Ikuti Kami

Keluarga

Kajian Parenting Ustadzah Oki Setiana Dewi; Tugas Orang Tua Pada Anaknya

Ustadzah Oki Setiana Dewi
Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Memiliki keturunan adalah amanah terbesar yang dititipkan Allah pada orang tua. Kelak di akhirat, pertanggungawaban terhadap anak akan ditagih pembebanan. Kewajiban menjalankan amanah hak anak, kelak akan membuat para orang tua lolos dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Bila anak ditunaikan haknya, maka terlepas sudah orang tua dari pengadilan Ilahi.

Ustadzah Oki Setiana Dewi menyatakan setidaknya ada tiga tugas orang tua pada anaknya. Tugas yang harus ditunaikan, bila hendak bebas dari meja hijau Tuhan. Tugas itu seyogianya, ditunaikan oleh para orang tua di dunia ini. Pasalnya, tugas ini sangat penting buat membentuk karakter anak ke depannya.

Keterangan ini disampaikan oleh Ustadzah Oki Setiana Dewi melalui akun instagramnya.

Mendoakan Anak

Tugas orang tua yang pertama adalah senantiasa mendoakan anaknya. Dalam Al-Qur’an terdapat pelbagai ayat yang memuat doa khusus anak. Adapun doa tersebut, merupakan pintaan yang sering diminta para Nabi pada Allah. Misalnya, doa Nabi Ibrahim—agar dianugerahkan anak yang saleh. Pun  tersisip juga doa Nabi Zakaria, agar diberikan keturunan yang baik.

Pada Q.S As-Saffat /37: 100 memuat tentang doa Nabi Ibrahim agar diberikan anak yang shalih. Anak yang mau menyembah Allah, siang dan malam. Anak yang mampu mendekatkan orang tua pada Tuhannya. Allah berfirman;

رَبِّ هَبۡ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya:  (Ibrahim berdoa,) Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.

Pun terdapat juga doa yang bagus dalam Q.S Ali Imran/3:38, tentang doa Nabi Zakaria untuk  dikaruniakan anak yang shalih. Sempurna akhlaknya. Terpuji perilakunya. Akhirnya, doa  itu dikabulkan. Lahirlah dari rahim istrinya; Nabi Yahya—seorang anak yang bagus akhlaknya. Kuat jiwa leadershipnya. Ketika dewasa diangkat Allah menjadi utusan Ilahi—yang menyebarkan kalam Tuhan.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Artinya: Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

Baca Juga:  Anjuran Nabi untuk Tidak Pilih Kasih terhadap Anak Laki-laki dan Perempuan

Selanjutnya, ada juga doa yang populer—jamak dikumandang selepas shalat fardu di masjid, surau, atau musala—, doa itu berisi permohonan agar diberikan istri dan keturunan yang membuat hati tenang, bukan justru sebaliknya— keluarga yang penuh dengan keburukan, sehingga menjadi bala. Allah berfirman;

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,”.

Memberi Pendidikan Agama

Selain mendoakan anak, orang tua juga berugas menanamkan pendidikan agama sejak dini. Pasalnya anak adalah amanah terbesar yang Allah berikan kepada setiap orang tua di dunia. Untuk itu, mendidik seorang anak, tanggung jawab orang tua di dunia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Attahrīm/: 6 ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir  menjelaskan bahwa maksud dari ayat  “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah mendidik anak dan  mengajarkan kepada keluarga, pelbagai hal yang membuat mereka taat kepada Allah, serta melarang mereka dari berbuat maksiat kepada Tuhan. Di samping itu, memperbanyak zikir agar Allah menyelamatkan mereka dari api neraka.

Imam Qurtubi dalam Tafsir Qurtubi menjelaskan makna ayat sebagai bentuk perintah kepada suami untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Ada pun pengertian menjaga diri sendiri,  tentu dengan menjalankan ketaatan atas aturan agama, sedangkan maksud menjaga keluarga, dengan memerintah mereka untuk membiasakan berdzikir serta berdoa kepada Allah Swt. Inilah tafsir  ayat di atas, sebagaimana keterangan dalam Tafsir al-Qurtubi yang menyampaikan pendapat Ibnu Abas dalam memahami ayat di atas:

Baca Juga:  Kebebasan Beragama Bagi Anak dalam Islam

وروي علي بن أبي طلحة عن ابن عباس: قوا أنفسكم وأمروا أهليكم بالذكر والدعاء حتى يقيهم الله بكم

Artinya; Diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abas bahwa maksud ayat tersebut adalah jagalah diri kalian dan perintahlah keluarga kalian untuk berdzikit dan berdo’a sehingga Allah SWT.menjaga mereka dari api neraka berkat perintah kalian.

Sementara itu, Syekh Ali ash Shabuny dalam tafsir Shafwah at-Tafasir, menjelaskan bahwa ayat ini memberikan ultimatum pada orang tua agar mendidik anak dalam koridor agama. Pendidikan terhadap anak penting terutama tentang ketaatan pada Allah. Pun orang tua sejatinya menanamkan dalam jiwa anak untuk menjauhi pelbagai kemaksiatan pada Ilahi. Syekh Ali Shabuny berkata;

أَيْ يَامَنْ صَدَقْتُمْ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَأَسْلَمْتُمْ وُجُوْهَكُمُ للهُ، اِحْفَظُوْا أَنْفُسَكُمْ وَصُوْنُوْا أَزْوَاجَكُمْ وَأَوْلَادَكُمْ، مِنُ نَارٍ حَامِيَةٍ مُسْتَعِرَةٍ، وَذَلِكَ بِتَرْكِ الْمَعَاصِيْ وَفِعْلَ الطَّاعَاتِ، وَبِتَأْدِيْبِهِمْ وَتَعْلِيْمِهِمْ

Artinya: Wahai seseorang, benarkanlah Allah dan Rasul Nya sehingga keselamatan tetap kepadamu di sisi Allah, jagalah diri kalian dan peliharah istri dan serta anak-anakmu, dari panasnya api neraka Hamiyah, dan demikian pula tinggalkan maksiat, lantas perbuatlah ketaatan, didiklah mereka dengan adab dan berikanlah pengajaran kepada mereka.

Memulai dengan Memperbaiki Kualitas Diri

Tugas orang tua pada anaknya yang ketiga, adalah memperbaiki diri agar menjadi orang yang baik—seorang ayah yang shalih. Pun berusaha menjadi seorang ibunda yang shalehah. Bagaimana tidak? Keluarga adalah sekolah pertama anak. Bila orang tua menyuruh anaknya shalat, misalnya, padahal ia sendiri tak shalat, maka anak anak mengabaikan. Pun bila seorang ibu menyuruhnya mengaji Al-Qur’an, padahal anak tersebut tak kunjung melihat keduanya muraja’ah Al-Qur’an.

Berusaha menjadi orang tua terbaik sering dipraktikkan oleh sahabat Nabi. Misalnya, seorang Said bin Musaib yang sengaja menambah bilangan shalat  sunnahnya, agar sang anak kelak menjadi shalih. Dan tak mengabaikan perintah shalat.

Baca Juga:  Banyak Anak Banyak Rezeki, Benarkah?

Menurut Umar bin Abdul Aziz, bila seorang tua itu menjadi orang yang shalih, niscaya Allah akan menjaga anak keturunannya. Itu adalah jaminan dari Allah bagi seorang tua yang taat. Hal itu tercantum dalam Q.S Al Kahfi/18;82. Dalam ayat ini Allah menjaga dua orang pemuda, sebab orangtuanya adalah orang yang shalih.

وَأَمَّا ٱلۡجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيۡنِ يَتِيمَيۡنِ فِى ٱلۡمَدِينَةِ وَكَانَ تَحۡتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبۡلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسۡتَخۡرِجَا كَنزَهُمَا رَحۡمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ أَمۡرِى ۚ ذَٰلِكَ تَأۡوِيلُ مَا لَمۡ تَسۡطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرًا

Artinya: Adapun dinding (rumah) itu adalah milik dua anak yatim di kota itu dan di bawahnya tersimpan harta milik mereka berdua, sedangkan ayah mereka adalah orang saleh. Maka, Tuhanmu menghendaki agar keduanya mencapai usia dewasa dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Aku tidak melakukannya berdasarkan kemauanku (sendiri). Itulah makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat ini tersimpulkan bahwa seorang lelaki yang saleh dapat menyebabkan keturunannya terpelihara, dan berkah ibadah yang dilakukannya menaungi mereka di dunia dan akhirat. Kelak anaknya mendapatkan tempat mulia di sisi Allah. Ibnu Katsir berkata;

وَكانَ أَبُوهُما صالِحاً فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الرَّجُلَ الصَّالِحَ يَحْفَظُ فِي ذُرِّيَّتِهِ وَتَشْمَلُ بَرَكَةُ عِبَادَتِهِ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ بِشَفَاعَتِهِ فِيهِمْ، وَرَفْعِ دَرَجَتِهِمْ إِلَى أَعْلَى دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ، لِتَقَرَّ عَيْنُهُ بِهِمْ

Artinya: orang tua dari kedua anak itu adalah seorang lelaki yang shaleh, hal ini menunjukkan bahwa orang tua yang saleh dapat menyebabkan keturunannya terpelihara, dan berkah ibadah yang dilakukannya menaungi mereka di dunia dan akhirat, Yakni dengan memperoleh syafaat darinya, dan  mengangkat derajat pada tingkat yang tertinggi di dalam surga berkat orang tua mereka.

Demikianlah tugas orang tua pada anaknya menurut Ustadzah Oki Setiana Dewi yang dikutip dari akun Instragram Oki Setiana Dewi Official. Semoga bermanfaat.

*Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com

Rekomendasi

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Cara Mempersiapkan Pendidikan Seks Untuk Anak Sesuai dengan Ketentuan Islam  

15 Sunnah Haiat Shalat https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ibadah/quraish-shihab-tidak-ada-perintah-memukul-anak-yang-tidak-shalat/ 15 Sunnah Haiat Shalat https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ibadah/quraish-shihab-tidak-ada-perintah-memukul-anak-yang-tidak-shalat/

Parenting Islami : Cara Membiasakan Anak Shalat Lima Waktu

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Ditulis oleh

Redaksi bincangmuslimah.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect