Ikuti Kami

Muslimah Daily

Tiga Tradisi Bersalawat yang Rutin Diadakan di Pesantren Sunan Pandanaran

Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
twitter.com

BincangMuslimah.Com – Siapa yang tidak mengenal Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA) Yogyakarta? PPSPA didirikan oleh KH. Mufid Mas’ud 20 Desember 1975 dan dikenal sebagai pesantren al-Qur’an. Artinya kegiatan pada pesantren ini fokus pada pendidikan menghafal dan mengkaji al-Qur’an.

Meski begitu, sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah al-Ahzab ayat 56 yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”.

Tradisi Bersalawat Malam Jumat

Berdasarkan ayat ini, KH. Mufid Mas’ud pun tidak hanya mengamalkan dan mengajarkan al-Qur’an dalam kesehariannya, melainkan juga selalu membaca shalawat sebagai salah satu wirid rutin. Sehingga para santri di PPSPA pun dalam kesehariannya memiliki tradisi bershalawat. Ada banyak amalan tradisi bersalawat oleh para santri, tetapi dalam ulasan ini akan menjabarkan tiga tradisi rutin di PPSPA.

Pertama adalah tradisi bersalawat pada malam jum’at setelah membaca yasin dan tahlil berjama’ah. Biasa menyebutnya dengan istilah Diba’an atau Barzanjian karena salawat yang dibaca adalah kitab karangan Syekh Ja’far bin Husein bin Abdul Karim al-Barzanji yang diberi judul ‘Iqd al- Jawahir (Kalung permata) namun lebih dikenal dengan sebutan al-Barzanji.

Biasanya para santri akan berkumpul di mushola maupun masjid pada komplek masing-masing dan memulai membaca kitab ini secara berurutan dan bergantian sesuai jadwal. Kitab ini menceritakan tentang sejarah Nabi Muhammad dengan berbagai macam nada untuk membacanya. Bahkan jika memungkinkan biasanya santri juga mengiringi pembacaan kitab ini dengan alunan hadrah.

Tradisi Membaca Dalailul Khairat

Tradisi bersalawat yang kedua adalah membaca Dalailul Khairat. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Dalailul Khairat adalah salah satu wirid salawat karya Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli yang secara istiqamah KH. Mufid Mas’ud mengamalkannya semasa hidup beliau. Bahkan dalam berbagai kesempatan beliau sering menyampaikan bahwa al-Qur’an dan Dalail adalah senjata yang harus selalu siap sedia baik di tangan kanan maupun kiri.

Baca Juga:  Konsep 'Frugal Living' Sebagai Manifestasi Nilai-nilai Al-Quran

Pesan ini beliau sampaikan karena beliau ingin santri PPSPA juga ikut serta menerapkan nasehat dari KH. Mukhlash (Pemalang) bahwa seorang penghafal al-Qur’an harus memperbanyak bacaan salawat. Melalui Thariqah Mulazamati Qiroatil Qur’an wa Dalailul Khairat, KH. Mufid mendapatkan sanad Dalail dari KH. Ma’ruf (Surakarta) yang juga seorang mursyid Thariqah Syadziliyah. Tidak hanya itu, beliau juga mendapatkan beberapa ijazah Dalailul Khairat dari beberapa guru seperti KH. Abdul Hamid (Pasuruan), Syaikh Yasin al-Padangi (Padang), dan Habib Muhammad Ba’abud (Lawang).

Ijazah Dalail yang diberikan oleh KH. Abdul Hamid termasuk istimewa sebab beliau mendapatkannya tanpa meminta karena langsung diberi oleh KH. Abdul Hamid. Sanad lengkap Dalailul Khairat KH. Mufid Mas’ud adalah sebagai berikut KH. Ma’ruf dari KH. Abdul Mu’id dari KH. Muhammad Idris dari Sayyid Muhammad bin Ahmad al-Maghriby dari Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Ahmad al-Mutsana dari Sayyid Ahmad bin al-Hajj dari Sayyid Abdul Qodir al-Fasiy dari Sayyid Ahmad al-Muqri dari Sayyid Ahmad bin Abbas ash-Shum’i dari Sayyid Ahmad Musa as-Simlaily dari Sayyid Abdul Aziz at-Tiba’i dari Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (penulis kitab Dalailul Khairat).

Oleh karena itu, tradisi pembacaan dan pemberian ijazah Dalailul Khairat pun saat ini rutin dilakukan oleh dzurriyah PPSPA baik dikalangan santri maupun alumni. Untuk di kalangan santri sendiri baru saja mengadakannya sekaligus menjadi salah satu rangkaian acara tasyakuran Khotmil Qur’an PPSPA ke-46 secara internal bersama guru dan santri sebanyak 4667 peserta.

Pandanaran Bershalawat

Sebenarnya PPSPA melaksanakan banyak tradisi bersalawat yang rutin. Namun yang ketiga menjadi penutup ulasan ini yaitu agenda Pandanaran Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Acara ini juga menjadi puncak serangkaian acara tasyakuran Khotmil Qur’an ke-46 PPSPA (12/09). Pihak keluarga pesantren rutin melaksanakan kegiatan ini satu kali dalam satu tahun. Sebelum pandemi, pandanaran bersholawat menggelar acara untuk umum baik masyarakat, alumni, maupun syekher mania sebutan untuk pecinta Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.

Baca Juga:  Matrilineal: Tradisi Minangkabau yang Muliakan Perempuan dalam Adat

Namun saat melaksanakan agenda rutin ini di tengah pandemi, maka pihak Pondok Pesantren Sunan Pandanaran pun tetap mengadakannya sesuai dengan standar protokol kesehatan di era kebiasaan baru. Tentunya dengan mengikuti hasil rekomendasi surat pernyataan aman dan izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Nomor 451/5029 dan 451/4912. Sehingga hanya santri dan keluarga pesantren yang dapat menghadiri acara ini. Meski begitu, pihak pondok tetap menyediakan akses melalui live streaming di channel Youtube Hadrah Pandanaran untuk masyarakat, alumni, dan syekher mania yang ingin menyaksikan kegiatan rutin tahunan ini.

Rekomendasi

Tradisi Humkoit/Koin: Melahirkan dalam Pengasingan

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

14 Waktu Disyariatkan Membaca Shalawat

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Ditulis oleh

Alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan PP. Sunan Pandanaran. Saat ini mengelola Komunitas Indonesian Content Creator dan menjadi Bloger di Iffiarahman.com

6 Komentar

6 Comments

Komentari

Terbaru

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya? Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?

Muslimah Talk

Menunggu Jodoh dengan Elegan; Cerita dari Jomblo untuk Jomblo

Diari

Siapa Saja dari Keluarga Istri yang Menjadi Mahram Bagi Suami?

Keluarga

Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya

Aturan Azan dan Iqomah dan Keadaan yang Sunah untuk Melakukannya

Muslimah Daily

Opini: Kebebasan Berekspresi dan Respek pada Agama, Adakah Jalan Tengah?

Kajian

Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem? Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem?

Bagaimana Al-Quran Membicarakan Sikap Self Esteem?

Muslimah Talk

Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab

Apakah Sentuhan Suami Membatalkan Wudhu Istri? Ini Pendapat Empat Madzhab

Ibadah

Pembantaian Istri Abdullah Ibn Khabbab dan Munculnya Benih-Benih Ekstremisme

Kajian

Trending

Tiga Perempuan yang Pernah Rasulullah Ceraikan

Kajian

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga? Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Benarkah Istri Sebenarnya Tidak Wajib Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Bolehkah Menyetubuhi Istri dari Jalan Belakang?

Kajian

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam? Muslimah Rajin Shalat Tapi tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Muslimah Rajin Shalat Tapi Tidak Menutup Aurat, Bagaimana Menurut Islam?

Ibadah

ratu bilqis ratu bilqis

Tafsir Q.S An-Naml Ayat 23: Meneladani Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Politik

Kajian

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

Muslimah Talk

Bolehkah Akikah Anak Kembar dengan Satu Kambing?

Ibadah

Connect