Ikuti Kami

Keluarga

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Ala Gus Baha

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Ala Gus Baha

BincangMuslimah.Com- Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, kita seringkali harus menghadapi berbagai dinamika dan gejolaknya. KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau masyhur dengan sapaan Gus Baha dalam ceramahnya, beberapa kali pernah memberikan nasehat dan pandangannya tentang bagaimana seharusnya kita mengelola rumah tangga dengan baik sehingga terjalin keharmonisan dalam rumah tangga.

Murid kinasih dari Kyai Maimun Zubair ini sering menyampaikan salah satu poin penting dalam membangun komunikasi yang baik antara anggota keluarga. Sebab hal tersebut merupakan satu kunci dalam menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Adapun cara untuk tetap menjaga komunikasi yang efektif adalah jangan terlalu banyak ngobrol hal-hal serius dengan pasangan. Maka hendaknya suami-istri bisa menciptakan kondisi di mana suasana tetap dalam santai, bercanda, dan mudah.

Mula’abah: Resep Pernikahan dari Rasul

Rumus pernikahan tersebut menurut Gus Baha, sejatinya Rasulullah telah memberi contoh. Yaitu mula’abah atau rileks dalam membicarakan hal-hal yang tidak terlalu penting. Ini sebgaimana dalam hadis di mana Gus Baha mengatakan redaksi awalnya merupakan hadis yang panjang. Singkatnya, ketika sahabat Jabir pulang dari penaklukan Makkah, di tengah jalan ia berjumpa Rasulullah, kemudian beliau saw. bertanya:

قَالَ: أتَزَوَّجْتَ؟ قُلتُ: نَعَمْ، قَالَ: أبِكْرًا أمْ ثَيِّبًا؟ قَالَ: قُلتُ: بَلْ ثَيِّبًا، قَالَ: فَهَلَّا بكْرًا تُلَاعِبُهَا وتُلَاعِبُكَ….(رواه البخاري ومسلم)

“Apakah kamu sudah menikah?” tanya Rasulullah. “Iya” jawab Jabir. “Apakah perawan atau janda?” Jabir menjawab, “Janda”. Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa bukan perawan yang bisa kamu ajak guyon dan dia guyon denganmu?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nasehat tersirat dari hadis di atas, sebagaimana Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin (2/44) menerangkan bahwa anjuran Rasulullah bagi para suami dan istri agar tidak terlalu serius ketika mengatasi permasalahan kecil yang terjadi dalam rumah tangga. Justru sebaiknya harus menyikapinya dengan santai dan menyelingi dengan guyonan.

Baca Juga:  Parenting Islami : Lima Kiat Mendidik Anak di Era Digital

Gus Baha menceritkan, “Mula’abah-nya Rasulullah itu kalau bersama istrinya benar-benar santai. Memanggil istrinya, Sayyidah Aisyah dengan ungkapan Ya Humaira (yang kemerah-merahan). Ketika Aisyah meminta tontonan, li’bul habasyah (permainan orang Habasyah), itu juga disetujui oleh Rasulullah. Sehingga kunci utama pernikahan yang diridhai Allah adalah mula’abah.”

Dalam riwayat, suatu waktu Sayyidah Aisyah pernah cemburu karena Rasulullah sering menyebut-nyebut nama Sayyidah Khadijah. Istrinya itu kemudian berkata, “Ya Rasulullah, jangan sering sebut-sebut dia, engkau telah diberi ganti yang lebih muda.”

Sayyidah Fatimah, sebagai putri dari Ibunda Khadijah mendengar perkataan dari ibu tirinya itu tidak terima, lalu mengadu kepada Rasulullah karena merasa ibunya dicibir. Jawaban Rasul kepada putri tersayangnya tersebut, menurut penuturan Gus Baha ternyata unik dan rileks.

“Ya bilang saja, lebih baik ibuku. Ibuku itu janda dapat jejaka. Kamu meski perawan, dapat duda. Nabi justru menjawab dengan santai dan logika. Bukan malah melarang Sayyidah Fatimah, ‘Huss kualat, tidak baik,” kata Gus Baha.

Membuat Rileks Urusan Rumah Tangga

Gus Baha kemudian menyampaikan apa yang pernah dinasehatkan Mbah Moen berkaitan dengan hal ini. Bahwa ketika Allah mengharamkan laki-laki menikahi musyrikah. Begitupula perempuan mukmin tidak boleh menikahi pria musyrik. Sebagaimana penjelasan dalam surah al-Baqarah ayat 221:

وَلَا تَنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكَٰتِ حَتَّىٰ يُؤۡمِنَّۚ

“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.” Sebab Allah memperingatkan dengan berfirman:

أُوْلَٰٓئِكَ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِۖ

“Mereka mengajak ke neraka.”

Penjelasan dari Gus Baha, maksudnya ayat di atas adalah bahwa menikah yang salah itu mengajak ke neraka (penderitaan, sumpek, dan makna serumpunnya). Namun dalam redaksi ayat ini mengatakan, tetapi kalau menikah dengan mukminin ataupun mukminah itu sebagaimana firman-Nya:

Baca Juga:  Haruskah Suami Menceraikan Istri atas Perintah Orang Tua?

وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ

“Sedangkan Allah mengajak ke surga.

Tafsir ayat di atas ialah bahwa menikahnya mukmin dan mukminah itu ganjarannya surga. “Nah, makna surga itu apa? Ya ketenangan, santai, rileks, tidak membahas hal-hal yang berat dan serius, seperti warisan, hal dunia, dan syukur-syukur tidak punya hutang. Tapi yang penting, ciri utama surga itu penuh dengan kenikmatan.” tegas Gus Baha.

Akhir kata, Gus Baha menasehtkan bahwa menikah itu harus ikut sunnah Rasulullah, yakni mula’abah. “Diingat-ingat ini nasihatnya Rasul. Jadi rileks, jangan membicarakan nanti tinggal di mana? Pokoknya menghilangkan yang ruwet-ruwet.” Beliau juga mengatakan bahwa dirinya termasuk salah satu orang yang konsisten mengamalkan resep dari Rasulullah ini. “Saya nikah mulai tahun 2000 sampai sekarang resep yang saya pakai cuma satu hadits itu.” Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Lima Peran Publik Perempuan yang Sering Terabaikan

Muslimah Daily

Pentingnya Kolaborasi Inklusif antara Gender dan Generasi dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan Pentingnya Kolaborasi Inklusif antara Gender dan Generasi dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan

Pentingnya Kolaborasi Inklusif antara Gender dan Generasi dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan

Berita

Sumpah Pemuda: Dekonstruksi dan Rekonstruksi Hindia Belanda Menuju Indonesia

Kajian

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Muslimah Daily

Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin

Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin

Kajian

Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan

Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan

Muslimah Talk

Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan dalam Sumpah Pemuda Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan dalam Sumpah Pemuda

Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Pada Momen Sumpah Pemuda

Kajian

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928 Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Khazanah

Trending

Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Pondok Pesantren Sunan Pandanaran

Tiga Tradisi Bersalawat yang Rutin Diadakan di Pesantren Sunan Pandanaran

Muslimah Daily

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Perjalanan Hagia Sophia, dari Gereja Hingga Jadi Museum dan Masjid

Khazanah

Konsep Cinta Dalam Alquran Konsep Cinta Dalam Alquran

Perbedaan Jatuh Cinta dan Benar-Benar Mencintai Seseorang Menurut Buya Syakur Yasin

Muslimah Daily

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Bukan Cengeng: Menangis adalah Hak Setiap Orang Tidak Hanya Perempuan

Diari

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Connect