. Dalam hal memanfaatkan hewan, Nabi Saw bersabda: “Allah memerintahkan berlaku baik dalam segala hal. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik. Hendaknya kalian menajamkan pisau dan meminimalkan penderitaan hewan yang disembelih.”

Keenam, harus menjaga keseimbangan alam ciptaan Allah. Allah berfirman: “Segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah dengan ukuran.” (QS. ar-Ra’d: 8). Dan juga: “Tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. al-Hijr: 21).

Ketujuh, alam dan lingkungan bukan hanya untuk generasi sekarang, melainkan juga untuk generasi masa depan. Alam adalah hadiah dari Allah warisan dari masa lalu hingga akhir zaman.

Sebagai penutup, Allah mengingatkan tentang amanah yang besar. “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir mengkhianatinya. Lalu manusia memikul amanat itu. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi bodoh.” (QS. al-Ahzab: 72).

 

 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Komentari

Komentari

Terbaru

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Cara Shalat Gerhana Bulan Cara Shalat Gerhana Bulan

3 Amalan yang Bisa Dilakukan Saat Gerhana Bulan

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Connect