Ikuti Kami

Khazanah

Meneladani Relasi Nabi Muhammad dengan Non Muslim

Kehidupan Muhammad Sebelum Nabi

BincangMuslimah.Com – Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir. Melaluinya pesan-pesan tentang Ketauhidan, Kemanusiaan, dan aturan-aturan menjalani kehidupan tersampaikan kepada manusia. Nabi Muhammad diciptakan oleh Allah bersama akhlak yang mulia. Menjadi manusia yang sangat layak untuk diteladani. Melaluinya, nilai-nilai kebaikan, termasuk hubungan kepada sesama manusia diajarkan, apapun agama atau keyakinan. Salah satunya relasi Nabi Muhammad dengan non muslim yang wajib ditiru.

Beliau adalah sosok yang sangat murah hati, toleran, mudah memaafkan, dan jiwanya lapang. Sifat-sifat baik melekat pada dirinya. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat al-Ahzab ayat 21,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya:  Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Begitu juga bagaimana sahabat menggambarkan perilaku Nabi, dari riwayat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu,

كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ رَجُلًا سَهْلًا

Artinya: Rasulullah adalah orang yang mudah

Arti “mudah” pada sikap Rasulullah adalah orang yang bagus akhlaknya, tidak menyulitkan orang lain, dan mulia perilakunya. Tidak hanya pada sesama muslim, tapi juga kepada non muslim. Hal itu dibuktikan dalam kisah-kisah beliau bersama non-muslim. Termasuk saat beliau menjabat sebagai pemimpin daulah Islam yang berpusat di Madinah, beliau menjamin keamanan orang-orang non-muslim, memberi jaminan harta dan jiwa mereka. Power yang beliau miliki justru digunakan untuk memberi keamanan seluas-luasnya.

Rasulullah juga sosok yang sangat toleransi. Tidak menyulitkan umatnya dalam urusan agama. Beliau sosok yang memberi keleluasaan bagi umatnya dalam mengekspresikan keagamaan selama tidak melanggar syariat Islam. Sebagaimana riwayat Aisyah, Ummul Mukminin tentang sikapnya yang toleransi dalam beragama,

Baca Juga:  Para Sahabat Perempuan yang Terlibat dalam Peperangan

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ قَطُّ إِلَّا أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ بِهَا لِلَّهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Maslamah, dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa dia berkata; “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasa bingung terhadap dua pilihan melainkan beliau akan memilih perkara yang lebih mudah (ringan) selama hal itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri dari padanya. Dan tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah terhadap suatu perkara, melainkan bila beliau melihat larangan Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah.”

Salah satu contoh sikap Nabi yang memiliki relasi dengan non-muslim adalah saat peristiwa Fathu Makkah, Rasulullah telah memaafkan orang-orang kafir yang sebelumnya sempat melakukan pelanggaran pada perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah juga memaafkan apa yang telah terjadi di masa lalu, sikap-sikap yang telah dilakukan oleh orang kafir kepadanya sebelum hijrah ke Madinah.

Ada juga satu kisah tentang keislaman salah seorang sahabat Nabi yang dahulu merupakan pembesar suku Daus. Ia merupakan sosok yang disegani oleh orang kafir dan memiliki relasi kekuasaan di kalangan orang Arab. Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq (W. 768 M), sejarawan asal Baghdad. Sahabat yang hendak dibahas adalah Thufail bin Amru ad-Dausy.

Baca Juga:  Momentum Bulan Maulid: Teladan Adab Nabi Dalam al-Baqarah ayat 144

Suatu hari ia mengunjungi kota Mekkah dan saat itu Rasulullah beserta pengikutnya sedang berada dalam perjalanan menuju Mekkah. Lantas, sekelompok orang Kafir Quraisy mendatangi Thufail untuk mempengaruhinya. Mereka menghasut Thufail agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Bahkan, kaum Quraisy mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah tukang sihir yang hendak menghancurkan ajarannya. Juga Nabi Muhammad difitnah sebagai orang yang memecah belah kelompok Quraisy, menjauhkan seseorang dari anggota keluarganya. Tapi Thufail tidak berbicara apapun saat orang-orang Quraisy itu sedang berusaha untuk menghasutnya. Mereka bahkan meminta Thufail untuk menantang Muhammad melantunkan syair, menandingi Thufail yang juga merupakan penyair ulung.

Sampai, akhirnya Thufail mendatangi sendiri Rasulullah. Ia menemui Rasulullah yang sedang shalat di Ka’bah dan memperhatikannya. Lalu saat Nabi berdoa, Thufail mengatakan bahwa ia mendengar kata-kata yang indah. Setelah itu, Nabi Muhammad berpaling dan menuju rumahnya. Thufail mengikutinya, lalu mengatakan pada Nabi Muhammad bahwa ia mendengar tentang Muhamamd begini dan begitu. Tapi tak disangka olehnya, kelembutan hati Rasulullah, sekalipun pada orang kafir beliau mampu meluluhkan hatinya sampai kemudian ia bersayahadat.

Begitu juga dikutip dari Muqtathifat min Kitabin min Rawa`i’ Hadrotina karya Musthofa bin Husni as-Siba’i, diceritakan bahwa Nabi Muhammad pernah menerima kedatangan sekelompok kaum Nasrani dari golongan Bani al-Habsyah dan Najron. Nabi menyambutnya, memuliakannya, dan mempersilahkan mereka memasuki masjid. Bahkan, Nabi mengizinkan mereka untuk melaksanakan ibadah mereka di masjid.

Sikap-sikap Nabi tersebut, berupa perjanjian damai dengan kaum Yahudi dan Nasrani, menghargai pemeluk agama lain bahkan dalam pelaksanaan ibadah mereka ini menunjukkan kebebasan beragama, menjaga hak pemeluk agama lain, dan menghormati sesama manusia apapun agamanya. Selama hal tersebut tidak menimbulkan kerusakan di kalangan orang muslim pada keyakinan dan akidahnya, hal tersebut diperbolehkan.

Baca Juga:  Gamila el-Alaily: Sastrawan dan Feminis Mesir

Demikian beberapa kisah mengenai relasi Nabi Muhammad dengan non muslim dalam hubungan bermasyarakat. Menghargai pemeluk agama lain, bersosial dengan mereka, dan melakukan jual beli tidak berarti merusak akidah kita. Bahkan sikap tersebut justru menunjukkan nilai-nilai Islam yang menjunjung kemanusiaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam

Meneladani Rasul Sebagai Suami kok Setengah-setengah?!

Para Perempuan Mulia pada Peristiwa Maulid Nabi Muhammad

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

41 Komentar

41 Comments

Komentari

Terbaru

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Parenting Islami : Ini Enam Keunggulan Mendidik Anak dengan Dongeng dan Cerita

Keluarga

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Muslimah Daily

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect