BincangMuslimah.Com – Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais-Binsyar) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama akan menggelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia (UI) Depok, Senin (29/9/2025). Acara ini mengusung tema “Blissful Mawlid for Earth: Sharia and Eco Wisdom” dan menghadirkan dialog interaktif tentang bagaimana peringatan Maulid Nabi bisa menjadi momentum kampanye kesadaran lingkungan di kalangan orang muda dan gen Z.
Acara ini akan menghadirkan Gus Romzi Ahmad, CEO Pesantren Development, yang akan mengupas dimensi ekoteologi dalam ajaran Islam. Ia akan menyoroti kerusakan lingkungan global yang kian memprihatinkan, sekaligus menunjukkan bagaimana Al-Qur’an dan hadis sejak lama menekankan pentingnya menjaga alam.
Lebih lanjut, Gus Romzi akan menyampaikan bahwa Maulid Nabi relevan dijadikan sarana kampanye kesadaran ekologis bagi orang muda dan Gen Z. Ia juga akan memaparkan bahwa media sosial sebagai medium edukasi lingkungan yang efektif. Begitupun, ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin tidak hanya mengatur relasi harmonis antarmanusia, tetapi juga menuntun umat Islam menjaga bumi sebagai bagian dari iman.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW yang relevan dengan tantangan zaman. “Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan manusia dan lingkungan. Menjaga kelestarian bumi adalah amanah yang harus kita pikul,” ujarnya, Senin [22/9/2025] lalu.
Sementara itu, Direktur Urais-Binsyar, Dr. Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa menghadapi krisis lingkungan diperlukan kesadaran etis, spiritual, dan kemanusiaan.
“Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin sejak 14 abad lalu sudah menanamkan prinsip etika lingkungan. Menjaga bumi bukan pilihan, melainkan bagian dari tanggung jawab keimanan,” tegas Arsad.
Ia menambahkan, Maulid Nabi tidak boleh berhenti sebagai seremoni spiritual. Momentum ini harus menjadi refleksi untuk memperbarui komitmen kolektif dalam menjaga bumi sebagai warisan bagi generasi mendatang.
Dalam khazanah Islam, Nabi Muhammad SAW dikenal hidup selaras dengan alam: hemat dalam penggunaan air, melarang perusakan tumbuhan bahkan di masa perang, serta menanamkan kasih sayang pada seluruh makhluk hidup.
“Keberlanjutan lingkungan tidak bisa dipisahkan dari keberlanjutan akhlak. Dengan meneladani Nabi, kita sadar bahwa menjaga alam adalah bagian dari menjaga moralitas kita sebagai manusia beriman,” kata Arsad.
Kegiatan ini menjadi upaya Kemenag menghadirkan kembali nilai-nilai ekologis dalam ajaran Islam, sembari mengajak generasi muda—terutama mahasiswa—untuk menjadikan Maulid sebagai sarana kampanye kesadaran lingkungan.
7 Comments