Ikuti Kami

Muslimah Talk

Perempuan Berperan Ganda dalam Rumah Tangga, Suami Bisa Apa?

Perempuan Berperan Ganda
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Disadari atau tidak, banyak perempuan yang berperan ganda dalam rumah tangga. Mereka tidak hanya menjalankan persoalan domestik seperti memasak, mencuci dan mengurus rumah saja. Perempuan yang berperan ganda bahkan ikut andil sebagai penggerak roda ekonomi keluarga dengan bekerja untuk mencari nafkah. 

Peran perempuan belakangan memang mengalami banyak perubahan. Misalnya, dahulu pendidikan tidaklah penting dan hanya sedikit saja yang merasakan. Kini pendidikan sangat perlu, bahkan wajib dijalani. Berbelas tahun yang lalu, perempuan dianggap tidak cakap atau kompeten pada aktivitas di luar domestik. Kini, menjadi pemimpin negara tidak lagi mustahil dilakoninya. 

Berkat perubahan ini, perempuan tidak lagi ‘sungkan’ untuk bermimpi, berkarya dan berkiprah dalam kehidupan sosial. Namun, ada satu hal yang mungkin tidak disadari oleh perempuan bekerja yaitu beban ganda dalam peran ganda.

Sebagian masyarakat kita memandang peran ganda pada perempuan bukanlah suatu masalah. Jika perempuan ingin bekerja atau ingin mengasah passion, maka ia harus ‘menyeimbangkan’ peran. Jangan sampai melupakan ‘kodrat’ dan ketentuan yang ada yaitu membereskan pekerjaan domestik dan sebagainya.  

Maka tidak heran jika di tengah-tengah masyarakat, perempuan menanggung beban ganda. Beberapa masyarakat juga kerap kali membuat ucapan ‘mengingatkan’ seperti perempuan boleh bekerja, asal tidak melupakan pekerjaan di rumah. 

Hingga pada satu titik, perempuan terpaksa harus memilih satu dari keduanya. Pilih mengurus rumah tangga atau bekerja. Meskipun sebenarnya bekerja bagi sebagian perempuan tidaklah sekedar mencari uang, melainkan bagian dari jati dirinya. 

Faktanya, bagi beberapa perempuan bekerja adalah ranah mengekspresikan diri, eksistensi, dan bebas berkarya. Selain itu, ada juga perempuan yang bekerja menjadi tulang punggung dari sisi keluarganya, sebut saja generasi sandwich. Meski telah menikah, perempuan berpikir harus tetap bekerja dengan tujuan menyekolahkan adik, menghidupi orang tua yang mulai menua dan masih banyak hal lainnya. 

Baca Juga:  Mengintip Pro dan Kontra Layanan Aborsi pada Korban Pemerkosaan, Perlukah?

Peran Ganda atau Beban Ganda?

Sebagian perempuan ada yang masih menjalankan keduanya, bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Disadari atau tidak, peran ganda sebenarnya bisa mengarah dengan ‘beban ganda’. Kenapa demikian? Coba renungkan sesaat, bukanlah hal mudah membagi waktu dalam satu tubuh. 

Perempuan yang bekerja, bangun lebih pagi dibandingkan dengan laki-laki. Bangun lebih awal tentu untuk mengerjakan pekerjaan domestik terlebih dahulu. 

Menyediakan makanan untuk sarapan, mencuci baju kotor, menyapu lantai dan merapikan bagian rumah lainnya. Tidak lupa bagi yang telah memiliki buah hati, perempuan, ibu, istri pekerja akan menyediakan segala kebutuhan anaknya. Setelah semua hal itu tuntas, barulah ibu, perempuan menyiapkan diri untuk bekerja. 

Lalu seharian penuh sibuk dengan pekerjaan di kantor atau di lapangan. Usai bekerja, ibu bukannya langsung beristirahat setelah tiba di rumah. Ia harus menyiapkan makanan untuk makan malam, merapikan rumah, dan mengurus anak. 

Begitu rutinitas yang dijalani ibu pekerja sekaligus ibu rumah tangga setiap harinya. Saat libur ibu atau perempuan pekerja tidak bisa sepenuhnya beristirahat. 

Ingat, masih ada pekerjaan rumah tangga yang tertunda selama hari kerja. Ini harus dituntaskan di hari libur. 

Tentu berbeda sekali dengan laki-laki, suami atau bapak. Konstruksi masyarakat kita tidak ‘mewajibkan’ para laki-laki mengerjakan kegiatan domestik. 

Sehingga pada hari kerja biasa ayah atau suami akan bangun pagi, tidak se-pagi ibu atau perempuan pekerja. Mereka akan bersiap ke kantor dan menyantap hidangan di atas meja. Seharian bekerja lalu pulang, makan dan langsung beristirahat.  

Jika perempuan mengeluh dan merasa lelah, masyarakat kita mungkin saja bersikap seperti “siapa suruh bekerja, makanya di rumah saja urus suami” atau “sudah resiko, jadi terima saja.” 

Baca Juga:  Ummu Salamah, Ummul Mukminin yang Gigih Suarakan Hak Asasi Perempuan

Ketika rumah tangga tidak terselesaikan, maka pihak yang paling bersalah adalah dari sang istri.  Kenapa harus bekerja? 

Suami Bisa Apa?

Jika situasinya seperti di atas, apa yang bisa dilakukan oleh suami? Ternyata pasangan, suami, ayah punya peran yang luar biasa untuk meringankan beban ganda pada perempuan. Kok bisa? Bisa. 

Meringankan bahkan menghapuskan beban ganda perempuan tidak perlu membuat laki-laki menjadi superhero. Ada cara yang bisa dilakukan untuk meringankan beban pada perempuan yang berperan ganda, di antaranya: 

Pertama, berbagi peran. Sudah semestinya di dalam rumah tangga, suami istri berbagi peran. 

Peran yang dibagi tentu disesuaikan dengan aktivitas. Dari satu sisi, urusan domestik tidak hanya dilakukan oleh perempuan saja, laki-laki juga harus terlibat. 

Misalnya, tidak hanya perempuan saja yang bangun lebih awal, lalu menyiapkan segalanya sendirian. Suami juga perlu terlibat, mungkin dengan istri yang memasak, suami merapikan rumah. 

Bisa juga jika istri mencuci baju hingga piring, suami yang membantu membangunkan anak dan menyiapkan pakaian sekolah mereka. 

Begitu pula ketika pulang bekerja. Suami jangan membiarkan istri mengerjakan sendiri dan ambil peran, sesuai dengan apa yang ia bisa. 

Kedua, ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak. Bukan zamannya lagi mengasuh anak adalah tugas ibu saja. Sudah banyak penelitian yang dilakukan jika ayah punya peran besar dalam pembentukan karakter dan mental anak. 

Ketiga, buka ruang diskusi komunikasi interaktif. Ketika suami dan istri bekerja, komunikasi perlu dihidupkan. Ungkapkan segala sesuatu yang menjadi kendala atau ganjalan. Jika istri punya kendala, diskusikan bersama dan apa jalan keluarnya. Begitulah sebaliknya. 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Ibadah

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan? Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Tanya Ustazah

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu? Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Tak Berkategori

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Muslimah Talk

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu? Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa; bukan Sekadar Makan dan Minum

Kajian

Lagu Tanda - Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran Lagu Tanda - Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran

Lagu Tanda – Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran

Muslimah Talk

Sinergi Ramadhan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian Sinergi Ramadhan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian

Sinergi Ramadan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian

Berita

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Pentingnya Musyawarah Bagi Suami Istri sebelum Mengambil Keputusan

Diari

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

Emma Poeradiredjo, Sosok Perempuan dalam Kongres Pemuda

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Parenting Islami : Peran Orangtua dalam Mendidik Anak yang Shalih dan Shalihah

Keluarga

Connect