Ikuti Kami

Kajian

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Merasa Keluar Angin Saat Shalat?

Bolehkah Perempuan yang Istihadah Melakukan Salat Tarawih?

BincangMuslimah.Com – Salah satu hal yang membatalkan salat adalah keluarnya perkara dari kedua kemaluan. Sesuatu yang keluar pun tidak ada pengecualian. Dalam arti, ketika yang keluar dari dua jalur tersebut merupakan sebuah benda padat atau gas, kering atau basah. Merupakan hal yang normal seperti air seni atau bukan perkara normal seperti darah, masih sambung atau sudah terpisah, semua akan membatalkan salat. “Zainuddin Al-Malibari, Fath Al-Mu’in

Namun, saat di tengah shalat, mungkin mayoritas dari kita pernah mengalami merasa ada angin keluar dari kemaluan kita, namun masih belum yakin bahwa benar-benar ada perkara yang keluar. Secara sepintas, kita akan menganggap hal tersebut dapat membatalkan salat, sehingga kita lebih memilih untuk wudhu dan mengulangi salat lagi.

Konsekuensi yang Terjadi

Dalam permasalahan merasa keluar angin saat shalat, wudhu kembali untuk mengulang shalat bukanlah solusinya. Melainkan, kita terus melanjutkan salat dan menganggap kejadian tersebut sebagai angin lalu. Ini berlandaskan hadis Nabi yang berbunyi;

إذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا

Artinya: Jika salah satu di antara kalian mendapati masalah pada perut, kemudian ragu apakah ada perkara yang keluar atau tidak, maka janganlah kalian keluar dari masjid (membatalkan salat) hingga kalian mendengarkan suara atau mencium bau. “Zakaria Al-Ashori,  Fath Al-Wahab ala syarhi Al-Manhaj

Rumusan Ulama Terhadap Dalil

Dari hadis di atas, ulama merumuskan kaidah yang tidak hanya berlaku pada permasalahan merasa seperti keluar angin saat shalat, tetapi juga permasalahan yang serupa. Kaidah tersebut berbunyi;

وَمَنْ تَيَقَّنَ طُهْراً أَوْ حَدَثاً وَشَكَّ فِي ضِدَّهِ عَمِلَ بِيَقيِنِه

Baca Juga:  Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

 Artinya: Barang siapa yang meyakini bahwa dia dalam kondisi suci atau hadas, dan dia ragu atas kebalikannya (hadas ketika yakin suci dan sebaliknya), maka dia harus berpegang teguh dengan keyakinannya. “An-Nawawi, Minhaj At-Thalibin

Melihat kasus di atas, bisa kita sederhanakan bahwa pada saat itu kita yakin telah bersuci, kemudian ragu apakah wudu kita batal atau tidak. Dengan menerapkan kaidah, maka kita tidak perlu wudu lagi atau wudu kita tidak batal. Karena pada situasi tersebut sudah yakin bahwa kita dalam keadaan suci, dan status hadas yang merupakan sebuah keraguan tidak bisa menggugurkan keyakinan. Begitu juga sebaliknya, ketika sudah meyakini hadas dan kita ragu apakah kita sudah bersuci atau belum, maka keraguan kita tidak bisa mengalahkan keyakinan yakni kita tetap berstatus hadas.

Contoh lain, sendainya setelah bersuci, kemudian ragu apakah kita tidur atau hanya sekedar mengantuk. Karena tidur yang dapat membatalkan salat di sini hanyalah sebuah keraguan, maka tidak bisa membatalkan status suci yang sifatnya yakin.

Penggiringan Kaidah Lebih Umum

Jika kita cermati, kaidah di atas hanya mencakup permasalahan bersuci saja. Ternyata, ada kaidah yang lebih umum yang juga menggawangi kaidah ini, yakni kaidah

الميقين لايزال بالشك

Artinya: Keyakinan tidak bisa digugurkan dengan keraguan “As-Suyuthi, Al-Asybah wa An-Nadhair, halaman 50”

Kaidah ini dan kaidah sebelumnya memiliki kandungan makna yang sama. Adapun yang membedakan adalah cakupan dari kaidah ini lebih luas dari pada kaidah sebelumnya. Berikut contoh dalam permasalahan selain bersuci seperti ketika sahur saat mau terbitnya fajar, kemudian ragu apakah sudah terbit fajar atau belum, dalam hal ini tetap dianggap belum terbit fajar. Karena terbitnya fajar merupakan keraguan yang tidak bisa menggugurkan keyakinan yang berupa sahur sebelum terbit fajar.

Rekomendasi

Ditulis oleh

10 Komentar

10 Comments

Komentari

Terbaru

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Muslimah Daily

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah

Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah

Kajian

Tafsir Q.S An-Nisa' Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik Tafsir Q.S An-Nisa' Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik

Tafsir Q.S An-Nisa’ Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik

Khazanah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Azan Namun Sedang Belajar: Lanjutkan Belajar atau Salat Dulu? Azan Namun Sedang Belajar: Lanjutkan Belajar atau Salat Dulu?

Azan Namun Sedang Belajar: Lanjutkan Belajar atau Salat Dulu?

Ibadah

Imam Nahe'i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur'an Imam Nahe'i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur'an

Imam Nahe’i : Pentingnya Menghadirkan Pengalaman Perempuan dalam Penafsiran Al-Qur’an

Kajian

fisik perempuan fisik perempuan

Perempuan dan Fisiknya (2)

Diari

Trending

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Connect