Ikuti Kami

Khazanah

Tasawuf Jalaludin Rumi yang Banyak Berbicara tentang Perempuan

tasawuf jalaludin rumi perempuan
Young Arab female friends smiling while taking a selfie together outdoors. Friendship and youth concept.

BincangMuslimah.Com – Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair besar Persia yang juga menggeluti dunia tasawuf. Tidak jarang dalam beberapa karyanya dalam bidang tasawuf, Jalaludin Rumi menyebutkan perempuan untuk merepresentasikan buah pemikirannya akan relasi manusia dengan Tuhan. Seperti pernyataan Rumi tentang kerinduan kepada Tuhan sering diungkapkan melalui pencitraan-pencitraan feminin sebagai sifat yang melekat pada perempuan. 

Menurut Rumi, perempuan memiliki peran positif; dia merefleksikan keindahan, kelembutan, dan kasih Tuhan. Karena itu, makna sebagian puisinya ditentukan oleh persepsi dimensi kewanitaan dalam tasawuf, dimana Rumi mengatakan, “Perempuan adalah pancaran cahaya Ilahi.” 

Hal itu disebabkan oleh fakta bahwa Allah lebih mencitrakan diri melalui sifat jamaliyah-Nya, yakni Maha Pengasih (ar-Rahman) dan Maha Penyayang (ar-Rahim). Sementara laki-laki merefleksikan sifat Qahr dan keaktifan akal universal, maka perempuan mengejawantahkan kelembutan dan reseptifitas serta keindahan jiwa dalam kedamaian bersama Tuhan.

Dalam syairnya, Jalaluddin Rumi mengatakan: 

Dia tajalli sempurna Tuhan, dia bukan kekasih lelaki yang duniawai  – juga bukan makhluk, dia seakan Dzat Sang pengasih.

Perempuan adalah partuy-e (pantulan cahaya ilahi), bukan hanya yang dicintai

Tidak, konon dia bukan makhluk biasa, dia bahkan khaliq – kau dapat berkata bahwa dia tidak diciptakan.

(Rumi, Matsnawi, jilid 1 bait 2421-37)

Melalui bait syairnya tersebut, Rumi mencoba menjelaskan bahwa perempuan bukanlah makhluk biasa, ia merupakan tajalli (manifestasi) Tuhan yang sempurna. Maksud Rumi di sini bukan berarti perempuan adalah Tuhan. Namun perempuan merupakan sosok yang sangatlah sesuai dengan sifat Jamaliyah yang dimiliki-Nya. 

Di samping itu, Rumi juga ingin mengatakan bahwa sebagaimana dalam ajaran tasawuf untuk mengenali dan menuju ke hadirat Tuhan, dapat dipahami dengan perantara makhluk-Nya, dimana yang tampak paling sempurna adalah melalui diri perempuan sebab “dia berdaya cipta” seperti ungkapan Rumi dalam sajaknya.

Baca Juga:  Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Dari puisi tersebut juga dapat dipahami, bahwa Rumi memang terkesan sangat memuliakan posisi perempuan. Perempuan yang ditampilkan Rumi, bukan melalui kemolekan tubuh sehingga membuatnya selalu di nomor-duakan di tengah perilaku budaya patriarki, melainkan sebagai makhluk yang indah secara fisik sekaligus sebagai “pancaran Ilahi”. 

Sudut pandang tersebut juga membawa kesadaran tentang hakikat cinta yang Ilahiah, yaitu mencintai dengan pemahaman yang bukan hanya disebabkan nafsu alamiah, melainkan juga pengetahuan tentang nafs (jiwa), seperti konsep mahabbah yang diperkenalkan sufi perempuan, Rabi’ah al-Adawiyah

Karya-karya tasawuf Jalaludin Rumi yang mengutip tentang perempuan sebagaimana dalam bait karyanya merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran tasawuf. Ia memberi teladan bahwa sebagai yang manusia yang baik barang tentu dapat memposisikan orang lain sebagaimana potensi yang dimiliki orang tersebut— baik perempuan maupun laki-laki, keduanya memiliki kesempatan dan potensi yang sama sebagai hamba Tuhan. Sehingga kepada sesama harus saling menghargai dan tidak merendahkan satu sama lain. Wallahu a’lam bi as-shawwab.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect