Ikuti Kami

Berita

Kabinet Baru di Indonesia: Bagaimana Relasi Ideal Pemerintah dan Rakyat dalam al-Quran?

Tugas Seorang Pemimpin Menurut Islam
thejakartapost.com

BincangMuslimah.Com – Relasi ideal pemerintah dan rakyat merupakan pembahasan penting yang menarik dikaji saat ini. Sebagaimana pada tanggal 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029.

Satu hari setelahnya, 21 Oktober 2024 bertempat di Istana Negara, Presiden Prabowo melantik 48 orang sebagai menteri dalam Kabinet Merah Putih.

Pelantikan sejumlah pejabat baru ini tentu memberi harapan kepada rakyat, agar Indonesia menjadi negara yang lebih maju, unggul, dan harmonis.

Merespon adanya kabinet baru di Indonesia, maka bagaimanakah relasi ideal antara jajaran pemerintah dan rakyat yang tercermin dalam al-Quran?

Sebagaimana diketahui bahwa mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam, maka penting untuk mengulas dan mengetahui prinsip-prinsip relasi pemerintah dan rakyat di dalam al-Quran.

 

Sikap Ideal Pemerintah Sebagai Penyelenggara Kebijakan Negara Indonesia

Untuk mewujudkan cita-cita negara Indoneisa, penyelenggara pemerintah negara harus senantiasa menegakkan keadilan sosial sebagaimana prinsip yang terkandung dalam ayat berikut.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ۝٩٠

Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat (QS. An-Nahl: 90)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاۤءَ لِلّٰهِ ۝١٣٥

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, (Qs An-Nisa: 135)

Keadilan adalah prinsip utama dalam Islam yang termuat dalam al-Quran. Pemerintah harus bekerja keras untuk mewujudkan sistem yang adil, dimana semua rakyat mendapatkan hak yang sama tanpa diskriminasi.

Prinsip keadilan merupakan aspek utama dalam penyelenggaraan negara. Hal ini terlihat dari bagaimana Rasulullah memulai pembentukan negara Madinah, dengan membangun kesepakatan bersama seluruh elemen masyarakat dari berbagai suku dan agama yang tinggal di sana.

Baca Juga:  Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Megengan: Sejarah dan Makna Simbolis

Dalam hal ini, pemerintah berperan memastikan bahwa menerapkan undang-undang dan kebijakan secara adil, serta menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

Di samping itu, para penyelenggara pemerintahan negara harus memastikan terjaganya kualitas SDM dan pendidikan setiap rakyat.

Mewujudkan negara yang unggul memerlukan pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab menyediakan akses pendidikan yang adil dan merata.

Prinsip ini termuat dalam al-Quran yang memerintahkan umat untuk senantiasa mencari ilmu sebagaimana ayat berikut.

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١

Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadilah: 11)

Maka, penyelenggara pemerintah negara perlu memastikan setiap individu memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas, sehingga masyarakat Indonesia bisa bersaing secara global.

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa al-Quran mengandung nilai-nilai universal dan menyeluruh. Tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan. Tetapi juga memberikan panduan tentang interaksi sosial antar manusia dalam kehidupan yang beragam, termasuk dalam konteks kenegaraan.

 

Sikap Ideal Sebagai Rakyat Indonesia

Sebagai seorang rakyat, setiap individu mengemban tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kerukunan. Contohnya dengan saling menghormati, menghargai perbedaan dan bekerja sama menghindari konflik, salah satu caranya adalah dengan menegakkan dialog antar kelompok dan memupuk persatuan.

Adapun ayat al-Quran yang menyerukan perdamaian dan kerukunan sebagaimana berikut.

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ۝١٠٤

Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. Ali ‘Imran: 104)

Baca Juga:  Dispensasi Kawin: Benteng Terakhir Perkawinan Anak

Ayat tersebut menekankan pentingnya peran sekelompok orang dalam masyarakat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh berbuat ma’ruf, serta mencegah kemunkaran.

Konsep ini sangat relevan dalam menciptakan perdamaian dan kerukunan. karena mendorong masyarakat untuk bersatu dalam menyebarkan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Dengan adanya kelompok yang secara aktif mengajak pada kebaikan dan mencegah hal-hal yang merusak tatanan sosial, dapat menciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, dan rukun.

Islam Menekankan Toleransi dan Menghormati Perbedaan Keyakinan

Sebagai rakyat juga wajib menumbuhkan toleransi beragama dan sikap moderat. Terlebih jika melihat kondisi Indonesia yang memiliki kemajemukan agama dan budaya.

Islam sangat menekankan toleransi dan menghormati keyakinan orang lain. Untuk mencapai toleransi, dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendukung kebebasan beragama serta mencegah radikalisme.

Prinsip ini tertera dalam ayat al-Quran berikut.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ ۝٢٥٦

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (QS. Al-Baqarah: 256)

Ayat di atas menekankan prinsip “tidak ada paksaan dalam agama,” yang berarti setiap individu berhak memilih keyakinannya tanpa paksaan. Ini menjadi dasar penting dalam menghargai perbedaan keyakinan dan menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang plural.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ ۝١٣

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa (Al-Hujurat: 13)

Ayat di atas secara jelas menunjukkan pengakuan Islam terhadap keberagaman dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Ayat ini menyoroti penciptaan manusia dari berbagai suku dan bangsa, agar mereka saling mengenal.

Baca Juga:  Meneladani Rasulullah dan Ulama Terdahulu dalam Menyambut Ramadhan

Hal demikian menunjukkan bahwa keberagaman adalah bagian dari kehendak Allah. Manusia diharapkan hidup berdampingan dalam kerukunan, tanpa memandang perbedaan etnis atau agama

Allah menutup ayat tersebut dengan pernyataan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Ini menandakan bahwa agama menentukan ukuran kebaikan dan kebenaran, bukan oleh akal atau perasaan semata.

 

Refleksi Ayat-Ayat tentang Relasi Pemerintah dan Rakyat

Pembahasan ayat-ayat di atas mengandung pesan penting bahwa seluruh umat muslim harus memegang teguh toleransi beragama dan sikap moderat.

Melalui paparan di atas dapat menarik kesimpulan bahwa pemerintah dan rakyat dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita Indonesia yang bebas dari diskriminasi, tidak ada rakyat yang tertinggal dan keadilan semakin meluas.

Pemerintah berperan dalam merumuskan kebijakan yang inklusif, memperbaiki sistem sosial, serta memastikan akses yang merata ke pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Di sisi lain, rakyat juga perlu aktif berpartisipasi dalam membangun kesadaran sosial, mendukung program pemerintah, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, toleransi, dan keadilan.

Rekomendasi

Mahasiswa Magister Studi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Komentari

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect