BincangMuslimah.Com – Amrah binti Abdurahman bin Sa’d bin Zurarah Al-Anshari Al-Madaniyyah. Ia merupakan seoarang tabi’in perempuan dari Bani An-Najjar yang tinggal di kota Madinah. Ayahnya seorang sahabat, begitu pula dengan kakeknya yang bernama Sa’d salah satu sahabat senior.
Amrah lahir sekitar tahun 21 H./642 M. dan wafat tahun 98 H./716 M. di usianya yang ke 77 tahun. Ia menikah dengan Abdurrahman dan dikaruniai seorang putra yang bernama Abur Rijal Muhammad bin Abdurrahman Al-Anshari.
Ia adalah seorang perempuan yang sangat paham ilmu agama, pemimpin perempuan di kalangan tabiin, alimah (pandai), dan tsiqqah yaitu seseorang yang sangat kredibel dan berkapabilitas dalam meriwayatkan hadis Nabi saw.
Adapun dalam hal periwayatan hadis Nabi saw., Amrah dikenal sangat dapat dipercaya dalam meriwayatkan hadis sayyidah Aisyah r.a. Hal ini pun diakui oleh banyak ulama. Ibnu Al-Madini dari Sufyan mengatakan hadisnya Aisyah yang paling bisa dipercaya adalah hadisnya Amrah, Al-Qasim, dan Urwah. Umar bin Abdul Aziz pun mengatakan bahwa tidak ada orang yang paling alim tentang hadisnya Aisyah kecuali Amrah.
Selain banyak meriwayatkan hadis dari sayyidah Aisyah r.a., Amrah juga meriwayatkan hadis dari sahabat-sahabat lainnya. Di antaranya adalah dari Ummu Salamah, Rafi’ bin Khadij, dan saudaranya; Ummu Hisyam binti Haritsah.
Sementara itu, di antara murid-muridnya adalah anaknya: Abur Rijal Muhammad bin Abdurrahman, kedua cucunya (anaknya Abur Rijal); Haritsah dan Malik, keponakannya; Al-Qadli Abu Bakar bin Hazm, Abdullah dan Muhammad (dua putra dari Abu Bakar bin Hazm), Az-Zuhri, dan Yahya bin Sa’id Al-Anshari.
Hadis yang diriwayatkan Amrah pun banyak tersebar di dalam kitab-kitab hadis; khususnya enam kitab induk hadis, yakni Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan At-Tirmidzi, dan Sunan Ibn Majah.
Adapun salah satu hadis yang ia riwayatkan adalah sebagai berikut.
عَنْ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ يَهُودِيَّةً جَاءَتْ تَسْأَلُهَا فَقَالَتْ لَهَا أَعَاذَكِ اللَّهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَسَأَلَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُعَذَّبُ النَّاسُ فِي قُبُورِهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِذًا بِاللَّهِ مِنْ ذَلِكَ رواه البخاري.
Dari Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah: Istri Nabi saw., bahwasannya ada seorang perempuan Yahudi datang bertanya kepadanya, lalu ia bertanya, “Apakah Allah akan melindungimu dari siksa kubur?” Maka Aisyah pun menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw., “Apakah manusia akan disiksa dalam kubur mereka?” Rasulullah saw. bersabda, “Aku berlindung kepada Allah darinya.” (H.R. Al-Bukhari)
Keluasan ilmu yang dimiliki Amrah pun dikisahkan oleh muridnya Ibnu Syihab Az-Zuhri. Suatu hari Al-Qasim bin Muhammad berkata kepada Az-Zuhri, “Wahai pemuda, Aku melihatmu sangat ingin mencari ilmu, maukah kamu aku tunjukkan tempatnya?
Az-Zuhri menjawab, “Iya, mau,”
“Pergilah ke Amrah, ia adalah seorang perempuan yang dididik Aisyah.” “Lalu aku mendatanginya, aku pun menemukan lautan yang tak berhenti mengalir,” kata Qasim kepada Az-Zuhri.
Demikianlah sekelumit biografi dari sosok ulama perempuan dari kalangan tabi’in; Amrah binti Abdurrahman yang merupakan murid sayyidah Aisyah r.a. Kisah tersebut menunjukkan bahwa seorang perempuan pun berhak dan layak menjadi seorang yang pandai dan berilmu. Bahkan seorang perempuan juga menjadi sosok penting sampainya hadis Nabi saw. kepada umat Islam. Wa Allahu a’lam bis shawab.