Ikuti Kami

Ibadah

Bolehkah Ayah Memandikan Jenazah Putrinya?

BincangMuslimah.Com – Pada dasarnya dalam memandikan mayat laki-laki hanya boleh dilakukan oleh laki-laki dan jenazah perempuan hanya boleh dimandikan oleh perempuan. Karena melihat pada aurat lawan jenis itu sesuatu yang dilarang, sebab hukum larangan menyentuh dan melihat aurat yang bukan mahram saat masih hidup tetap berlaku saat meninggal.

Rasulullah pun ketika putrinya meninggal Ummu Athiyah lah yang memandikannya, akan tetapi jika memang tidak ada perempuan yang bisa melakukannya atau tidak memiliki pengalaman dalam memandikan mayit maka tidak ada larangan bagi seorang ayah untuk memandikan jenazah putrinya. Ini adalah yang dilakukan oleh para ulama terdahulu begitu pula yang dikataan oleh Imam Malik dan Imam Syafi’i. Setidaknya terdapat empat pendapat tentang kebolehan ayah memandikan jenazah putrinya.

Menurut pendapat kalangan ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa boleh jika anak perempuan tersebut masih kecil namun haram melihat kepada kemaluannya. Sebagaimana pendapat Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj

والْأَصَحُّ : حِلُّ النَّظَرِ إلَى صَغِيرَةٍ لَا تُشْتَهَى كَمَا عَلَيْهِ النَّاسُ فِي الْأَعْصَارِ وَالْأَمْصَارِ. إلَّا الْفَرَجَ فَيَحْرُمُ. نَعَمْ ؛ يَجُوزُ نَظَرُهُ وَمَسُّهُ لِنَحْوِ الأم زَمَنَ الرَّضَاعِ، وَالتَّرْبِيَةِ، لِلضَّرُورَةِ . انتهى

Artinya: Berdasarkan pendapat yang shahih, boleh memandang pada anak perempuan yang masih kecil yang tidak menimbulkan syahwat sebagaimana masyarakat pada waktu ke waktu dan di berbagai penjuru negeri. Kecuali kemaluan, maka haram. Ya, boleh melihatnya dan menyentuhnya semisal bagi ibu pada saat menyusui, mendidik, karena suatu kepentingan.

AlloFresh x Bincang Muslimah

Dalam kalangan ulama Syafi’iyah mengecualikan kebolehan melihat dan menyentuh dua kemaluan, maka tidak halal pula melakukannya saat memandikan mayat.

Sementara menurut Ibn Taimiyah dalam Syarh al-Umdah menjelaskan anak perempuan yang di bawah umur tujuh tahun yang belum mencapai masa tamyiz maka tidak masalah melihat auratnya serta menyentuhnya salah memandikannya.

عورة الصغير [ويقصد به : مَنْ دون سن التمييز] لا حكم لها ، ولذلك يجوز مسها

Artinya: Aurat anak kecil maksudnya yang di bawah umur tamyiz maka tidak ada hukum baginya karena itu boleh menyentuhnya.

Begitu juga menurut madzhab hanafiyah, diperbolehkan seorang ayah memandikan jenazah putrinya yang masih kecil. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Kasani, salah satu ulama dari kalangan hanafiyah, berkata dalam kitab Bada’iu al-Shana’i fi Tartiibi al-Syara’i

 ولو مَاتَ الصَّبِيُّ الَّذِي لَا يُشْتَهَى لَا بَأْسَ أَنْ تُغَسِّلَهُ النِّسَاءُ ، وَكَذَلِكَ الصَّبِيَّةُ الَّتِي لَا تُشْتَهَى  إذَا مَاتَتْ لَا بَأْسَ أَنْ يُغَسِّلَهَا الرِّجَالُ لِأَنَّ حُكْمَ الْعَوْرَةِ غَيْرُ ثَابِتٍ فِي حَقِّ الصَّغِيرِ وَالصَّغِيرَةِ

Artinya: Dan seandainya seorang anak laki-laki kecil yang tidak menimbulkan syahwat meninggaal maka tidak masalah jika perempuan memandikannya, begitu pula jika anak perempuan kecil yang tidak menimbulkan syahwat jika meninggal maka tidak masalah jika laki-laki memandikannya. karena hukum aurat tidak ada pada anak yang masih kecil.

Jadi sang ayah diperbolehkan memandikan anak perempuannya yang belum baligh. Berdasarkan riwayat Imam Baihaqi yang mengisahkan bahwasanya Abu Qilabah pada waktu itu memandikan putrinya. Akan tetapi yang dimaksudkan di sini adalah diperbolehkan jika anak perempuannya masih kecil dan belum baligh.

Jika anak perempuan tersebut telah baligh maka tidak diperbolehkan. Kecuali dalam keadaan darurat, misal tidak ada lagi perempuan yang bisa memandikannya dan ketika memandikannya harus disertai kain penutup. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughni

فإن دعت الضرورة إلى ذلك بأن لا يوجد من يغسل المرأة من النساء فقال : سألت أحمد عن الرجل يغسل أخته إذا لم يجد نساء، قال: لا، قلت: فكيف يصنع؟ قال: يغسلها وعليها ثيابها، يصب عليها الماء صبا، قلت لأحمد: وكذلك كل ذات محرم تغسل وعليها ثيابها؟ قال: نعم

Artinya: Jika ada keadaan darurat yang memaksa sekiranya tidak ada perempuan yang memandikan jenazah perempuan tersebut, dia berkata: aku bertanya pada Ahmad tentang laki-laki yang memandikan kakak perempuannya jika tidak ada lagi perempuan, dia berkata; tidak. lalu apa yang diperbuat? dia berkata; laki-laki itu memandikannya dan jenazah perempuan memakai baju (kain penutup) lalu meyiramkan air. Aku berkata paa Ahmad; dan begitu juga setiap jenazah perempuan yang memiliki mahram, dimandikan dengan memakai pakaian? Dia menjawab; Ya. 

Jadi, jika seorang perempuan meninggal di tengah-tengah kaum laki-laki, maka yang paling utama memandikan jenazahnya adalah mahramnya. Jika anak perempuan tersebut masih belum tamyiz hendaknya menutupi bagian aurat kemaluannya, dan jika ia telah dewasa saat memandikannya harus disertai dengan kain penutup pada seluruh badannya.

Wallahu’alam.

Kalian bisa kolaborasi buat bantu BincangMuslimah.com terus menyajikan artikel-artikel yang bermanfaat dengan berbelanja minimal 150.000 di Allofresh. Dapatkan rangkaian cashback dengan download aplikasinya disini dan masukan kode AFBS12 saat berbelanja

Rekomendasi

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Peneliti el-Bukhari Institute

Komentari

Komentari

Terbaru

umar sabar amarah istri umar sabar amarah istri

Meneladani Umar bin Khattab: Sabar Menghadapi Amarah Istri

Khazanah

Nyai Ahmad Dahlan Nyai Ahmad Dahlan

Nyai Ahmad Dahlan, Emansipator Pendidikan Indonesia

Kajian

orangtua dan guru perempuan berprofesi guru orangtua dan guru perempuan berprofesi guru

Peran Ganda Perempuan yang Berprofesi Guru

Kajian

Pendidikan Seksual Sejak Dini Pendidikan Seksual Sejak Dini

Urgensi Pendidikan Seksual Sejak Dini

Khazanah

Zikir Terbangun Tengah Malam Zikir Terbangun Tengah Malam

Zikir Rasulullah ketika Terbangun Tengah Malam

Ibadah

doa masuk pasar doa masuk pasar

Doa Ketika Masuk Pasar

Ibadah

Pelatihan asertif kekerasan seksual Pelatihan asertif kekerasan seksual

Pelatihan Asertif Respon Korban Kekerasan Seksual

Muslimah Talk

cara mengingatkan imam lupa Bacaan keras lirih shalat cara mengingatkan imam lupa Bacaan keras lirih shalat

Cara Makmum Perempuan Mengingatkan Imam yang Lupa

Ibadah

Trending

Najis Ainiyah Hukmiyah Najis Ainiyah Hukmiyah

Najis Ainiyah dan Hukmiyah; Perbedaan Serta Cara Mensucikannya

Ibadah

cara mengingatkan imam lupa Bacaan keras lirih shalat cara mengingatkan imam lupa Bacaan keras lirih shalat

Cara Makmum Perempuan Mengingatkan Imam yang Lupa

Ibadah

Mengkafani jenazah perempuan Mengkafani jenazah perempuan

Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan

Ibadah

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Masturbasi dalam Islam dan Cara Mengatasinya

Kajian

Ajaran Alquran tentang Toleransi Ajaran Alquran tentang Toleransi

Ajaran Alquran tentang Toleransi dalam Surat Yunus

Kajian

gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib gerakan shalat muslimah pembagian waktu shalat maghrib

Gerakan Shalat yang Benar Bagi Muslimah

Ibadah

Sujud Berbahaya Ibu Hamil Sujud Berbahaya Ibu Hamil

Benarkah Sujud Lama Berbahaya bagi Ibu Hamil?

Ibadah

Hukum Istri Menafkahi Suami Hukum Istri Menafkahi Suami

Hukum Istri Menafkahi Suami

Kajian

Connect