Ikuti Kami

Kajian

Adab Menjenguk Orang Sakit

adab menjenguk orang sakit
Muslim woman Health visitor and a senior woman during home visit. A nurse or a doctor examining a woman.

BincangMuslimah.Com – Hak muslim atas muslim lainnya salah satunya yaitu saling menjenguk apabila ada yang sakit. Ketika menjenguk orang yang sedang sakit, seorang muslim dianjurkan meneladani adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Adab-adab tersebut di antaranya meliputi:

Membahagiakan hati orang yang sakit 

Disarankan untuk orang yang menjenguk untuk menjaga perasaan orang yang sakit. Jangan mengucapkan sesuatu kecuali hal yang membahagiakan dan memperkuat jiwa orang sakit. Anjuran lainnya yaitu agar memegang tangan, dada, atau kening orang yang sakit, menanyakan kondisinya, serta apa yang dirasakan. Dalam hadis yang berasal dari Abu Said al Khudri, Rasulullah bersabda, yang artinya :
“Apabila kalian mengunjungi orang sakit maka gembirakanlah dia dengan panjang umur (agar kesehatannya segera pulih), sekalipun hal itu tidak akan mengubah (ketentuan Allah) sedikitpun, namun akan dapat menyenangkan hatinya” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bertanya keinginan orang yang sakit

Bagi orang yang membesuk, ada baiknya jika menanyakan keinginan orang yang sakit. Dapat juga bertanya kepada seorang keluarga atau kerabatnya mengenai hal apa saja yang menjadi kesukaannya. Dalam suatu hadis yang berasal dari Anas tercantum, yang artinya:
“Nabi saw datang menjenguk seorang laki-laki yang sedang sakit. Lalu dia berkata ‘Adakah sesuatu yang engkau inginkan? Apakah engkau ingin roti?’ Orang itu menjawab, ‘Ya.’ Lalu Nabi saw mencarikan roti untuk orang itu”. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Sunni).
Meskipun begitu, orang yang sehat tidak boleh memaksakan orang sakit agar mengkonsumsi sesuatu yang tidak disenanginya. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, yang artinya :

“Janganlah kalian memaksakan suatu makanan kepada orang yang sakit di antara kalian. Karena sesungguhnya Allahlah yang memberi makan dan minum kepada mereka (sehingga meskipun mereka tidak makan tetapi mereka tetap memiliki kekuatan untuk hidup).” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga:  Kajian Dwi Mingguan Komunitas Bincang Muslimah: Ajaran Katolik, Gender, Sekularisme dan Demokrasi

Meminta orang yang sakit untuk mendoakan

Orang yang sakit merupakan orang yang menderita. Doa orang yang sedang menderita itu maqbul (diterima). Sebab, tidak ada hijab antara dia dan Allah Swt. Sebab itu, orang yang menjenguk orang sakit diperbolehkan untuk didoakan oleh orang sakit. Semisal, orang yang membesuk meminta agar dirinya diberi keselamatan dunia dan akhirat, ingin dikaruniai anak yang sholeh, dan sebagainya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, artinya:
“Apabila engkau datang mengunjungi orang sakit maka mintalah agar dia berdoa untukmu karena doanya (maqbul) seperti doanya malaikat.”

Mengingatkan kepada orang sakit untuk bewasiat

Saat kita membesuk orang sakit atau jika kita masih termasuk kerabat dekatnya, ingatkanlah kepada orang yang sakit agar berwasiat dan mengatakannya pada orang yang sehat.
Aisyah binti Sa’ad menyatakan bahwa ayahandanya berkata, “Di Makkah saya pernah sakit parah. Lalu Nabi saw datang menjenguk. Kemudian, aku berkata, “Sesungguhnya aku meninggalkan harta. Sedangkan aku tidak meninggalkan sesuatu kecuali seorang perempuan. Apakah aku akan mewariskan dengan dua pertiga hartaku dan aku tinggalkan sepertiganya?” Beliau menjawab, “Jangan!”. Aku bertanya lagi, “Apakah aku mewasiatkan sepertiganya dan meninggalkan dua pertiganya?” Beliau menjawab, “Sepertiga dan sepertiga itu sudah banyak.” Nabi saw kemudian meletakkan tangannya di atas dahi Sa’ad lalu bersabda, “Wahai Allah sembuhkanlah Sa’ad dan sempurnakanlah hijrahnya.” Maka hatiku senantiasa merasakan kesejukan hingga saat ini.”

Mengingatkan janji orang yang sakit saat sudah sembuh

Orang yang pernah menjenguk orang sakit dan mengetahui atau mendengar orang sakit pernah berjanji maka ia harus mengingatkan supaya orang tersebut melaksanakan janjinya dan bertaubat kepada Allah Swt. Semisal, orang yang sakit itu berucap, “Jika saya sembuh, saya akan memberi makan kepada 60 orang miskin.” Allah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 34: 

Baca Juga:  Apakah Memakai Celak Mata Dapat Membatalkan Puasa?

وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا

Artinya: “Dan penuhilah janji karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya”. (QS. al-Isra : 34).

Diriwayatkan pula di dalam kitab “Ibnu Sinni” melalui Khawwat Ibnu Jubair ra yang menceritakan: Ketika aku sakit, Nabi saw datang mengunjungiku seraya berkata, ‘Semoga sehat dirimu wahai Khawwat.’ Aku menjawab, ‘Diri engkau juga wahai rasulullah.’ Rasulullah saw pun bersabda, ’Maka tepatilah janjimu kepada Allah.’ Aku menyebut, ‘Aku tidak pernah berjanji kepada Allah barang sedikitpun (ketika aku sakit).’ Rasulullah bersabda, ‘Bahkan tidak ada seorangpun hamba yang sakit, melainkan Allah Swt. menciptakan kebaikan kepadanya. Oleh karena itu, tepatilah janji yang telah engkau ikrarkan (kepada-Nya).’

Mendoakan orang yang sakit

Ketika membesuk orang sakit sampaikanlah perkataan yang baik, sebab malaikat mengaminkan setiap apa yang kita katakan. Seperti yang dijelaskan dalam hadis Ummu Salamah ra, ia berkata, ”Rasulullah saw bersabda, ‘Apabila Abu Salamah telah meninggal,’ Rasulullah saw bersabda, ’Ucapkanlah: ‘Ya Allah, berikanlah ampunan untukku dan untuknya dan berilah aku balasan dari musibahku dengan balasan yang baik.’  Disunnahkan bagi orang yang menjenguk untuk mendoakan orang yang sakit dengan mengharap rahmat, ampunan Allah Swt., diampuni dari dosa-dosanya, dan berharap keselamatan serta kesehatan baginya.

Dari penjelasan di atas dapat dipetik kesimpulan bahwa terdapat enam adab menjenguk orang yang sakit, di antaranya meliputi; membahagiakan hati orang yang sakit, bertanya keinginan orang yang sakit, meminta orang yang sakit untuk mendoakan, mengingatkan kepada orang sakit untuk berwasiat, mengingatkan janji orang yang sakit saat sudah sembuh, dan mendoakan orang yang sakit.

Sumber

Abdullah. Bimbingan Perawatan Rohani Islam Bagi Orang Sakit. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2021.

Baca Juga:  Cara Mengqadha Puasa Bagi Orang Hamil

Ahmad, Izzan. Sakitku Ibadahku. Jakara: Klinik almahira, 2010.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Islam Mengecam Perdagangan Perempuan dan Anak

Kajian

Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix

Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix

Muslimah Daily

Perempuan Bercadar, Bolehkah Salat Pakai Cadar? Perempuan Bercadar, Bolehkah Salat Pakai Cadar?

Perempuan Bercadar, Bolehkah Salat Pakai Cadar?

Ibadah

pewarna karmin halal dikonsumsi pewarna karmin halal dikonsumsi

Apakah Makanan dari Pewarna Karmin Halal Dikonsumsi? Berikut Fatwa para Ulama Dunia

Video

memilih pasangan baik mendidik memilih pasangan baik mendidik

Empat Sehat Lima Sempurna Tips Mencari Pasangan

Ibadah

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama

Urutan Posisi Jenazah Laki-laki dan Jenazah Perempuan Jika Dishalatkan Bersama-sama

Ibadah

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

puasa ramadan perempuan hamil puasa ramadan perempuan hamil

Hamil di Luar Nikah, Bolehkah Aborsi?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan

Muslimah Daily

Connect