Ikuti Kami

Muslimah Talk

Fenomena Brain Rot, ‘Busuknya Otak’ Akibat Konten Receh di Media Sosial

Fenomena Brain Rot, ‘Busuknya Otak’ Akibat Konten Receh di Media Sosial
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Sulit untuk menghindari perkembangan teknologi yang terus maju melesat. Salah satu dampak dari kemajuan teknologi adalah penggunaan media sosial yang masif. Memantau pergerakan media sosial untuk mendapatkan berbagai kebutuhan informasi sebetulnya tidak jadi masalah. 

Namun jika menggunakan media sosial secara berlebihan tanpa batasan, lambat laun otak bisa mengalami ‘pembusukan’. Bukan sekadar bahan canda, otak benar-benar bisa mengalami ‘pembusukan’ karena mengonsumsi konten digital yang tidak berkualitas dan berdurasi singkat secara berlebihan. Terutama pada konten receh yang tidak mengandung nilai-nilai penting di dalamnya. 

Kondisi ini disebut dengan brain roat. Istilah Brain rot tidak merujuk pada penyakit medis tertentu. Namun, hal ini merupakan efek dari kebiasaan yang tidak sehat atau kekurangan aktivitas yang merangsang otak, seperti membaca, berpikir kritis, atau belajar.

Penyebab Pembusukan Otak

Julukan ‘pembusukan otak’ sendiri adalah bentuk penggambaran kesukaan atau obsesi yang berlebihan terhadap konten digital. Dilansir dari Tribunnews, seorang psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengungkapkan jika salah satu aktivitas yang bisa menyebabkan brain rot adalah scrolling media sosial. 

Scrolling adalah aktivitas yang menggulirkan layar gawai secara horizontal atau vertikal saat menggunakan media sosial untuk mengintip unggahan baru. Vera pun menjelaskan apa kaitan brain rot dengan kebiasaan yang nyaris hampir setiap hari melakukannya. 

Secara umum, otak bekerja dan berkembang dari pengalaman atau aktivitas setiap harinya. Misalnya, ketika melihat tempat yang berbeda, otak akan langsung terstimulasi. Stimulasi pada otak juga akan terjadi saat seseorang melakukan scrolling media sosial. 

Berbeda dengan melihat pemandangan biasa, scrolling dilakukan secara singkat dan cepat. Bahkan, umumnya melakukan aktivitas ini hanya selama 15-30 detik saja. Padahal otak belum selesai memproses konten sebelumnya. Di saat yang bersamaan scrolling juga bisa mengeluarkan hormon dopamin. Sehingga membuat seseorang betah berlama-lama bermain gawai. 

Baca Juga:  Mahatma Gandhi dan Perjuangan Hak-hak Perempuan di India

Dampak Brain Rot

Lambat laun otak terbiasa mendapatkan sesuatu yang instan atau cepat. Tubuh pun enggan untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif seperti membaca atau olahraga. Kinerja otak dan konsentrasi jadi menurun. 

Setidaknya ada beberapa gejala yang dikaitkan dengan brain rot di antaranya  kehilangan fokus atau perhatian, tidak dapat berpikir jernih, tidak termotivasi melakukan aktivitas yang memerlukan usaha dan kelelahan mental setelah berjam-jam melakukan aktivitas yang tidak merangsang otak. 

Selain itu, dilansir dari website Kementerian Kesehatan RS Marzoeki Mahdi, brain rot bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari sisi gangguan kognitif, seseorang yang mengalami brain rot bisa alami penurunan daya ingat dan sulit ambil keputusan. Tidak hanya itu, mereka juga menjadi tidak terbiasa menganalisis informasi secara mendalam.

Tanpa disadari,  Brain rot pun bisa memicu terjadinya gangguan emosi seperti mudah stres dan cemas. Hal ini karena dampak dari paparan informasi yang tidak sehat. Orang yang alami brain rot  dapat mengalami ketergantungan pada media sosial dan mudah frustrasi ketika keinginannya tidak terpenuhi. 

Dampak sosial juga bisa dirasakan seperti berkurangnya interaksi sosial dan kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan konflik dengan komunikasi yang efektif.

Cegah Brain Rot dengan Kegiatan yang Produktif  

Demi menghindari terjadinya brain rot, maka penting untuk lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial.  Yaitu mulai menjaga keseimbangan antara waktu untuk bersantai dan memberi otak tantangan yang positif. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan. 

Pertama, stimulasi otak secara teratur: Latih otak dengan melakukan aktivitas yang menantang. Seperti membaca buku, belajar hal baru, atau bermain permainan otak (misalnya teka-teki silang atau sudoku). Semakin sering otak dipakai, semakin baik ia berfungsi. 

Baca Juga:  Teladan Single Mother: Kisah Hannah dan Maryam dalam Alquran

Kedua, jaga kesehatan fisik. Olahraga teratur dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan menjaga kesehatan otak. Olahraga juga merangsang produksi hormon yang baik untuk otak, seperti endorfin dan serotonin.

Ketiga, tidur yang cukup. Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan otak dan mengonsolidasikan ingatan. Kurang tidur dapat memengaruhi fungsi kognitif dan konsentrasi.

Keempat, diet sehat. Makanan juga turut memengaruhi kesehatan fisik dan mental, tentunya. Makanan yang kaya akan antioksidan, omega-3, dan vitamin B, seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, buah, dan sayuran, dapat membantu mendukung kesehatan otak.

Kelima, kurangi stres. Stres kronis dapat merusak sel-sel otak. Luangkan waktu untuk meditasi, relaksasi, atau aktivitas yang bisa mengurangi stres seperti yoga atau berjalan-jalan di alam.

Keenam, bersosialisasi. Berinteraksi dengan orang lain dan menjaga hubungan sosial yang positif dapat merangsang otak dan membantu mencegah penurunan fungsi kognitif.

Ketujuh, hindari kebiasaan yang bisa merusak otak, seperti alkohol berlebihan, merokok, atau konsumsi obat-obatan terlarang. Terakhir, latih kreativitas. Berlatih keterampilan kreatif seperti seni, musik, atau menulis dapat merangsang area otak yang berbeda dan menjaga otak tetap aktif. Dengan kombinasi pola hidup sehat dan menjaga stimulasi mental, kamu dapat menjaga otak tetap aktif dan terhindar dari “brain rot“.

 

Link

https://www.tribunnews.com/nasional/2025/01/07/mengenal-fenomena-brain-rot-pembusukan-otak-akibat-konsumsi-konten-kualitas-rendah

https://rsmmbogor.com/brain-rot-fenomena-media-sosial-yang-mengancam-kesehatan-mental

 

Rekomendasi

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak? Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak?

Ibu Hamil; Harus Berpuasa Atau Tidak?

Ibadah

Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan

Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan

Ibadah

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran

Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran

Khazanah

Membawa Tumbler Saat Berpergian: Langkah Kecil Untuk Perubahan Besar Membawa Tumbler Saat Berpergian: Langkah Kecil Untuk Perubahan Besar

Membawa Tumbler Saat Berpergian: Langkah Kecil Untuk Perubahan Besar

Muslimah Daily

Apakah Memakai Minyak Wangi Membatalkan Puasa? Apakah Memakai Minyak Wangi Membatalkan Puasa?

Apakah Memakai Minyak Wangi Membatalkan Puasa?

Tanya Ustazah

Perempuan Lebih Baik Iktikaf Ramadhan di Masjid Apa Tidak? Perempuan Lebih Baik Iktikaf Ramadhan di Masjid Apa Tidak?

Perempuan Lebih Baik Iktikaf Ramadhan di Masjid Apa Tidak?

Ibadah

Trending

Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak

Parenting Islami : Hadis-hadis Keutamaan Mendidik Anak

Kajian

Memasang Pembatas di antara Jamaah Laki-laki dan Perempuan, Wajibkah?

Ibadah

Ummu Habibah; Perempuan yang Dilamar Nabi dengan Mahar Sebanyak 400 Dinar Emas

Muslimah Talk

Hadis-hadis yang Menerangkan Tentang Akibat Penyimpangan Seksual

Kajian

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Pentingnya Musyawarah Bagi Suami Istri sebelum Mengambil Keputusan

Diari

Shalat isya sepertiga malam Shalat isya sepertiga malam

Wirid Setelah Shalat Tahajud: Lengkap Latin dan Artinya

Ibadah

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Kajian

Connect