Ikuti Kami

Kajian

Mengenal Gus Dur Lewat Buku “Gus Dur di Mata Perempuan”

Gus Dur di Mata Perempuan
pinterest.com

BincangMuslimah.ComGus Dur, siapa yang tidak mengenal beliau? Nama beliau sangat dikenal dari berbagai kalangan, mulai dari politisi, akdemisi, aktivis hingga seniman. Beliau juga sangat dikenal dalam kalangan generasi muda, kok bisa? Padahal beliau telah lama wafat. Untuk mengenal Gus Dur lebih dekat, salah satunya bisa melalui buku “Gus Dur di Mata Perempuan”.

Beliau memang wafat tapi nilai-nilai yang beliau terapkan masih dilestarikan. Hal ini dilakukan oleh penggemar dan komunitas yang dibentuk oleh putri-putri beliau yaitu Gusdurian, komunitas ini mengajarkan 9 nilai Gusdur: Ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, keksatriaan, dan kearifan tradisi.

Salah satu contoh kemanusiaan yang Gus Dur ajarkan dengan mengajak untuk safari berkeliling menemui orang yang berasal dari lintas agama, mulai dari islam, kristen, katolik, hindu, budha, hingga penganut kepercayaan. Ternyata cara ini sangat efektif untuk memupuk rasa toleransi antar umat beragama, dengan bertemu dan berdialog langsung bersama teman-teman lintas agama maka prasangka dan ketakutan terhadap mereka pun hilang.

Selain dikenal sebagai Bapak Pluralisme, Gus Dur juga dikenal dengan sisi kemanusiaan yang sangat tinggi, apakah hal tersebut termasuk dalam kesetaraan gender? Ya, Gus Dur mendukung kesetaraan gender dengan praktek langsung, terutama dalam keluarga.

Seperti yang diungkapkan dalam buku “Gus Dur di Mata Perempuan” yang diterbitkan oleh Fatayat NU dan ditulis oleh perempuan-perempuan yang mengenal Gus Dur secara langsung, ada beberapa hal mendasar yang diungkapkan dalam buku tersebut mengenai Gus Dur, yakni;

Gus Dur tidak pernah memandang manusia dari jenis kelaminnya, baik laki-laki maupun perempuan. Memandang manusia baik laki-laki dan perempuan sama, sosok yang memiliki hak, kewajiban dan tanggung jawab sosial yang sama, tidak peduli dengan jenis kelamin, latar belakang dan asal, hanya melihat perilaku. Kemudian Gus Dur disebutkan dalam buku ini memiliki karakter dalam penegakan kemanusiaan yaitu semangat keislaman, segala perjuangan Gus Dur berangkat dari semangat keislaman.

Baca Juga:  Ummu Waraqah, Perempuan Pertama yang Menjadi Imam Salat Bagi Laki-laki

Bisa dikatakan Gus Dur adalah sosok berdarah biru, bukan dari kalangan orang biasa, beliau merupakan turunan dari pahlawan sekaligus ulama besar di Indonesia, pemikiran maju beliau pun juga dipengaruhi oleh keluarga inti beliau, ayah dan ibunya K.H. Wahid Hasyim dan Ibu Hj. Sholihah serta kakek dan nenek dari pihak ibu, K.H. Bisyri Sansuri dan Nyai Hj. Nur Chodijah.

Seperti yang kita ketahui bahwa kakek dan nenek Gus Dur inilah pendiri dan perintis pesantren perempuan pertama di Jawa Timur. Sedangkan ayah beliau KH. Wahid Hasyim menjadi pelopor sekolah hakim perempuan pertama pada tahun 1950-an, saat beliau menjadi menteri agama, tidak lupa pula kakek Gus Dur yaitu KH. Hasyim Asyari yang menjadi pahlawan nasional.

Tidak heran jika pemikiran Gus Dur lebih maju pada saat itu, memandang perempuan sebagai manusia utuh, tanpa ada pembedaan, menjadikan perempuan sebagai teman berjuang dan bekerja sama. Seperti kesaksian Ibu Sinta, istri Gus Dur dalam buku “Gus Dur di Mata Perempuan”.

Gus Dur mendampingi dan membantu tugas reproduksi yang dialami Ibu Sinta, selalu mengantar memeriksakan kehamilan , ketika anaknya lahir membantu mengasuh bayi-bayinya. Beliau mengganti popok bayinya tengah malam saat menangis. Setelah mengganti popok bayi selesai maka diserahkan kepada Ibu Sinta untuk disusui.

Beliau jugalah yang memasangkan bengkung (kain panjang untuk mengencangkan perut sehabis melahirkan) dengan mengitari Ibu Sinta, dengan kain sepanjang 15 meter. Urusan domestikpun Gus Dur tidak segan untuk mengerjakannya, menyapu, mencuci baju hingga memasak. Semua itu dilakukan Gus Dur dengan sukarela dan sebelum pemerintah mengampanyekan suami siaga.

Sedikit cerita di atas menunjukkan bahwa untuk memandang laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang setara adalah pondasi penting untuk melakukan kerjasama. Laki-laki dan perempuan setara karena sama-sama mempunyai hak dan kewajiban sebagai manusia, bekerjasama dan saling melengkapi adalah tugas kita semua.

Baca Juga:  10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Sikap Gus Dur merupakan teladan bagi kita semua, untuk saling menghargai perbedaan jenis kelamin yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan cara menghargai dan membantu ketika perempuan mengalami masa reproduksinya, seperti menstruasi, hamil, melahirkan hingga menyusui. Ikut bertanggung jawab atas amanah yang diberikan dengan mengurus, mengasuh dan mengasihi anak bersama-sama, tidak dibebankan pada salah satu pihak, saling membantu dan bekerjasama dalam kebaikan.

Rekomendasi

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

fisik perempuan fisik perempuan

Perempuan dan Fisiknya (2)

Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah

Sekolah Perempuan, Sebuah Harap dari Kampung Sawah

rumah tangga ibu pekerja rumah tangga ibu pekerja

Perempuan Harus Menjadi Pembelajar

Ditulis oleh

Penulis buku "Melacak Jejak Keadilan Perempuan", aktif di komunitas Perempuan Bergerak, Alumni pascasarjana UIN Malang dan anggota dari Womens Writer Asian Muslim Action Network Chapter Malang

Komentari

Komentari

Terbaru

Ketika Harapan Orang Tua Berkamuflase Menjadi Ekspektasi Tinggi: Anak Berprestasi, tapi Tidak Bahagia Ketika Harapan Orang Tua Berkamuflase Menjadi Ekspektasi Tinggi: Anak Berprestasi, tapi Tidak Bahagia

Ketika Harapan Orang Tua Berkamuflase Menjadi Ekspektasi Tinggi: Anak Berprestasi, tapi Tidak Bahagia

Keluarga

Amalan-Amalan di Hari Asyura Amalan-Amalan di Hari Asyura

Amalan-Amalan di Hari Asyura

Ibadah

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Kajian

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Muslimah Talk

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Kajian

Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Konsekuensi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Kajian

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

idul adha islam dunia idul adha islam dunia

Makna Idul Adha bagi Umat Islam Seluruh Dunia

Ibadah

Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan

Depresi Tidak Punya Anak, Baca Doa Ini agar Cepat Diberi Keturunan

Ibadah

Connect