Ikuti Kami

Ibadah

Hadis-hadis Tentang Anjuran Memandang Calon Pasangan Sebelum Menikah

bolehkah pengantin menjamak shalat
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Ternyata boleh, bahkan disunahkan untuk memandang calon pasangan. Biar ndak berujung kecewa! Tapi yang boleh dilihat cuma wajah dan bagian luar dan dalam kedua telapak tangan. Jadi keduanya cukup mewakili kondisi fisik calon pasangan. Kalau wajah, untuk mengetahui parasnya, sedangkan bagian luar dan dalam kedua telapak tangan untuk mengetahui kesuburan tubuhnya.

Dalam sebuah hadis dikisahkan tentang Mughirah ibn Syu’bah yang ingin melamar seorang gadis dari golongan Anshar. Lalu dia curhat pada baginda Nabi. Beliau bertanya, “Apakah kamu telah melihatnya?” dia menjawab “belum” Nabi Bersabda : “Lihatlah dia, karena sesungguhnya hal ini akan lebih melestarikan cinta dan kerukunan di  antara kamu berdua”. Akhirnya dia mengikuti perintah Nabi untuk melihat gadis itu, lalu menikahinya. Ia pun mengaku sangat mencintai dan memuliakan istrinya tersebut. Dalam hadis lain, Nabi bersabda :

انظر اليها فانه أحرى أن يؤدم بينكما

“Lihatlah calon istrimu, karena hal tersebut akan mengundang kelanggengan hubungan kalian berdua” (HR. Tirmidzi & Nasa’i)

Dalam hadis-hadis lain juga disebutkan;

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَأَخْبَرَهُ أَنَّهُ تَزَوَّجَ امْرَأَةً مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَنَظَرْتَ إِلَيْهَا؟»، قَالَ: لَا، قَالَ: «فَاذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ الْأَنْصَارِ شَيْئًا»

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Saw dan memberi kabar bahwa ia akan menikahi seorang perempuan dari Anshar, maka Rasulullah Saw berkata kepadanya: “Apakah kau sudah melihatnya?. Dan dia berkata: “Tidak”. Rasulullah Saw berkata: “Pergilah lalu lihatlah ia, karena sesungguhnya di mata perempuan Anshar itu ada sesuatu”.  (HR. An-Nasa’i dan Muslim)

Baca Juga:  Hukum Melaksanakan Shalat Ketika Adzan Masih Dikumandangkan, Apakah Sah?

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى مَا يَدْعُوهُ إِلَى نِكَاحِهَا فَلْيَفْعَلْ»، قَالَ: فَخَطَبْتُ جَارِيَةً فَكُنْتُ أَتَخَبَّأُ لَهَا حَتَّى رَأَيْتُ مِنْهَا مَا دَعَانِي إِلَى نِكَاحِهَا وَتَزَوُّجِهَا فَتَزَوَّجْتُهَا

Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ketika seseorang dari kalian hendak meminang seorang perempuan, lalu dia melihat sesuatu yang bisa mendorongnya untuk menikahinya, lakukanlah.” Jabir bin Abdullah berkata, “Aku pernah meminang seorang perempuan. Aku menyembunyikan diri darinya sampai aku dapat melihat dari dirinya sesuatu yang mendorongku untuk menikahinya.” (HR. Abu Dawud)

حدَّثَنَا مُعَلًّى، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لَهَا: ” أُرِيتُكِ فِي المَنَامِ مَرَّتَيْنِ، أَرَى أَنَّكِ فِي سَرَقَةٍ مِنْ حَرِيرٍ، وَيَقُولُ: هَذِهِ امْرَأَتُكَ، فَاكْشِفْ عَنْهَا، فَإِذَا هِيَ أَنْتِ، فَأَقُولُ: إِنْ يَكُ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ يُمْضِهِ “

Musaddad menyampaikan kepada kami dari Hammad bin Zaid, dari Hisyam, dari ayahnya bahwa Aisyah berkata, “Rasulullah Saw berkata kepadaku, ‘Aku pernah melihatmu dalam mimpiku, malaikat datang membawamu dalam balutan sepotong kain sutra. Dia lalu berkata, ‘Inilah istrimu.’ Akupun membuka kain yang menutupi wajahmu, ternyata itu engkau.’ Lalu aku berkata, ‘Jika ini merupakan ketetapan dari Allah, maka itu akan terjadi!” (HR. Bukhari)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ، قَالَ: خَطَبْتُ امْرَأَةً، فَجَعَلْتُ أَتَخَبَّأُ لَهَا، حَتَّى نَظَرْتُ إِلَيْهَا فِي نَخْلٍ لَهَا، فَقِيلَ لَهُ: أَتَفْعَلُ هَذَا وَأَنْتَ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِذَا أَلْقَى اللَّهُ فِي قَلْبِ امْرِئٍ خِطْبَةَ امْرَأَةٍ، فَلَا بَأْسَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا»

Baca Juga:  Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Muhammad bin Maslamah berkata, “Aku pernah melamar seorang perempuan, lalu aku melihatnya secara sembunyi-sembunyi di kebun kurma miliknya,” kemudian seseorang berkata kepada Muhammad bin Maslamah, “Apakah engkau berbuat seperti ini padahal engkau sahabat Rasulullah Saw?”

Muhammad menjawab, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Ketika Allah telah menggerakkan keinginan dalam hati seseorang untuk melamar seorang perempuan, maka tidak masalah baginya untuk melihat perempuan itu.” (HR. Ibnu Majah)

عَنْ مُوسَى بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ، أَوْ حُمَيْدَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً، فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا إِذَا كَانَ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَيْهَا لِخِطْبَةٍ وَإِنْ كَانَتْ لَا تَعْلَمُ

Dari Musa bin ‘Abdillah dari Abi Humaid atau Humaidah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila salah seorang diantara kamu meminang seorang perempuan, maka tidaklah berdosa melihatnya, apabila melihatnya itu semata-mata untuk meminangnya, meskipun perempuan itu sendiri itu sendiri tidak mengerti.” (HR. Ahmad)

Ternyata agama juga memperhatikan hal-hal yang bisa menyuburkan cinta antara pasangan dalam pernikahan. Salah satunya dengan memandang calon pasangan sebelum memastikan diri untuk melamarnya.

Tapi, ada syaratnya. Jadi sebelum melihatnya, harus dipastikan dulu apakah si calon udah bebas dari ikatan pernikahan dengan orang lain dan tidak sedang menjalani masa iddah. Kalau masih bini orang, ya janganlah. Biar gak dijuluki Penirang (perebut bini orang)! Heu! Atau dianya masih menjalani masa iddah, tahan dulu buat memandangnya sampai dia bebas dari masa iddah. Dan hendaknya, kamu juga punya keyakinan kuat bahwa lamarannya tidak akan ditolak.

Lalu bagaimana jika belum sempat melihat secara langsung? Jadi kalau tidak bisa memandang calon pasangan secara langsung, disunahkan mengirim seorang perempuan (dari pihaknya) sebagai wakilnya guna melihat keadaan calon istri. Selanjutnya, wakilnya itu yang akan menceritakan keadaan calon istrinya kepadanya. Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa Nabi Saw pernah mengirimkan seorang perempuan untuk melamar seorang perempuan yang akan dijadikan istrinya.

Baca Juga:  Ini yang Harus Dilakukan Saat Pasangan Berkata Kasar menurut Islam

Over all, dua orang yang akan bersama dalam jangka waktu yang lama bahkan selama-lamanya, tentu perlu untuk saling mengenal calon pasangannya. Konteks ‘melihat’ di sini tidak hanya tertentu pada fisik, tapi juga ‘melihat’ yakni lebih mengenal sifat, kepribadian, dan kebiasaan calon pasangannya. Oleh karena itu, tahap pertama ini juga disebut sebagai tahap ta’arruf.

Dalam masa ini, masing-masing dianjurkan untuk saling mengenal calon pasangannya, termasuk visi misi hidupnya dan tetek bengek lainnya yang penting diketahui sebelum benar-benar memilihnya untuk menjadi pendamping hidup. []

Rekomendasi

bukan dipukul pasangan kasar bukan dipukul pasangan kasar

Ini yang Harus Dilakukan Saat Pasangan Berkata Kasar menurut Islam

Menolak Ajakan Istri Berhubungan Menolak Ajakan Istri Berhubungan

Nasihat Nabi untuk Menerima Kekurangan Pasangan

Menentukan Kriteria Sekufu pernikahan Menentukan Kriteria Sekufu pernikahan

Bagaimana Seharusnya Menentukan Kriteria Sekufu dalam Pernikahan?

makna sekufu dalam pernikahan makna sekufu dalam pernikahan

Memilih Pasangan; Ikhtiar Menuju Pernikahan

Ditulis oleh

Alumni Mahad Aly Situbondo

Komentari

Komentari

Terbaru

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect