Ikuti Kami

Khazanah

Muhasabah Diri Melalui Puisi ‘Selamat Tahun Baru Kawan’ Karya Gus Mus

Selamat Tahun Baru KawanNasihat Pernikahan Gus Mus

BincangMuslimah.Com – K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944 dari pasangan K.H. Mustofa Bisri dan Hj. Ma’rufah. Pimpinan  Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang ini sangat piawai dalam menghasilkan karya sastra. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah puisi ‘Selamat Tahun Baru Kawan’.  

Mari renungi bait demi bait puisi ‘Selamat Tahun Baru Kawan” berikut:

 

Kawan, sudah tahun baru lagi

Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri

Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya

 

Kawan siapakah kita ini sebenarnya?

Muslimkah, mukminin, muttaqin,

kholifah Allah, umat Muhammadkah kita?

Khoirul ummatinkah kita?

 

Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi

Hanya budak perut dan kelamin

Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan 

Lebih pipih dari kain rok perempuan

Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa

Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya

Syahadat kita rasanya lebih buruk dari bunyi bedug,atau pernyataan setia pegawai rendahan saja.

Kosong tak berdaya.

 

Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu

Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda.

Doa kita sesudahnya justru lebih serius memohon enak hidup di dunia dan bahagia dis urga.

Puasa kita rasanya sekadar mengubah jadwal makan minum dan saat istirahat, tanpa menggeser acara buat syahwat, ketika datang rasa lapar atau haus.

 

Kita manggut manggut, ooh…beginikah rasanya dan kita sudah merasa memikirkan saudara saudara kita yang melarat.

Zakat kita jauh lebih berat terasa dibanding tukang becak melepas penghasilanya untuk kupon undian yang sia-sia

Baca Juga:  Mamah Dedeh, Pendakwah Legendaris Perempuan

Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran upaya-upaya Tuhan menggantinya lipat ganda

Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri, mencari pengalaman spiritual dan material, membuang uang kecil dan dosa besar.

 

Lalu pulang membawa label suci asli made in saudi “HAJI”

Kawan, lalu bagaimana dan seberapa lama kita bersama-Nya

atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya,

mensiasati dunia khalifahnya,

 

Kawan, tak terasa kita semakin pintar, mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita paling tidak kita semakin pintar berdalih

Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan

Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan

Memukul, mencaci demi pendidikan

Berbuat semaunya demi kemerdekaan

Tidak berbuat apa apa demi ketenteraman

Membiarkan kemungkaran demi kedamaian pendek kata demi semua yang baik halallah sampai yang tidak baik.

 

Lalu bagaimana para cendekiawan, seniman, mubaligh dan kiai sebagai penyambung lidah Nabi

Jangan ganggu mereka

Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya

Para seniman sedang merenungkan apa saja

Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana

Para kiai sibuk berfatwa dan berdoa

Para pemimpin sedang mengatur semuanya

Biarkan mereka di atas sana

Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri

 

Di awal baitnya, Gus Mus mengajak kita untuk merenung diri, muhasabah diri, apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Waktu yang telah dilewati, apakah sudah digunakan untuk menjalankan ketaatan pada Sang Ilahi? 

Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu

Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda.

Sebuah sindiran yang sangat keras dari Gus Mus. Shalat adalah amalan yang pertama dihisab di akhirat. Ukuran keimanan seorang muslim dilihat dari shalatnya. Apalagi, shalat juga disebut sebagai tiang agama. Ketika shalat saja sudah dinomorduakan dan diabaikan, maka keyakinan pun bisa keropos dan mudah digoyang. Shalat juga berpengaruh pada amalan yang lain.  Potret ini senada dengan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, 

Baca Juga:  Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru
 أولُ ما يحاسبُ بهِ العبدُ يومَ القيامةِ الصَّلاةُ ، فإنْ صَلَحَتْ ، صَلَحَ سائِرُ عَمَلِه ، و إنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سائِرُ عَمَلِه

Artinya: “Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk. (H.R. Thabrani)

Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan

Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan

Gus Mus juga mengajak kita merenungi perbuatan kita yang semakin rakus akan duniawi. Lingkungan dieksploitasi dengan dalih ekonomi dan ilmu pengetahuan. Lihat saja berapa persen sisa hutan di Indonesia. Selalu ada hewan langka yang mati demi merealisasikan nafsu manusia. Perkelahian di mana-mana dengan mengatasnamakan kebenaran. 

Untuk sisa bait puisi ‘Selamat Tahun Baru Kawan’, penulis harap pembaca bisa merenungkannya lebih dalam lagi, menggunakan versi sudut pandang masing-masing. Di pergantian tahun ini, semoga keimanan kita semoga selalu bertambah dan kebaikan selalu mengiringi. 

Rekomendasi

Selamat Tahun Baru KawanNasihat Pernikahan Gus Mus Selamat Tahun Baru KawanNasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

amalan tahun baru hijriah amalan tahun baru hijriah

Empat Amalan Menyambut Tahun Baru Hijriah

Bulan Haram 3 Berurutan Bulan Haram 3 Berurutan

Amalan yang Bisa Dilakukan di Awal Tahun Hijriah

Artikel Populer Bincang Muslimah Artikel Populer Bincang Muslimah

10 Artikel Populer Bincang Muslimah Sepanjang 2021

Ditulis oleh

Sarjana Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pegiat Kajian Bidang Fikih.

Komentari

Komentari

Terbaru

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Parenting Islami: Mendidik Generasi Tauhid di Era Modern

Keluarga

sahabat tabi'in memperbolehkan musik sahabat tabi'in memperbolehkan musik

Beberapa Nama Sahabat Nabi dan Tabi’in yang Memperbolehkan Musik

Khazanah

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Alasan Fatimah Mendapat Julukan az-Zahra

Khazanah

Tiga Macam Pernikahan yang Dilarang, Meski dengan Motif untuk Menghindari Zina

Kajian

sayyidah nafisah guru syafi'i sayyidah nafisah guru syafi'i

Biografi Singkat Sayyidah Nafisah, Cicit Rasulullah yang menjadi Guru Imam Syafi’i

Khazanah

beberapa Dimakruhkan Membaca Alquran beberapa Dimakruhkan Membaca Alquran

Beberapa Tempat dan Keadaan yang Dimakruhkan Membaca Alquran

Kajian

meneladani rasulullah anti rasisme meneladani rasulullah anti rasisme

Meneladani Rasulullah yang Mengajarkan Sikap Anti Rasisme

Khazanah

anak korban kekerasan rumah anak korban kekerasan rumah

Anak Selalu Jadi Korban dalam Kasus Kekerasan Rumah Tangga

Muslimah Talk

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Connect