BincangMuslimah.Com – Di antara anugerah paling agung dan paling mulia yang Allah berikan kepada umat manusia adalah diutusnya Rasulullah saw. Sebagai pembawa risalah Alquran, umat manusia dapat mengetahui pokok-pokok dan cabang-cabang ajaran agama Allah melaluinya. Sehingga mereka akan menemukan jalan untuk menggapai keridhaan-Nya.
Inilah yang tercantum dalam surah Yasin ayat 1-6. Allah berfirman melalui permulaan surah Yasin ini:
يٓس (1) وَالْقُرْآَنِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (3) عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4) تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5) لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آَبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6)
Artinya: “Yaa siin. Demi Alquran yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.”
Surah Yasin Hatinya Alquran
Ulama tafsir sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Imam Ahmad, Abu Dawud, dan an-Nasa’i menyebutkan bahwa surah Yasin terlahir sebagai hatinya Alquran. Menurut Ibnu Arabi, itu karena surah ini diawali dengan ungkapan “yasin” yang artinya: “Wahai Manusia (Sempurna), Wahai bayangan ar-Rahman (Sang Pengasih), Wahai Muhammad yang memiliki dominasi/mengayomi atas semua yang lain”. Ia menambahkan bahwa surat Yasin berisi berita gembira tentang petunjuk jalan lurus (Rasulullah dan Alquran) yang dipenuhi dengan rahmat-Nya. (Tafsir Rahmat min ar-Rahman, 3/461)
Kemudian, pada ayat selanjutnya Allah bersumpah dengan Alquran yang penuh hikmah, sempurna tata bahasa dan maknanya, serta tidak mengandung kebatilan. Dijadikannya Alquran sebagai sumpah bertujuan untuk menguatkan keterangan tentang kerasulan Muhammad sebagai pembawa risalah Islam. Alquran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril sebagai kitab petunjuk bagi kaum muslimin yang akan terus berguna di setiap generasi kapanpun masanya dan di manapun tempatnya (shahih likulli zaman wa makan).
Rasulullah Adalah Karunia Terbesar Bagi Umat Manusia
Syekh Wahbah al-Zuhaili menerangkan ayat-ayat ini bahwa Rasulullah beserta Alquran yang menjadi mukjizat abadi bagi Rasul merupakan nikmat teragung di antara nikmat-nikmat yang dikaruniakan oleh Allah kepada umat manusia. Sebagaimana dinyatakan secara tegas oleh sejumlah ayat dan hadis-hadis mutawatir, misi dan pengutusan Rasulullah adalah universal, beliau diutus kepada seluruh umat tanpa terkecuali. (Tafsir al-Munir, 11/1611)
Seperti hadis yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, “Nabi sebelumku hanya diutus kepada kaumnya saja, sementara aku diutus kepada umat manusia seluruhnya.” (HR Bukhari, Muslim, dan an-Nasa’i)
Tujuan Allah mengutus Rasulullah di muka bumi ini untuk mengajak manusia menuju jalan yang lurus yang diridhai Allah. Bolehlah perjalanan hidup di muka bumi ini berliku-liku, banyak kendala dan cobaan, namun hati dan niat haruslah tetap lurus ketika mencari ridha Allah.
Dalam ayat tersebut juga disinggung dua sifat Allah secara berurutan, yaitu al-‘Aziz (Maha Perkasa) dan ar-Rahim (Maha Penyayang). Beberapa mufassir memahami al-‘Aziz jalan menunjukkan kekuasaan Allah yang mengutus Rasul dan menurunkan Alquran. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai tarhib (ancaman).
Di samping itu Allah juga Maha Pengasih menunjukkan targhib (penyemangat). Dia mengutus Rasulullah kepada umat manusia dan akan mencurahkan rahmat-Nya bagi yang mengikuti beliau saw, termasuk kepada mereka yang membangkang kemudian bertaubat dan meminta ampunan dari-Nya. (Tafsir al-Misbah, 11/508)
Dalam surah Yasin sendiri, Allah berulang kali menggunakan kata-kata bentukan dari kata dasar rahmah (kasih sayang), seperti ketika menyinggung para pembangkang, bahkan ketika menggambarkan dahsyatnya hari kiamat. Demikian pula ketika mengaitkan dengan kemungkinan bencana yang Allah turunkan, Dia juga menggunakan term rahmah. Kenyataannya, sifat rahmah ini adalah sifat dominan Allah. Sebagaimana dalam surah al-A’raf: 156, “Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”. Dalam hadis qudsi: “Rahmat-Ku mendahului murka-Ku”.
Sifat rahmah juga mengejawantah dalam diri Rasulullah. Kepribadian yang pengasih dan penyayang Rasulullah ini termasuk di antara misi utama beliau, yaitu sebagai rahmat bagi makhluk di sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin), sekalipun juga kepada orang-orang yang mengingkarinya.
Hal itu dapat terlihat dalam banyak riwayat hadis. Dikatakan bahwa Rasulullah mendoakan orang yang memusuhinya, beliau hingga akhir hayatnya selalu mengunjungi dan memperhatikan seorang pengemis Yahudi buta yang sering menghardiknya, beliau menghormati jenazah orang kafir, bahkan hendak menshalatkan jenazah orang munafik sebelum Alquran turun menjelaskan larangannya.
Dalam konteks misi itulah kemudian Allah menegaskan dalam surah Yasin ayat 1-6 di atas. Ibnu Katsir mengatakan bahwa karunia Allah melalui pengutusan Rasulullah itu agar manusia mampu mengambil teladan darinya. Sebagaimana Rasulullah telah mencontohkan kepada kita semua bahwa dakwah dengan kasih sayang itu harus terus dilakukan sampai akhir hayat. Wallah Musta’an.[]
8 Comments