Ikuti Kami

Diari

Korona dan Penghargaan Terhadap Kehidupan

BincangMuslimah.Com – Gotong royong, cepat belajar dan menghargai hidup. Ketiganya menjadi hal yang sangat penting untuk kita lakukan bersama-sama saat ini. Menyelamatkan umat manusia dengan cara yang berbeda, tidak dengan perang bersenjata.

Virus covid-19 atau yang lebih dikenal dengan korona  telah menjadi pandemi. Ia tidak hanya merepotkan, tetapi juga menghantui hampir semua manusia di dunia. Tidak terkecuali Indonesia. Dengan daya tularnya yang cepat, pasien positif terus bertambah setiap harinya.

Setiap negara memiliki kebijakannya masing-masing, tetapi himbauan pasti yang selalu diserukan di mana-mana adalah menjaga jarak fisik (physical distancing). Mengalihkan berbagai aktifitas di rumah atau dengan sesedikit mungkin orang. Dari sekolah, bekerja hingga menikah.

Jakarta telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 10 April lalu. Disusul oleh Bekasi, Bogor dan Depok pada 15 April. Hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan saat PSBB seperti pembatasan penumpang bagi pengguna transportasi baik umum maupun pribadi, berkegiatan keagamaan, berkerumun dan seterusnya.

Walaupun begitu, dalam berita-berita yang beredar, nampaknya pemberlakuan PSBB sebagai usaha pemerintah untuk melindungi masyarakat dari virus belum berjalan maksimal.  Masih ada masjid yang melakukan shalat Jumat berjamaah, masih ada warga yang berniat untuk melakukan kunjungan wisata ke Bogor, berboncengan, berkerumun dan banyak lagi.

Beberapa waktu sebelum diberlakukannya PSBB, 73 orang dari jamaah tabligh Kebon Jeruk telah positif terinfeksi korona akibat tidak mengindahkan himbauan untuk menjaga jarak fisik, membatasi kegiatan keagamaan.  Jangan sampai kejadian seperti ini terulang karena kelambanan kita mengambil pelajaran. Bukankah titah Tuhan tidak hanya shalat berjamaah, tetapi juga menghargai hidup?

Kita yang tidak bisa berada di garis depan merawat dan menyembuhkan pasien yang terinfeksi korona, masih bisa menyelamatkan dengan cara yang lain. Kita mempunyai budaya gotong royong. Solidaritas. Bedanya, gotong royong kali ini tidak ada yang boleh untuk tidak ikut. Tidak boleh ada yang curang, semua harus terlibat. Semakin cepat kita mengambil pelajaran dan menerapkannya, maka ujian wabah ini pun akan lebih cepat kita lewati.

Baca Juga:  Mengambil Pelajaran dari Seorang Murid

Tidak bisa dipungkiri kalau masih banyak orang yang harus berjuang di luar rumah untuk tetap hidup. Sementara, bantuan masih terbatas. Tugas kita bersamalah untuk mencukupi kebutuhan mereka. Saling meringankan beban. Sebagaimana kata Ali Syariati, bahwa menjadi manusia adalah ketika kita bisa merasakan penderitaan orang lain.

Barangkali masih ada dari kita yang tidak tahu kalau banyak nyawa manusia yang bisa kita selamatkan hanya dengan berdiam diri. Pun belum mengerti, bahwa kepatuhan terhadap himbauan telah sangat meringankan beban orang lain, setidaknya pemerintah dan tenaga medis.

Saya teringat pada firman Allah dalam Q.S.  al-Maidah ayat 32 “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam membuat kerusakan di muka bumi.”

Setiap orang bisa saja memiliki cara tersendiri dalam menghargai hidup, tetapi ada yang perlu kita lakukan bersama-sama untuk memeliharanya. Islam tidak hanya mengakui hak hidup manusia dan memberinya kebebasan. Kita juga diberi tugas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Kali ini, cara hidup kita benar-benar bisa berpengaruh bagi orang lain.

Ayat di atas seperti hendak memberitahu, betapa hidup dan kemanusiaan manusia begitu berharga, sehingga memelihara atau melindungi satu orang saja sama dengan melindungi seluruh umat manusia.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Content Writer. Alumni Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

Komentari

Komentari

Terbaru

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

sikap rasulullah masyarakat adat sikap rasulullah masyarakat adat

Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Khazanah

puasa wajib segera diganti puasa wajib segera diganti

Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

Kajian

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Muslimah Daily

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa Nabi Muhammad ketika Bangun Tengah Malam untuk Shalat

Ibadah

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Connect