Ikuti Kami

Muslimah Talk

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik
Elaine Showalter (source: wikipedia)

BincangMuslimah.Com – Elaine Showalter merupakan seorang kritikus dan guru sastra Amerika serta pencetus teori ginokritik, yakni aliran kritik feminis yang berkaitan dengan “perempuan sebagai penulis”. Perempuan kelahiran 21 Januari 1941, di Boston, Massachusetts , Amerika Serikat ini mengembangkan disertasi doktoralnya menjadi buku pertamanya, A Literature of Their Own: British Women Novelists from Brontë to Lessing (1977), sebuah studi perintis di mana ia menciptakan kerangka kritis untuk menganalisis sastra karya perempuan. Buku berikutnya, The Female Malady: Women, Madness, and English Culture, 1830–1980 (1985), berisi mengenai sejarah terhadap perempuan dan praktik patriarki.

Teori Ginokritik hadir seiring perempuan melepaskan diri dari sejarah sastra laki-laki yang linier dan absolut. Maksudnya, menjadi sebuah upaya perempuan untuk berhenti dari celah-celah garis sastra laki-laki dan mulai fokus pada dunia baru yang terlihat dari budaya perempuan sendiri.

Ginokritik terdiri atas empat model utama, yaitu: penulisan oleh perempuan dan bahasa perempuan (women’s writing and women’s language), penulisan oleh perempuan dan psikologi perempuan (women’s writing and women’s psyche), penulisan oleh perempuan dan budaya perempuan perempuan (women’s writing and women’s culture), serta penulisan oleh perempuan dan biologi perempuan (women’s writing and woman’s body).

Tujuan utama teori ginokritik diciptakan adalah sebagai upaya pembebasan perempuan dari sejarah sastra yang sejak dulu hanya ditentukan oleh laki-laki, serta berusaha menghentikan perempuan yang hanya menyesuaikan dengan landasan tradisi laki-laki. Selain itu, tujuan yang lainnya adalah sebagai pusat perhatian kepada problematika baru dari ruang lingkup budaya perempuan, khususnya mencoba untuk melihat dari sisi imajinasi dan daya cipta perempuan. Dengan ini akan ditemukan apakah terdapat perbedaan dalam penulisan perempuan dari hasil bentuk-bentuk eksperimental.

Baca Juga:  Nawal El Saadawi, Pejuang HAM-Feminis dari Negeri Seribu Menara

Dalam Toward a Feminist Poetic, Showalter menuliskan beberapa elemen yang menjadi karakteristik tulisan perempuan, yaitu kebangkitan, menderita, dan ketidakbahagiaan. Kemudian ia membagi tulisan pengarang perempuan ke dalam tiga fase, antara lain:

Fase Feminine (The Feminine Phase)

Menurut Showalter fase ini dimulai sekitar tahun 1840 hingga tahun 1880. Fase ini dinamakan demikian karena memiliki ciri:

“woman wrote in an effort to equal the intellectual achievements of the male culture and internalized its assumptions about female nature

Maksudnya adalah golongan perempuan menulis sebagai sebuah usaha agar pencapaian intelektual setara dengan laki-laki. Ciri khas yang ada pada periode ini adalah nama samaran laki-laki yang memberikan tekanan tidak teratur pada narasi, mempengaruhi nada, diksi, struktur, serta penokohan.

Fase Feminis (The Feminist Phase)

Fase ini dimulai tahun 1880 sampai-1920, adalah fase kedua perempuan. pada fase ini perempuan secara historis sudah berupaya untuk menolak sikap akomodatif dari feminitas dan menggunakan literatur untuk mendramatisasi keperempuanan yang dirugikan. Fase ini ditandai dengan “Amazon Utopias”, yakni Visi tentang masyarakat masa depan yang dipimpin oleh perempuan yang sempurna.  Fase ini ditandai dengan tulisan perempuan yang memprotes standar dan nilai laki-laki, dan mengadvokasi hak dan nilai perempuan, termasuk tuntutan otonomi.

Fase Perempuan (The Female Phase)

Fase ini berada di sekitar tahun 1920, adalah salah satu penemuan diri. Showalter mengatakan “Women reject both imitation and protest-two forms of dependency – and turn instead to female experience as the source of an autonomous art, extending the feminist analysis of culture to the forms and techniques of literature.” 

Secara signifikan, Showalter tidak menawarkan karakteristik khusus untuk fase ini, melainkan ia menyarankan keragaman pengalaman yang diterima terlalu luas untuk dicakup dalam satu deskripsi. Feminis di masa lalu telah berusaha dalam tradisi tersebut dengan merevisi dan mengkritik representasi perempuan, atau kekurangannya dalam tradisi Laki-laki, yakni pada fase feminin dan fase feminis. 

Baca Juga:  Mariam al-‘Ijliya al-Asturlabi: Ilmuwan Muslimah Berpengaruh di Balik Astrolab

Kemudian, dalam esai yang ditulis Showalter yang berjudul Feminist Criticism in the Wilderness (1981), ia menyebutkan bahwa sebuah teori budaya mengakui bahwa ada perbedaan penting antara perempuan sebagai penulis: kelas, ras kebangsaan, dan sejarah adalah penentu sastra yang sama pentingnya dengan gender. Meskipun demikian, budaya perempuan membentuk pengalaman kolektif dalam keseluruhan budaya. pengalaman yang mengikat penulis perempuan  satu sama lain dalam ruang dan waktu.

Itulah sekilas biografi Elaine Showalter, pencetus teori ginokritik. Dikutip melalui laman Department of English at Princeton, Princeton University, sejak pensiun pada tahun 2003, Showalter telah membagi waktunya antara Washington, DC dan London, di mana baru-baru ini ia terpilih sebagai Anggota Royal Society Of Literature. Pada tahun 2012, ia juga menerima gelar kehormatan dari Universitas St. Andrews di Skotlandia.

Rekomendasi

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis

Menjadi Cyberfeminis dengan Memaksimalkan Media Sosial

Nawal El Saadawi Nawal El Saadawi

Nawal El Saadawi, Pejuang HAM-Feminis dari Negeri Seribu Menara

Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa

Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa

Ditulis oleh

Redaktur Bincang Muslimah, Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pegiat Sastra Arab dan Gender

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Berita

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Keluarga

Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Hak-Hak Anak yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Keluarga

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Ibadah

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Muslimah Talk

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Trending

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan

Muslimah Daily

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Connect