Ikuti Kami

Berita

Pentingnya Kolaborasi Inklusif antara Gender dan Generasi dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan

Pentingnya Kolaborasi Inklusif antara Gender dan Generasi dalam Menghadapi Tantangan Lingkungan

BincangMuslimah.Com- Tangerang Selatan, 2024 – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menggelar seminar bertema “Ada Apa dengan Lingkungan? Analisis Gender dan Generasi” yang menyoroti peran gender dan generasi dalam isu lingkungan. Hasil survei nasional menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam pengetahuan dan pendekatan, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama peduli pada perubahan iklim.

Gender dan Generasi dalam Isu Lingkungan: Siapa yang Lebih Peduli?

Generasi Z memiliki tingkat pengetahuan tertinggi, sementara perempuan lebih aktif dalam perilaku ramah lingkungan sehari-hari. Harapan dari adanya seminar ini adalah dapat mendorong kolaborasi inklusif antara gender dan generasi dalam menghadapi tantangan lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.

Aptiani Nurjannah, peneliti dari PPIM UIN Jakarta, menjelaskan bahwa survei tersebut melibatkan 3.397 responden dari seluruh Indonesia dengan komposisi 50,99% laki-laki dan 49,01% perempuan. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling pada bulan Maret hingga April 2024, dengan tingkat respons yang sangat tinggi yaitu 97,06%.

Dari hasil survei, ditemukan adanya kesenjangan pengetahuan lingkungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih banyak memiliki pengetahuan terkait perubahan iklim dibandingkan perempuan, yaitu 74,77% berbanding 68,15%. Namun, kedua gender ini sama-sama percaya bahwa perubahan iklim sedang terjadi.

“Mayoritas laki-laki menyebut bahwa penyebab perubahan iklim adalah aktivitas ekonomi, sementara perempuan cenderung mengaitkannya dengan tanda-tanda akhir zaman.” Jelas Aptiani pada seminar seri ke-50 PPIM di Aula Madya Fisip UIN Jakarta, Senin 28 Oktober.

Perbedaan sikap juga terlihat dalam hal tanggung jawab atas perubahan iklim. Laki-laki lebih menganggap korporasi, pemerintah, dan organisasi masyarakat sebagai pihak yang bertanggung jawab, sedangkan perempuan lebih menekankan tanggung jawab individu. Dalam konteks perilaku pro-lingkungan, perempuan lebih aktif di ranah privat, seperti membawa tumbler dan wadah sendiri, sementara laki-laki lebih terlibat dalam kegiatan publik seperti donasi, kampanye lingkungan, dan advokasi.

Baca Juga:  Bincang Muslimah Buka Kelas Fikih Perempuan di Bulan Ramadhan

Peneliti PPIM lainnya, Grace, menyoroti perbedaan generasi dalam pengetahuan dan perilaku terkait perubahan iklim dan transisi energi. Generasi Z memiliki tingkat pengetahuan yang paling tinggi dibandingkan generasi lainnya, disusul oleh generasi milenial. Namun, meskipun Gen Z memiliki pengetahuan lebih, partisipasi mereka dalam aktivisme lingkungan skala kecil lebih rendah dibandingkan generasi lainnya.

“Kriminalitas menjadi isu yang paling mengkhawatirkan di semua generasi, sementara isu kerusakan lingkungan menempati peringkat keempat di kalangan milenial, namun tidak menjadi prioritas utama bagi generasi lainnya,” ungkap Grace.

Peran Perempuan dalam Menjaga Lingkungan

Dalam sesi berikutnya, Putri Melta Sari, Co-founder Trash Ranger Indonesia, turut berbagi pandangannya terkait peran perempuan dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, perempuan seringkali peduli terhadap isu lingkungan namun tidak tahu bagaimana cara berkontribusi secara lebih konkret. Trash Ranger Indonesia sendiri berfokus pada pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga untuk mengolah sampah multi-layer menjadi produk bernilai ekonomi.

“Perempuan memang peduli, tapi sering kali tidak tahu harus mulai dari mana. Kita mencoba memberikan solusi melalui inisiatif seperti ini,” ujar Putri Melta.

Ida Rosyidah, dosen sosiologi dari FISIP UIN Jakarta, menutup seminar dengan menyoroti pengaruh patriarki dan akses informasi. Di mana terbatas sebagai faktor penyebab kesenjangan gender dalam pengetahuan lingkungan.

“Mainstreaming gender belum sepenuhnya terefleksikan dalam pendidikan formal. Banyak sekali bias gender dalam buku-buku sekolah. Hal ini sudah terinternalisasi sejak kecil melalui sosialisasi yang terus berulang,” jelas Ida.

Tentang Program Religious Environmentalism Actions (REACT)

Harapan dari adanya seminar ini yang merupakan rangkaian kegiatan dari program Religious Environmentalism Actions (REACT) adalah dapat mendorong kolaborasi yang lebih inklusif. Baik antara laki-laki dan perempuan maupun antar generasi dalam menghadapi krisis lingkungan di masa depan.

Baca Juga:  KUPI Desak Penegakan Konstitusi dan Integritas Negara

Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya keseimbangan peran gender dalam perilaku pro-lingkungan, baik di level publik maupun privat.

Religious Environmentalism Actions (REACT) adalah program yang diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, dengan dukungan dari Pemerintah Belanda. Program ini bertujauan untuk memperkuat peran generasi muda dan organisasi keagamaan dalam upaya mencapai pembangunan lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia.

Melalui pengetahuan, advokasi kebijakan berbasis bukti, dan kampanye publik, REACT berfokus pada peningkatan kesadaran dan kapasitas masyarakat terkait isu lingkungan dan perubahan iklim. Program ini berupaya mendorong aksi nyata gerakan lingkungan berbasis keagamaan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumni Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Pegiat Sastra Arab, dan Gender Islam.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Lima Peran Publik Perempuan yang Sering Terabaikan

Muslimah Daily

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Ala Gus Baha Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Ala Gus Baha

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Ala Gus Baha

Keluarga

Sumpah Pemuda: Dekonstruksi dan Rekonstruksi Hindia Belanda Menuju Indonesia

Kajian

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Ummu Kultsum binti Ali, Ibu Negara Bersahaja yang Peduli Terhadap Rakyatnya

Muslimah Daily

Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin

Pentingnya Belajar Fikih Perempuan Sedini Mungkin

Kajian

Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan

Pelajaran Hidup dari Kisah Kaluna di Film Home Sweet Loan

Muslimah Talk

Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan dalam Sumpah Pemuda Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan dalam Sumpah Pemuda

Surah Ali Imran Ayat 103: Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Pada Momen Sumpah Pemuda

Kajian

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928 Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Kesetaraan Gender dalam Bingkai Sumpah Pemuda 1928

Khazanah

Trending

Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Pondok Pesantren Sunan Pandanaran

Tiga Tradisi Bersalawat yang Rutin Diadakan di Pesantren Sunan Pandanaran

Muslimah Daily

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Perjalanan Hagia Sophia, dari Gereja Hingga Jadi Museum dan Masjid

Khazanah

Konsep Cinta Dalam Alquran Konsep Cinta Dalam Alquran

Perbedaan Jatuh Cinta dan Benar-Benar Mencintai Seseorang Menurut Buya Syakur Yasin

Muslimah Daily

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Mengenal Fatima al-Fihri, Perempuan Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Bukan Cengeng: Menangis adalah Hak Setiap Orang Tidak Hanya Perempuan

Diari

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Connect