BincangMuslimah.Com – Ibnu Atah’illah yang populer dengan kitab tasawuf berujudul al-Hikam mewariskan karya tasawuf lainnya, salah satunya at-Tanwir fii Isqath at-Tadbir. Kitab ini berisi kumpulan nasihat tentang kehidupan, menjalani hidup dengan tidak overthinking, seimbang antara ikhtiar dan tawakkal. Dalam karya tersebut, terdapat beberapa doa yang bisa diamalkan agar tidak overthinking.
Doa ini bisa dibaca kapanpun dan alangkah baiknya dibaca setelah shalat. Berikut beberapa doanya,
اللَهُمَّ ادْخِلْنَا رِيَاضَ التَفْوِيْضِ وَ جَنَّاتِ التَسْلِيْمِ وَ نَعِّمْنَا بِهَا وَ فِيْهَا وَ اجْعَلْ أَسْرَارَنَا مَعَكَ لَا مَعَ نَعِيْمِهَا وَ لَذَّتِهَا وَ لَذِّذْنَا بِكَ لَا بِزِيْنَتِهَا وَ بَهْجَتِهَا اللَّهُمَّ أَشْرِقْ عَلَيْنَا مِنْ أَنْوَارِ الإِسْتِسْلَامِ إِلَيْكَ وَ الإِقْبَالِ عَلَيْكَ مَا تَبْتَهِجُ بِهِ أَسْرَارُنَا وَ تَتَكَمَّلُ بِهِ أَنْوَارُنَا اللَّهُمَّ إِنَّكَ قَدْ دَبَّرْتَ كُلَّ شَيْءٍ قَبْلَ وُجُوْدِ كُلِّ شَيْءٍ وَ قَدْ عَلِمْنَا أَنَّهُ لَنْ يَكُوْنَ إِلَّا مَا تُرِيْدُ وَ لَيْسَ هَذَا العِلْمُ نَافِعًا لَنَا إِلَّا أَنْ تُرِيْدُ فَرُدَّنَا بِخَيْرِكَ وَ ارْفَعْ شَأْنَنَا بِفَضْلِكَ وَ اقْصُدْنَا بِعِنَايَتِكَ وَ حُفَّنَا بِرِعَايَتِكَ وَ اكْسِنَا مِنْ مَلَابِسِ أَهْلِ وِلَايَتِكَ وَ ادْخِلْنَا فِى وُجُوْدِ حِمَايَتِكَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: ya Allah masukkanlah kami pada surga kepasrahan dan penyerahan diri kepada-Mu, dan berilah kami kenikmatan di dalamnya. Jadikanlah hati kami selalu bersama-Mu, bukan bersama kenikmatan dan kesenangannya. Jadikanlah hati kami bersama-Mu bukan bersama hiasan dan kemegahannya.
Ya Allah, pnacarkanlah kepada kami sinar penyerahan diri dan menghadap-Mu yang membuat hati kami senang dan cahaya kami lebih terang. Ya Allah, Engkau telah mengatur segala sesuatu sebelum sesuatu itu ada, dan kami tahu baha itu tidak akan terjadi kecuali atas kehendak-Mu. Pengetahuan kami ini tidaklah berguna bagi kami kecuali Engkau menghendakinya. Maka, kehendakilah kami agar mendapatkan kebaikan dan karunia-Mu, jadikanlah kami tujuan perhatian-Mu, liputilah kami dengan pemeliharaan-Mu, berilah kami pakaian dari busana para kekasih-Mu, dan masukkanlah kami dalam penjagaan-Mu. Sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ada juga doa lainnya yang diajarkan oleh Ibnu Atha’illah as-Sakandari,
اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِى العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ المُسْتَسْلِمِيْنَ إِلَيْكَ وَ مِنَ القَائِمِيْنَ بَيْنَ يَدَيْكَ وَ اخْرِجْنَا مِنَ التَدْبِيْرِ مَعَكَ أَوْعَلَيْكَ وَ اجْعَلْنَا مِنَ المُفَوِّضِيْنَ إِلَيْكَ
Artinya: ya Allah, kami memohon kepada-Mu, semoga Engkau mencurahkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarganya sebagaimana Engkau mencurahkan shalwat kepada Nabi Ibrahim as. Beserta keluarganya di seluruh alam. Sungguh Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-Mu yang berserah diri kepada-Mu, senantiasa berada dalam naungan-Mu. Keluarkanlah kami dari keinginan mencampuri pengaturan-Mu atau mengharap pengaturan dari selain-Mu, dan jadikanlah kami termasuk hamba yang memasrahkan diri kepada-Mu.
Demikian dua doa dari beberapa doa yang diajarkan oleh Ibnu Athai’llah as-Sakandari dalam kitabnya, at-Tanwir fi Isqath at-Tadbir. Wallahu a’lam.