Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Tukang Gali Kubur Menjadi Ulama

tata cara menghantarkan jenazah

BincangMuslimah.Com – Kisah tukang gali kubur menjadi ulama. Kisah ini disampaikan oleh Syekh Hisyam Al-Burhani; salah seorang ulama Damaskus. Beliau menyampaikan kisah ini dalam salah satu video ceramahnya yang saya peroleh dalam grup diskusi Uyunul Masail di telagram. Ceramah dengan bahasa Arab tersebut diterjemahkan oleh Najih Ibn Abdil Hameed.

Ada perkuburan terkenal bernama Dahdah di Damaskus. Di situ dimakamkan para wali, ulama, pejuang, dan syuhada. Di sana ada lelaki penggali kubur. Suatu hari, datang seorang wanita, ia minta penggali kubur membuat galian. Galian dibuat. Satu jam kemudian datang jenazah. Tidak diiringi banyak orang. Hanya beberapa laki-laki saja.

Peti jenazah dibuka, mayit diturunkan ke kubur. Sementara, si penggali ada di dalam menerima jenazah. Ketika hendak meletakkannya dalam kubur, tiba-tiba kuburan terbuka dan berubah menjadi taman surga.

Syekh Hisyam Al-Burhani menekankan bahwa kejadian ini nyata. Bukan hayalan. Bukan dongeng laila. Laki-laki itu pingsan karena melihatnya dan dia melihat dua orang berkuda datang, mengambil mayit dan membawanya pergi. Laki-laki penggali kubur yang menyaksikan kejadian janggal itu pun pingsan. Sementara orang-orang sekitarnya tak melihat apa-apa. Dia sendiri yang melihat.

Mereka percikkan air padanya, lalu diangkat dari kubur. Mereka bertanya, “Engkau kenapa?”

“Demi Allah aku melihat keanehan. Aku melihat begini, begini, begini (sebagaimana yang ia lihat beberapa saat).

“Mungkin itu halusinasi”, kata mereka setelah itu pergi.

Beberapa bulan kemudian, si wanita datang kedua kalinya. Ia minta agar penggali kubur membuat kuburan lagi. Kuburan pun digali. Mayit tiba dan dimasukkan ke dalam kubur. Si penggali kubur melihat taman dari surga lagi dan terlihat ada dua malaikat datang mengambil mayit itu. Namun, kali ini penggali kubur tidak pingsan.

Baca Juga:  Mengenal Sosok Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Ia segera keluar dari kubur mengejar wanita itu. “Siapa kamu wahai wanita?” “Dari mana kamu berasal?”

“Wahai lelaki, aku tertimpa musibah, mayit ini adalah anakku. Sebelumnya aku juga punya anak lain. Aku kehilangan ia beberapa bulan lalu.” Jawab wanita itu.

“Oh kamu yang punya dua anak laki-laki itu?”

“Iya, kenapa?”

“Demi Allah aku melihat keanehan. Yang pertama ketika kumasukkan kubur, terbukalah taman dari taman surga, yang kedua juga sama. Apa amalan mereka, sampai Allah memperlakukannya seperti ini, mereka mendapat kemuliaan agung.”

“Anak yang pertama, dia adalah pencari ilmu. Anak kedua bekerja sebagai tukang kayu dan memberikan kepada saudaranya semua biaya untuk menuntut ilmu. Maka, Allah membalas keduanya. Pencari ilmu dan orang yang membiayainya. Allah perlakukan keduanya seindah itu.”

Setelah melihat kejadian ini dan mendengar jawaban dari wanita itu, si penggali kubur meninggalkan kuburan menuju masjid At-Taubah. Sebuah masjid yang Syekh Hisyam Al-Burhani hidup di sana. Ayahnya, kakekny, dan buyutnya semua beramal di masjid ini. Kakek beliau bernama Syaikh Said Al-Burhani didatangi oleh si penggali kubur itu.

“Aku ingin menuntut ilmu.”

“Bagus. Umurmu sekarang 45-50 tahun. Kau lupakan hidupmu tanpa mencari ilmu. Sekarang baru mau mencari ilmu? Ada alasan apa?”, tanya Syekh Said.

“Karena aku menemui begini begini begini.” Ia menceritakan kejadian aneh yang ia alami.

Si penggali kubur mulailah mencari ilmu. Dia belajar Al-Ajurumiyah (kitab grammatikal Arab), menghafal beberapa matan dan seterusnya. Dia mulai sibuk dengan ilmu sampai dia menjadi salah satu dari ulama besar. Dia adalah Asy-Syaikh Abdurrahman Al-Haffar. Salah satu ulama besar Damaskus. Keluarganya semua setelah itu semua menjadi pencari ilmu, yang terakhir Syaikh Abdurrazzaq Al-Haffar. Salah satu ulama besar Damaskus.

Baca Juga:  Apakah Ulama Hanya Dari Kaum Lelaki?

Syekh Hisyam Al-Burhani lalu mengatakan bahwa kisah yang beliau bawakan tadi adalah untuk memberi kabar gembira bahwa seorang penuntut ilmu diperlakukan seperti itu oleh Tuhannya dengan perlakukan yang baik. Tapi, beliau memberi catatan jika niatnya benar. Tidak mencari ilmu dengan tujuan ijazah dan ditempel di dinding.

Tidak mencari ilmu agar disebut “alim”. Tidak mencari ilmu agar punya gaji untuk hidup di dunia. Itu semua tujuan duniawi yang dijadikan tujuan belakangan. Tetapi, tujuan utama adalah untuk menuruti perintah Allah sebagaimana ayat pertama yang turun di kitab Allah adalah firman Allah; “Iqra’ bismirabbikalladzi khalaq. Khalaqal insana min alaq. Iqra’ warabbukal akram. Alladzi ‘allama bilqalam. ‘Allamal insana min ‘alam”.

Demikianlah kisah tukang gali kubur menjadi ulama. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik. Di antaranya adalah betapa mulianya pencari ilmu di sisi Allah swt. Begitu pula dengan orang yang membiayai para pencari ilmu, seperti para orang tua yang bekerja keras untuk biaya studi anaknya, saudara tua atau para kakak yang membiayai studi adiknya, atau para dermawan yang telah menyisihkan hartanya untuk memberikan beasiswa para murid yang kurang mampu.

Selain itu, pelajaran berharga lainnya adalah tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Sebagaimana yang terjadi pada Syekh Abdurrahman Al-Haffar yang baru memulainya di usia yang tidak muda. Lalu, pelajaran lainnya adalah kita seharusnya ikhlas mencari ilmu karena Allah ta’ala, yakni mencari ilmu agar dapat menjalankan perintahNya. Bukan karena tendensi apapun. Insya Allah urusan dunia akan mengikuti. Wa Allahu a’lam bis shawab.

Rekomendasi

Nasihat Imam al-Haddad Bagi Penuntut Ilmu

single mom ulama besar single mom ulama besar

Kisah Ibu dari Rabi’ah Ar-Ra’yi, Single Mom yang Didik Anaknya Jadi Ulama Besar

takut mengamalkan ilmu menjauh takut mengamalkan ilmu menjauh

Bolehkah Menjauhi Ilmu karena Takut Mengamalkannya?

ilmu agama akhlak baik ilmu agama akhlak baik

Ilmu Agama atau Akhlak Baik, Mana yang Lebih Utama?

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Komentari

Komentari

Terbaru

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya? Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?

Muslimah Talk

Menunggu Jodoh dengan Elegan; Cerita dari Jomblo untuk Jomblo

Diari

Siapa Saja dari Keluarga Istri yang Menjadi Mahram Bagi Suami?

Keluarga

Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya

Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya

Muslimah Daily

Opini: Kebebasan Berekspresi dan Respek pada Agama, Adakah Jalan Tengah?

Kajian

Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem? Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem?

Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem?

Muslimah Talk

Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab

Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab

Ibadah

Pembantaian Istri Abdullah Ibn Khabbab dan Munculnya Benih-Benih Ekstremisme

Kajian

Trending

Tiga Perempuan yang Pernah Rasulullah Ceraikan

Kajian

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga? Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Bolehkah Menyetubuhi Istri dari Jalan Belakang?

Kajian

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam? Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Muslimah Rajin Shalat Tapi Tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Ibadah

ratu bilqis ratu bilqis

Tafsir Q.S An-Naml Ayat 23: Meneladani Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Politik

Kajian

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

Muslimah Talk

Bolehkah Akikah Anak Kembar dengan Satu Kambing?

Ibadah

Connect