BincangMuslimah.Com – Pada artikel sebelumnya (baca; Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an Bag 2) saya telah menuliskan cerita-cerita perempuan yang disebutkan dalam al-Qur’an. Banyak sekali al-Qur’an menyebutkan perempuan sebagai seorang pribadi, setidaknya kisah-kisah tersebut akan saya tulis ke dalam empat artikel bersambung.
11. Asiyah (Q.S. Al-Qashash/28: 9)
Asiyah binti Muzahim adalah istri Fir’aun yang dinobatkan oleh Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu perempuan calon penghuni surga yang paling mulia. Hal ini disebabkan karena ia adalah perempuan yang salihah dan rela disiksa demi mempertahankan keimanannya.
وَقَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ سورة القصص، الآية 9
Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.
12. Bilqis (Q.S. An-Naml/27: 23-44)
Bilqis adalah ratu di negeri Saba’ yang kemudian beriman kepada Allah Swt. setelah menyaksikan kuasaNya lewat Nabi Sulaiman a.s. Hanya saja nama Bilqi tidak disebutkan secara jelas oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an, tetapi nama tersebut disebutkan dalam riwayat-riwayat hadis.
إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ . سورة النمل 23
Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.
Kisah Bilqis tersebut dikisahkan oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an surah Al-Qashash mulai ayat 23-44. Di mana dia digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuasaan dan kekayaan yang melimpah di negerinya Saba’. Namun ia beserta semua rakyatnya tidak ada yang menyembah Allah Swt. Nabi Sulaiman a.s. pun mengiriminya surat melalui perantara burung Hud Hud. Dan setelah melalui dialog serta proses yang panjang ratu Bilqis beserta kaumnya mau menyembah Allah Swt.
13. Istri ‘Imran (Q.S. Ali Imran/3: 35-36)
Namanya adalah Hanah binti Faqudza, ia juga merupakan saudari perempuan Nabi Zakaria a.s. Ia adalah potret wanita yang salihah, sehingga ia melahirkan wanita yang salihah pula yakni Maryam ibunda Nabi Isa a.s.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ سورة آل عمران، الآية 35
(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ وَضَعْتُهَآ اُنْثٰىۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْۗ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْاُنْثٰى ۚ وَاِنِّيْ سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.”
14. Maryam binti ‘Imran
Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang disebutkan dengan jelas oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an. Bahkan namanya juga menjadi salah satu dari nama surah di dalam Al-Qur’an. Ia pun termasuk perempuan yang sempurna sekaligus perempuan calon penghuni surga yang mulia sebagaimana disampaikan oleh Nabi saw. di dalam sabda-sabdanya. Selain itu, ia adalah satu-satunya perempuan yang melahirkan tanpa dibenihi oleh seorang suami. Allah Swt. berfirman:
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاء الْعَالَمِينَ
Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, “Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu). (Q.S. Ali Imran/3: 42)
يَا مَرْيَمُ اقْنُتِي لِرَبِّكِ وَاسْجُدِي وَارْكَعِي مَعَ الرَّاكِعِينَ
Wahai Maryam! Taatilah Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (Q.S. Ali Imran/3: 43)
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا سورة مريم، الآية 16
Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur’an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis). (Q.S. Maryam/19: 16)
Kisah Maryam tersebut dapat dibaca selengkapnya di dalam surah Ali Imran dan Maryam. Tentang perjuangannya mendapatkan cemoohan kaumnya karena ia melahirkan anak tanpa suami. Padahal ia adalah perempuan ahli ibadah dan keturunan dari orang salih.
15. Istri-istri Nabi Muhammad saw.
Istri-istri Nabi Muhammad saw. banyak disebutkan oleh Allah Swt. di beberapa ayat Al-Qur’an dalam surah yang berbeda-beda. Di antaranya adalah di dalam surah dan ayat sebagai berikut.
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (Q.S. Al-Ahzab/33: 32)
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
Wahai istri-istri Nabi! Barangsiapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Ahzab/33: 30)
16. Aisyah r.a (Q.S. An-Nur/: 11-20)
Aisyah r.a. adalah salah satu istri Nabi saw. yang mendapatkan keistimewaan khusus oleh Allah Swt. Betapa tidak, Allah Swt. telah menurunkan 10 ayat khusus untuk membebaskan Asiyah r.a. dari tuduhan orang-orang yang menggosipkannya tentang skandal perselingkuhannya dengan Shafwan bin Muattal yang dikenal dengan peristiwa hadisul ifki (berita hoax).
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula). (11)
لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ
Mengapa orang-orang Mukmin dan Mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata.” (12)
(bersambung)
*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com