Ikuti Kami

Ibadah

Hukum Orang yang Belum Berhaji Menjadi Badal Haji

Belum Berhaji Menjadi Badal Haji
foto: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Badal haji adalah ibadah haji yang dilakukan seseorang atas nama orang lain yang sudah meninggal atau tidak mampu berangkat sendiri karena meninggal, faktor usia yang sudah lanjut, atau kesehatan yang tidak lagi memungkinkan. Yang menjadi pertanyaan adalah, orang yang belum berhaji menjadi badal haji?

Syarat Wajib Haji

Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim ketika sudah memenuhi syarat wajib haji. Di antaranya, orang yang menunaikan haji adalah seorang muslim, baligh, berakal, merdeka, memiliki biaya, mampu melakukan perjalanan dan aman saat melakukan perjalanan. Ketika seorang muslim sudah memenuhi syarat-syarat ini maka ia wajib untuk melakukan haji. 

Hukum Menggantikan Haji Orang Lain

Akan tetapi, karena berbagai alasan, haji tidak bisa dilakukan secara mandiri, sehingga ditunaikan oleh orang lain untuk menggantikannya. Menggantikan haji untuk orang lain ini diperbolehkan di dalam Islam, termasuk menggantikan haji orang tua. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra:

جَاءَ رَجُلٌ إلى النبيّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: إنَّ أَبِي ‌مَاتَ وَلَمْ يَحُجَّ حجَّةَ الْإِسْلَامِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ الله – صلى الله عليه وسلم -أرأيت لو كان على أبيكَ دين أكنتَ تَقْضِيْهِ عَنْهُ؟  قال: نعم، قال: فإنّهُ دَيْنٌ عَلَيْهِ فَاقْضِهِ

Artinya: Seorang laki-laki mendatangi Nabi saw., seraya berkata: sesungguhnya ayahku telah wafat, sedang ia belum melaksanakan haji dengan haji secara Islam. Lalu Rasulullah saw. bersabda, “bagaimana pendapatmu seandainya ayahmu memiliki kewajiban hutang? apakah kamu akan melunasi hutang tersebut atas namanya?” Laki-laki tersebut menjawab, “iya.” Rasulullah saw. bersabda, “sesungguhnya haji tersebut adalah hutang bagi ayahmu maka lunasilah hutang tersebut”.

Baca Juga:  Doa Memohon Perlindungan untuk Anak

Hukum Orang yang Belum Berhaji Menjadi Badal Haji

Dari hadis yang telah dibahas sebelumnya dipahami bahwa anak boleh menggantikan haji atas nama orang tuanya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menggantikan haji seseorang tidak dilakukan secara bebas. 

Dengan kata lain, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi ketika ingin menggantikan haji orang lain. Salah satu ketentuan tersebut adalah orang yang menggantikan haji adalah orang sudah pernah menunaikan haji untuk dirinya sendiri. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Ahmad bin Abdul Razaq di dalam kitab Fatāwa al-Lajnah al-Dāimah juz. 11 hal. 50:

لا يجوز للإنسان أن يحج عن غيره قبل حجه عن نفسه، والأصل في ذلك ما رواه ابن عباس رضي الله عنهما «أن النبي صلى الله عليه وسلم سمع رجلا يقول: لبيك عن شبرمة، قال: “حججت عن نفسك؟ ” قال: لا، قال: “حج عن نفسك، ثم عن شبرمة

Artinya: “Tidak boleh bagi manusia untuk melakukan haji atas nama orang sebelum melakukan haji untuk dirinya sendiri. Dalil dari pendapat ini dari riwayat Ibn Abbas ra. Nabi SAW mendengar seorang laki-laki berkata, aku datang ke Baitullah (atas nama) Syabarmah. Rasulullah bersabda, apakah kamu sudah menunaikan haji untuk dirimu sendiri? Laki-laki itu menjawab, tidak. Rasulullah bersabda, tunaikan haji untuk dirimu sendiri, kemudian tunaikan atas nama Syabarmah.”

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak memang bisa menggantikan haji untuk orang tuanya. Akan tetapi, jika anak itu sendiri belum melakukan haji, maka ia tidak boleh menunaikan haji untuk orang tuanya. Karena haji adalah ibadah individual sehingga seseorang harus menunaikan haji untuk dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum menghajikan orang lain. Wallahu a’lam. 

Rekomendasi

Makna Simbolis Wukuf Arafah Makna Simbolis Wukuf Arafah

Makna Simbolis Wukuf di Arafah

Tiga macam ibadah haji Tiga macam ibadah haji

Tiga Macam Ibadah Haji, Apa Saja?

Hukum Menjual Kulit Sapi Kurban Hukum Menjual Kulit Sapi Kurban

Hukum Menjual Kulit Sapi Kurban

7 Keutamaan Melakukan Ibadah Kurban 7 Keutamaan Melakukan Ibadah Kurban

7 Keutamaan Melakukan Ibadah Kurban

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Retno Marsudi: Diplomat Handal dengan Segudang Prestasi

Diari

Cara mendidik anak Nabi Ibrahim Cara mendidik anak Nabi Ibrahim

Teladan Rasulullah Sebagai Kepala Keluarga

Khazanah

Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid? Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid?

Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid?

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

Tafsir Surah al-Ahzab Ayat 21: Rasulullah Teladan Bagi Manusia

Khazanah

Etika Mengadakan Acara di dalam Masjid

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Keluarga

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Doa yang Diajarkan Rasulullah pada Seseorang yang Baru Masuk Islam

Ibadah

Doa Nabi Adam dan Siti Hawa saat Meminta Ampunan kepada Allah

Ibadah

Doa menyembelih hewan akikah Doa menyembelih hewan akikah

Doa yang Diucapkan Ketika Menyembelih Hewan Akikah

Ibadah

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Mengeraskan Bacaan Niat Puasa Mengeraskan Bacaan Niat Puasa

Doa Qunut: Bacaan dan Waktu Pelaksanaannya

Ibadah

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

mona haedari pernikahan anak kdrt mona haedari pernikahan anak kdrt

Suami Boleh Saja Memukul Istri, Tapi Perhatikan Syaratnya!

Kajian

Connect