Ikuti Kami

Kajian

Memandang LGBT dari Sisi Kemanusiaan

BincangMuslimah.Com – LGBT merupakan suatu istilah yang muncul pada sekitar tahun 90-an untuk mewakili kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender.

Selain itu, istilah “LGBT” biasanya digunakan oleh kelompok non-heteroseksual termasuk Queer atau orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka sehingga seringkali kita temukan istilah “LGBTQ”.

Sebagai minoritas, hingga saat ini sebagian besar masyarakat menilai bahwa LGBT adalah kelompok menyimpang karena dianggap bertentangan dengan norma sosial dan norma agama.

Oleh karena itu, tak jarang para pelaku LGBT didiskriminasi, diintimidasi, bahkan dipersekusi.
Pada tahun 1948, World Health Organization (WHO) dalam International Classification of Diseases and Related Health Problem (ICD-6) menggolongkan homoseksual sebagai gangguan mental atau penyakit kejiwaan.

Hal ini juga berdasar pada pernyataan Sigmun Freud yang mengatakan bahwa lingkungan keluarga yang kurang harmonis dan penuh konflik dapat memicu seseorang menjadi homoseksual.

Selain itu, pada tahun 1968 Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) juga menggolongkan homoseksualitas ke dalam Panduan Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM). Ketika homoseksualitas dianggap sebagai suatu gangguan atau penyakit, maka tak jarang penderitanya mendapatkan terapi yang kurang manusiawai meskipun hasilnya tetap nihil.

Di Indonesia sendiri, LGBT tercantum di dalam Pedoman Penggolongan Penyakit dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) versi III yang diterbitkan oleh Kementerian Kesahatan pada tahun 1993.

Di dalam PPDGJ versi III, LGBT bukan dikatakan sebagai penyakit mental atau kejiwaan, melainkan sebagai orientasi seksual. LGBT dikatakan sebagai penyakit hanya apabila muncul perasaan tidak nyaman yang dialami oleh seseorang karena orientasi seksualnya.

Setelah melalui berbagai penelitian yang cukup panjang, pada tahun 1973 Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) menghapuskan homoseksualitas dari golongan gangguan mental atau penyakit kejiwaan. Sebenarnya jauh sebelum APA menghapuskan homoseksualitas dari gangguan mental, sudah banyak aktivis bahkan peneliti yang kontra terhadap anggapan bahwa homoseksualitas adalah penyakit kejiwaan.

Baca Juga:  Memahami Kembali Makna Tasawuf

Dikutip dari BBC, pada tahun 1950-an misalnya Dr. Evelyn Hooker melakukan penelitian terhadap 30 orang pria heteroseksual dan 30 pria homoseksual. Setelah dilakukan tiga tahapan tes, yaitu tes yang dinamakan Rorshach, Tes Tafsir Tematik (TAT), serta Make A Picture Story (MAPS), Hooker mendapat kesimpulan bahwa secara psikologis orang-orang dengan perilaku homoseksual sama normalnya dengan para heteroksesual.

Tidak sedikit orang yang menyebarkan homophobia karena beranggapan bahwa homoseksual adalah penyakit yang menular. Padahal menurut penelitian dari Archives of Sexual Behavior, orientasi seksual seseorang bahkan sejak masih remaja tidak ada hubungannya dengan lingkup pergaulan mereka. Seseorang yang bukan homoseksual tidak dapat menyukai sesama jenis, begitu pun sebaliknya.

Jika seseorang yang tadinya terlihat straight atau heteroseksual menjadi homoseksual di kemudian hari, hal tersebut dikarenakan seseorang tersebut sudah memiliki kecenderungan menjadi homoseksual.

Jadi, dapat dikatakan bahwa manusia tidak dapat memilih orientasi seksual mereka. Orientasi seksual terbentuk akibat pengaruh dari genetik dan kromosom sejak orang tersebut dilahirkan.

Menyikapi LGBT

Bagi orang-orang Islam khususnya yang kontra terhadap kelompok LGBT, mereka selalu berpegang teguh pada cerita Nabi Luth A.S yang dilaknat oleh Allah SWT akibat perilaku mereka yang menyimpang. Hal ini terdapat dalam Q.S. Al-A’raf 7:80-81 sebagai berikut:

“Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” (Q.S. Al-A’raf 7:80)

Rekomendasi

hukum menikah interseks transeksual hukum menikah interseks transeksual

Perbedaan Hukum Menikah antara Interseks dan Transeksual dalam Islam

penembakan wartawan palestina shireen penembakan wartawan palestina shireen

Mengutuk Aksi Penembakan Terhadap Wartawan Palestina, Shireen Abu Akleh

Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Komentari

Komentari

Terbaru

Amalan-Amalan di Hari Asyura Amalan-Amalan di Hari Asyura

Amalan-Amalan di Hari Asyura

Ibadah

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Kajian

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Muslimah Talk

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Kajian

Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Konsekuensi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Kajian

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Muslimah Talk

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

idul adha islam dunia idul adha islam dunia

Makna Idul Adha bagi Umat Islam Seluruh Dunia

Ibadah

Connect