BincangMuslimah.Com – Kisah-kisah dalam Alquran dan hadis merupakan kisah terbaik. Kisah-kisah dalam Alquran yang diturunkan oleh Allah Swt. sebagai Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal merupakan kisah yang terbaik dibandingkan kisah lainnya. Sebagaimana diterangkan dalam surat Yusuf ayat 3:
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Alquran ini kepadamu.” (QS. Yusuf : 3).
Selanjutnya, kisah-kisah dari hadis nabawi berada sesudah runtutan kisah-kisah Alquran. Seluruh kisah dalam Alquran maupun hadis yang sahih merupakan kebenaran dan kejujuran karena menceritakan suatu kejadian tanpa mengurangi dan menambahi. Sebagaimana yang tertulis dalam surat al-Kahfi ayat 13 dan surat Ali Imran ayat 62 : “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu dengan sebenarnya.” (QS. al-Kahfi: 13).
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar.” (QS. Ali Imran: 62).
Allah Swt. menyampaikan kisah kepada kita dengan ilmu-Nya sebagai Dzat yang Menyaksikan dan Melihat. Sesuai dengan yang dijelaskan dalam surat al-A’raf ayat 7 :
“Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).” (QS. al-A’raf : 7).
Kisah dalam hadis dan Alquran memiliki dampak positif besar yang dapat meluruskan jiwa seorang hamba jika manusia percaya dan yakin bahwasanya kisah-kisah tersebut adalah kisah yang nyata dan jujur. Mereka akan memetik nasihat dan teladan dalam kisah serta mengontrol perilakunya agar senantiasa baik. Manusia harus merenungkan kondisi orang-orang terdahulu, kemudian muhasabah diri atau introspeksi diri dan mengambil pelajaran untuk dirinya.
Apabila mereka ialah orang yang saleh dan baik maka kita harus meneladaninya. Namun, apabila mereka yang dikisahkan merupakan orang yang zalim, kita tidak boleh meniru jalan hidupnya. Seperti yang tercantum dalam surat al-A’raf ayat 176 dan surat Yusuf ayat 111,
“Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf : 176). “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah berita yang dibuat-buat.” (QS. Yusuf: 111).
Kisah-kisah dalam Alquran dan hadis sahih yang senantiasa menyirami jiwa dan meneguhkan hati seperti yang disebutkan dalam surat Hud ayat 120: “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.” (QS. Hud : 120).
Kehidupan manusia di muka bumi memiliki kesesuaian dalam kelurusan dan penyimpangannya. Oleh karena itu, Alquranul karim dan hadis nabawi, keduanya memberitahukan kepada kita berita-berita di mana kita menemukan kesamaan dengan diri kita di dalamnya atau mempunyai kesamaan dengan orang-orang di sekitar kita. Seakan nas-nas tersebut selain menyampaikan kisah fulan juga memberitahu kepada kita mengenai ujian yang sedang kita alami atau kesejahteraan yang kita punya.
Nas-nas tersebut juga menyampaikan kepada kita mengenai pemimpin adil yang hidup di antara kita atau pemimpin sombong nan zalim sebagai perusak di bumi. Terkadang juga menceritakan tentang kisah kemanusiaan yang biasa. Misalnya, yang dibahas ialah seorang petani yang saleh, pedagang yang jujur nan amanah, hingga seorang manusia yang penuh kasih sayang.
Kisah-kisah dalam Alquran dan hadis nabawi menunjukkan kejadian nyata yang erat kaitannya dengan petuah Alquran dalam peristiwa yang terjadi seiring kehidupan. Serta kebanyakan manusia melihat kebenaran melalui kenyataan yang lebih gamblang dibandingkan dari pembelajaran yang ala kadarnya. Oleh sebab itu, seorang manusia yang lurus, benar, lagi jujur tabiatnya lebih berpengaruh bagi orang lain dibanding seseorang yang hanya pandai berucap tetapi perilakunya tidak sesuai.
Kesimpulannya adalah bahwa kisah dalam Alquran serta hadis nabawi yang sahih mampu meluruskan jiwa dan meneguhkan hati. Terkadang kisah tersebut terjadi di kehidupan sehari-hari kita yang dapat dijadikan sebagai pengingat dan renungan bagi kita sebagai umat muslim yang yakin dan percaya akan kebenaran dan kejujuran kisah tersebut. Agar kita introspeksi diri dan senantiasa berperilaku yang baik tidak menyimpang, serta senantiasa memberikan dampak positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Sumber
al-Asygor, Syaikh ‘Umar Sulaiman. Kisah-kisah Shahih Dalam Al-Qur’an Dan Sunnah. Surabaya: Tim Pustaka ELBA, 2017.
