Ikuti Kami

Ibadah

Bolehkah Perempuan Melaksanakan Shalat Jumat?

BincangMuslimah.Com – Kewajiban yang mesti dilaksanakan umat Islam setiap hari Jumat adalah shalat Jumat. Jika ada seorang muslim yang meninggalkan shalat Jumat selama tiga kali berturut-turut tanpa adanya udzur, maka Allah akan mengunci mata hatinya. Ketentuan ini utamanya berlaku bagi laki-laki. Bagaimana dengan perempuan? Bolehkah perempuan melaksanakan shalat Jumat?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita mesti mengetahui terlebih dahulu kedudukan perempuan dalam pelaksanaan shalat Jumat. Melaksanakan shalat Jumat bagi perempuan hukumnya tidak wajib. Hal ini berdasarkan hadits sebagai berikut:

 رواه النسائي عن حفصة رضي الله عنها، ورواه أبو داود عن طارق بن شهاب بلفظ «الجمعة حق واجب على كل مسلم في جماعة إلا أربعة: عبد مملوك، أو امرأة، أو صبي، أو مريض.

An-Nasa’i meriwayatkan dari Hafshah Ra dan Abu Dawud dari Thariq bin Syihab, “Shalat Jumat kewajiban bagi setiap orang muslim secara berjamaah kecuali bagi hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit” (HR. An-Nasai & Abu Daud)

Selain hadis di atas, tidak wajibnya perempuan melaksanakan shalat Jumat juga diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW:

ولا تجب علي المرأة لما روى جابر قال ” قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فعليه الجمعة الا على امرأة أو مسافر أو عبد أو مريض حديث جابر رواه أبو داود والبيهقي” ولانها تختلط بالرجال وذلك لا يجوز

Shalat Jumat tidak diwajibkan bagi perempuan berdasarkan hadis riwayat shabat Jabir ra, ia berkata “Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa iman kepada Allah dan hari akhir maka wajib baginya shalat jumat kecuali bagi perempuan, orang bepergian, hamba dan orang sakit” (HR. Abu Daud dan Baihaqi) Sebab tidak diwajibkan shalat Jumat bagi perempuan karena bercampur dengan laki-laki dan itu tidak boleh.

Baca Juga:  Kebiasaan Istihadhah Perempuan (2); Mubtada’ah Ghairu Mumayyizah

Dari dua sumber di atas kita bisa menyimpulkan bahwa perempuan melaksanakan shalat Jumat hukumnya tidak wajib. Tapi sebenarnya tidak ada larangan bagi perempuan untuk menunaikan shalat Jumat. Perempuan boleh saja melaksanakannya. Shalat Jumat yang dilakukan perempuan hukumya akan tetap sah. Itu berarti, ia tidak perlu shalat dzuhur setelahnya.

Ketentuan ini sesuai dengan penjelasan dalam kitab Nihayatu az-Zain, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani  sebagai berikut:

ومن صحت ظهره ممن لا تلزمه جمعة صحت جمعته وتغني عن ظهره كالصبي والعبد والمرأة والمسافر.

Artinya: “Orang yang sah salat duhur dan tidak memiliki kewajiban salat jum’at, maka jum’atnya tetap sah. Seperti anak kecil, budak sahaya, perempuan, dan musafir.”

Hukum shalat Jumat sendiri adalah fardlu ‘ain bagi laki-laki apabila terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah Swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ الله وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila kamu diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu mengingat Allah. Tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Jumu‘ah: 9).

Muhammad Syams al-Haq al-Azhim Abadi dalam kitab ‘Aun al-Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud, menjelaskan bahwa apa yang dimaksud dengan memiliki udzur yang dibenarkan oleh syariat salah satu contohnya adalah sakit seperti yang dijelaskan berikut ini:

فِيهِ أَنَّ الْمَرِيضَ لَا تَجِبُ عَلَيْهِ الْجُمُعَةُ إِذَا كَانَ الْحُضُورِ يَجْلِبُ عَلَيْهِ مَشَقَّةً وَقَدْ أَلْحَقَ بِهِ الْإِمَامُ أَبُو حَنِيفَةَ اَلْأَعْمَى وَإِنْ وَجَدَ قَائِدًا لِمَا فِي ذَلِكَ مِنَ الْمَشَقَّةَ وَقَالَ الشَّافِعِيُّ إِنَّهُ غَيْرُ مَعْذُورٍ عَنِ الْحُضُورِ إِنْ وَجَدَ قَائِدًا

“Dalam hadis ini menjelaskan bahwa orang yang sakit tidak wajib atasnya shalat Jumat apabila kehadirannya dapat menimbulkan masyaqqah. Imam Abu Hanifah menyamakan orang buta dengan orang sakit meskipun ia mendapati orang yang menuntunnya, karena adanya masyaqqah. Sedang imam Syafii berpendapat bahwa orang buta bukanlah orang yang udzur dari mengikuti shalat Jumat jika ada yang menuntunnya.”

Baca Juga:  Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Perempuan melaksanakan shalat Jumat hukumnya adalah boleh. Boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Tidak ada yang salah jika ada perempuan yang melaksanakan shalat Jumat di masjid bersama para laki-laki, seperti juga tidak ada salahnya jika perempuan tidak melaksanakan shalat Jumat di masjid dan melaksanakan shalat Dzuhur di rumah. Semua kembali lagi kepada kepercayaan dan pegangan masing-masing dalam hidup.

Rekomendasi

Enam Syarat Shalat Jumat Enam Syarat Shalat Jumat

Enam Syarat Shalat Jumat yang Harus Dipenuhi

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

pingsan Wajib Mengqadha shalat pingsan Wajib Mengqadha shalat

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

menghatamkan alquran tujuh hari menghatamkan alquran tujuh hari

3 Amalan Sunnah di Hari Jumat

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

sikap rasulullah masyarakat adat sikap rasulullah masyarakat adat

Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Khazanah

puasa wajib segera diganti puasa wajib segera diganti

Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

Kajian

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Muslimah Daily

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa Nabi Muhammad ketika Bangun Tengah Malam untuk Shalat

Ibadah

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Connect