BincangMuslimah.Com – Setelah perhelatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama di Cirebon lima tahun lalu, tepatnya pada tahun 2017, KUPI II kembali dilaksanakan pada 23-26 November di Semarang dan Jepara. Ada beberapa isu yang berbeda antara KUPI I dan II salah satunya adalah pembahasan isu lingkungan oleh ulama perempuan.
Nyai Badriyah Fayumi menjelaskan, saat Konferensi Pers yang dilakukan di sela-sela Konferensi Internasional, tentang isu ekologi yang akhirnya dibahas di KUPI 2. Isu tersebut bertemakan “Peran Perempuan dalam Menjaga Lingkungan dan Pengelolaan Sampah”. Beliau mengatakan, ini bukan sekedar atau sebatas teori semata. Tapi juga akan menghadirkan ulama-ulama praktisi lingkungan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang lingkungan.
Beliau mengakui, bahwa KUPI belum maksimal melakukan transformasi sosial di bidang lingkungan, terutama setelah terlaksanakannya KUPI 1 di Cirebon. Itu dikarenakan keterbatasan SDM yang memiliki keahlian di bidang lingkungan. Pada pelaksanaan KUPI sebelumnya masih fokus pada peneguhan eksistensi dan peran ulama perempuan, belum pada upaya peneguhan dan peran-peran lainnya.
Pada perhelatan KUPI pertama di Cirebon pada tahun 2017 di pesantren Kebon Jambu dan mengundang perwakilan 9 negara. Sedangkan pada perhelatan KUPI 2, ada beberapa perwakilan dari 31 negara di dunia.
“Ulama perempuan sebetulnya sudah banyak yang mempraktikkan mengenai keselamatan lingkungan, terutama di beberapa pesantren. Nah itu bisa dishare nanti,” tegas Bu Nyai Badriyah.
Pungkasnya lagi, isu ini sebetulnya sudah lama menjadi kekhawatiran banyak orang, terutama Indonesia, negara yang memproduksi begitu banyak sampah. Kemudian, banyak dari para tokoh KUPI yang tergerak dan tersentuh untuk membahasnya. Dorongan ini berlandaskan pada panggilan iman yang merujuk pada dalil-dalil teologis yang kemudian mendorong KUPI untuk melakukan perubahan di bidang lingkungan.
Di sinilah, KUPI akan hadir membahas sekaligus mencari solusi dari permasalahan isu lingkungan demi keselamatan bumi. Tidak hanya membahasna secara teori, tapi juga menganalisis penyebab dan dampaknya bersama praktisi dari kalangan ulama perempuan dan juga mendorong perubahan dengan melakukan kerja-kerja nyata menuju lingkungan yang lebih sehat dan nyaman demi kesejahteraan anak cucu.
2 Comments