Ikuti Kami

Ibadah

Dibalik Larangan Makan dan Minum Berdiri dalam Hadis Nabi

Makan dan Minum Berdiri dalam Hadis Nabi

BincangMuslimah.Com – Agama Islam telah memberikan arahan tentang etika ketika makan dan minum. Salah satunya, Nabi mengajarkan untuk makan dan minum dengan tidak berdiri. Apa yang diajarkan oleh syari’at Islam semuanya tentu demi kebaikan manusia itu sendiri.

Rasulullah pernah bersabda,

عن أنس عن النبي ﷺ أنه نهى أن يشرب الرجل قائماً، قال قتادة: فقلنا لأنس: فالأكل؟ قال: ذاك أشر أو أخبث، رواه مسلم.

Dari Anas diriwayatkan bahwa nabi saw. melarang seorang laki-laki minum sambil berdiri. Qatadah berkata, “Kami lalu bertanya , “Lantas bagaimana halnya dengan makan sambil berdiri?” Nabi pun menjawab, “Tentu itu lebih buruk dan lebih keji lagi.” (HR. Muslim)

Di dalam redaksi yang lain nabi bersabda,

لا يشربنّ أحد منكم قائماً، فمن نسي فليستقئ

Nabi saw. bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa, maka hendaknya ia memuntahkannya lagi.” (HR. Muslim)

Meskipun dua redaksi hadis ini sama-sama merupakan riwayat imam muslim, namun masing-masing memiliki sedikit perbedaan. Hadis yang pertama merupakan larangan minum dan makan sambil berdiri. Sedangkan yang kedua merupakan solusi bagi yang terlanjur minum sambil berdiri, yaitu dengan memuntahkannya kembali.

Makan dan minum dengan berdiri juga berkaitan erat dengan akhlak, moral, dan etika nilai kesopanan. Dalam budaya masyarakat Indonesia makan berdiri adalah sesuatu yang di pandang buruk dan tercela. Orang tua dulu pun melarang anak-anak makan sambil berdiri dengan nasehat khas mereka, meskipun kadang tak masuk akal. Seperti kata orang Madura misalnya, “Jhe’ ngakan manjheng, degghi’ nase’en buru ka bettes” (Jangan makan sambil berdiri, nanti nasinya turun ke betis).

Meskipun begitu, ternyata medis membenarkan larangan tersebut. Makan dan minum sambil berdiri dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Tidak hanya buruk dalam etika.

Baca Juga:  Bermakmum dengan Menepuk Punggung, Bagaimana Hukumnya?

Dr. Abduraziq Al-Kailani seorang ilmuan muslim berkata, “Makan dan minum sambil duduk lebih sehat, lebih memuaskan, dan lebih aman. Karena apa yang dimakan dan diminum langsung mengalir melalui dinding lambung dengan perlahan dan lembut.”

Sedangkan minum sambil berdiri, dapat menyebabkan jatuhnya cairan secara tiba-tiba ke dalam lambung. Jika praktik ini sering dilakukan, maka seiring waktu akan menyebabkan gangguan kepada lambung sehingga menyulitkan pencernaan.

Dr. Ibrahim Ar-Rawi dalam bukunya, Buku Pintar Sains Dalam Al-Quran berpendapat bahwa ketika berdiri, keseimbangan pusat-pusat saraf manusia akan berkurang, dan otomatis mengurangi ketenangan. Padahal, ketenangan merupakan syarat terpenting yang harus terpenuhi saat makan dan minum. Ketenangan ini hanya didapat jika seseorang duduk dalam keadaan relaks dan tenang. Dalam posisi duduk, organ pencernaan juga semakin mudah menerima makanan dan minuman.

Kebiasaan makan dan minum sambil berdiri juga dapat membahayakan dinding lambung, sehingga lambung rentan mengalami radang. Para pakar radiologi mengatakan bahwa radang lambung kerap terdapat di area-area lambung yang bisa mendapatkan benturan oleh makanan dan minuman.

Saat berdiri, proses masuknya makanan ke dalam lambung akan sulit dan terkadang menimbulkan rasa nyeri. Tak jarang, orang-orang yang makan dan minum sambil berdiri tidak dapat menikmati makanan dan minuman mereka dengan nyaman.

Namun, ironisnya sekarang tidak sedikit dari kita tidak malu-malu lagi bahkan sudah terbiasa makan dan minum dalam keadaan berdiri. Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini kita dapat berlatih untuk menghentikan kebiasaan buruk ini demi menjaga kesehatan alat pencernaan kita.

Semoga bermanfaat. Wallahua’lam…

Rekomendasi

makan sahur azan subuh makan sahur azan subuh

Apakah Boleh Makan Sahur Saat Azan Subuh?

Etika Makan diajarkan anak Etika Makan diajarkan anak

Etika Makan yang Perlu Diajarkan kepada Anak

rasulullah menegur pilih kasih rasulullah menegur pilih kasih

Lupa Membaca Basmalah Sebelum Makan? Baca Doa Ini

Ditulis oleh

Aktivis IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah) Surabaya

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect