BincangMuslimah.Com – Semua orang mungkin sangat sepakat bahwa ibu adalah wanita yang harus kita hormati dan muliakan. Tidak hanya ibu yang telah melahirkan, tetapi ibu yang telah mengasuh, merawat dan menjaga kita saat kecil pun harus kita muliakan. Hal inipun telah dicontohkan oleh Nabi memuliakan ibu asuhnya sebagaimana berikut.
عَنْ أَبِيْ الطُّفَيْلِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ لَحْمًا بِالْجِعِرَّانَةِ قَالَ أَبُو الطُّفَيْلِ وَأَنَا يَوْمَئِذٍ غُلَامٌ أَحْمِلُ عَظْمَ الْجَزُورِ إِذْ أَقْبَلَتْ امْرَأَةٌ حَتَّى دَنَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَسَطَ لَهَا رِدَاءَهُ فَجَلَسَتْ عَلَيْهِ فَقُلْتُ مَنْ هِيَ فَقَالُوا هَذِهِ أُمُّهُ الَّتِي أَرْضَعَتْهُ. (رواه ابو داود)
Dari Abu Thufail r.a., berkata: “(Suatu ketika) saya melihat Nabi saw. sedang membagikan daging di daerah Ji’ranah. Kemudian ada seorang perempuan datang dan mendekat. Dan Nabi saw. pun bergegas menggelar selendangnya di tanah (mempersilahkannya duduk). Perempuan itu kemudian duduk di atas selendang tersebut. Saya bertanya: “Siapa perempuan itu?, Orang-orang menjawab: “Itu ibu (susuan) yang telah menyusui Nabi saw. (HR. Abu Daud).
Teks hadis tersebut mengisahkan tentang penghormatan Nabi saw. kepada ibu asuhnya. Di dalam kitab Aunul Ma’bud disebutkan bahwa sosok perempuan tersebut adalah Halimatus Sa’diyah. Perempuan yang berjasa mengasuh dan menyusui Nabi saw. ketika kecil.
Nabi saw. sungguh memuliakan ibu asuhnya tersebut. Menggelar selendang yang beliau pakai biasanya hanya dilakukan orang-orang Arab untuk memuliakan tamu yang agung dan terhormat. Nabi saw. justru melakukannya untuk orang yang dilupakan masyarakat Arab saat itu, yakni sosok perempuan.
Menurut Dr. Faqihuddin Abdul Qadir di dalam buku 60 Hadis Hak-Hak Perempuan dalam Islam bahwa hadis tersebut menunjukkan apresiasi dan dukungan terhadap peran domestik perempuan seperti menyusui.
Dukungan tersebut harus dilakukan dalam bentuk langkah yang nyata. Seperti apresiasi sosial dan pemberdayaan ekonomi. Mereka yang memilih mengasuh dan menyusui anaknya harus diapresiasi secara riil. Baik dengan bantuan sosial, dukungan makanan bergizi atau cuti kerja yang memadai.
Penyediaan ruang ibu menyusui di ranah publik adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap peran reproduksi perempuan dan merupakan implementasi nyata dari teks hadis ini. Bahkan Dr. Faqih menegaskan semua ini adalah sunnah dan bagian fundamental dari syariah.
Demikianlah cara Nabi saw. memuliakan ibu asuhnya, Halimatus Sa’diyah yang telah menyusuinya ketika kecil. Nabi saw. sungguh menghormati dan mengagungkannya. Bahkan rela menggelarkan selendang miliknya sebagai tempat duduk untuk ibu Halimah. Selain itu hal ini juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menghargai peran wanita yang menyusui. Dengan menyediakan tempat laktasi yang nyaman. Dan memberikan gizi dan makanan yang sehat untuk mereka. Wa Allahu a’lam bis shawab.
Pingback: Halimatus as- sa’ diyah – ima ups ima
Pingback: Mengapa Rasul Menyebut Ibu Sampai Tiga Kali dalam Sabdanya? - Bincang Syariah
Pingback: Mengapa Rasul Menyebut Ibu Sampai Tiga Kali dalam Sabdanya? - Gus azmi
Pingback: Mengapa Rasul Menyebut Ibu Sampai Tiga Kali dalam Sabdanya? | Alhamdulillah Ya Mughni Shollu Alan Nabi – Alhamdulillah
Pingback: Cara Nabi Memuliakan Ibu Asuhnya | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Rasul Menyebut Ibu sampai Tiga Kali | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Mengenal Rasulullah yang Rajin Bekerja | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Mengenal Rasulullah yang Rajin Bekerja | Alhamdulillah Sholli Ala Rosulillah – jumatberkah