Ikuti Kami

Khazanah

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

maria ulfah kemerdekaan indonesia
Source: https://twitter.com/salihara/status/1251747341322911745

BincangMuslimah.Com – Pada Rabu, 17 Agustus 2022, Indonesia kembali akan memperingati hari kemerdekaan yang ke-77. Artinya sudah 77 tahun Indonesia merdeka jika dihitung dari 17 Agustus 1945. Tulisan ini akan membahas Maria Ulfah yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Hari kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan putra dan putri terbaik bangsa. Pahlawan yang rela mengorbankan harta, bahkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan ini, berjasa dalam membawa Indonesia yang bebas dari penjajahan imperialisme dan juga bebas dari penjajahan Jepang. 

Di antara, sekalian banyak pejuang dan pahlawan Indonesia, nama Maria Ulfah Santoso salah satunya. Ia termasuk pahlawan perempuan yang turut andil dalam memerdekakan Indonesia. Meskipun namanya tak seharum para pahlawan perempuan lain seperti Dewi Sartika, R.A Kartini, dan Cut Nyak Dien.  

Mari Ulfah, dalam laman Kemendikbud dijelaskan lahir di Serang 18 Agustus 1911, putri dari Raden Adipati Arya Mohammad Ahmad seorang Bupati Kuningan dan R.A Hadidjah Djajadiningrat. Dari pihak ibu,  bernama RA. Hadidjah Djajadiningrat. Mari Ulfah dari kalangan priyayi.

Maria Ulfah,  bersekolah dasar di Rangkasbitung, mengikuti ayahnya yang bekerja di kota. Kemudian sang ayah pindah ke Batavia tahun 1917. Di Jakarta (dulu Batavia) ia bersekolah di Sekolah Dasar di Jalan Cikini. Kemudian,  pindah ke SD di Willemslaan (kini Jalan Perwira). Setelah lulus, Maria Ulfah masuk ke Sekolah Menengah Koning Willem III School pada 1924.

Maria Ulfah termasuk perempuan Indonesia memiliki kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Sekitar tahun 1929, ia melanjutkan studi ke Belanda. Di negeri Kincir Angin,  ia menempuh studi ilmu hukum di Universitas Leiden. Sekitar tiga tahun kemudian, tepatnya 1933,  Maria Ulfah berhasil l mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr)—perempuan Indonesia pertama—, dari Universitas Leiden.  Saat itu usianya masih 22 tahun. 

Baca Juga:  Kemerdekaan dan Kedaulatan Rakyat dalam Islam

Kiprah Maria Ulfah untuk Kemerdekaan 

Kiprah Maria Ulfah terbilang cukup banyak. Selepas menempuh studi di Leiden, ia pulang ke Indonesia. Bekerja di Cirebon, lalu pindah ke Jakarta. Di Ibukota, ia mengajar di sekolah Muhammadiyah di Jalan Kramat Raya 49 pada September 1934. Di sekolah Muhammadiyah ini, ia berjumpa dengan Santoso Wirodihardjo, yang kelak jadi suaminya. 

Maria Ulfah juga, selain mengajar di sekolah Muhammadiyah, ia juga mengajar di Sekolah Menengah Perguruan Rakyat. Sekolah ini didirikan oleh para aktivis pejuang kemerdekaan Indonesia. 

Selain aktif sebagai pengajar, Maria Ulfah termasuk pula dalam kalangan aktivis. Ia aktif dan terlibat dalam Kongres Perempuan Indonesia. Yang memberikan peran dan advokasi pada perempuan Indonesia. Di Kongres Perempuan Indonesia, ia dipercaya memimpin Biro Konsultasi yang bertugas membantu perempuan Indonesia lepas dari  buta huruf bagi perempuan di Salemba Tengah dan Paseban. Pun, ia diberikan tugas mengurus segala permasalahan perempuan dalam perkawinan, terutama dalam membantu kaum perempuan yang mengalami kesulitan dalam pernikahan, seperti KDRT, dan masalah lainnya.

Dalam perjalanan hidupnya, Maria Ulfah termasuk sosok yang dekat dengan Sutan Syahrir. Ia bertemu dengan Syahrir ketika studi di Belanda. Dan aktif dalam beberapa pergerakan, yang menentang kolonialisme. Saat Syahrir jadi Perdana Menteri, Maria Ulfah dipercayakan menjadi Menteri Sosial (Mensos). 

Ia menjabat sebagai Mensos dalam  Kabinet Sjahrir II dan III. Ia bertugas dalam masa genting, yang diberikan tugas mengurus  para tawanan wanita dan anak-anak Belanda yang ditawan di kamp-kamp  Jepang. Lebih jauh lagi ia menjabat sebagai menteri saat adanya pertarungan Indonesia dengan Belanda lewat Agresi militer II yang memaksa ibu kota Indonesia pindah ke Yogyakarta dan melahirkan perjanjian Linggarjati.  

Baca Juga:  Opu Daeng Risadju; Kisah Pejuang Perempuan dari Penjara ke Penjara

Dalam perjanjian Linggarjati itu, terdapat peran Maria Ulfah. Ia adalah sosok yang mengusulkan Linggarjati sebagai tempat perundingan kepada Sjahrir. Yang draft utuhnya ditandatangani pada 15 November 1946 di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Demikian kisah Maria Ulfah dan kiprahnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sosok perempuan yang berpendidikan dan memberdayakan perempuan lainnya serta menyongsong kerja-kerja menuju kemerdekaan Indonesia. 

 

Rekomendasi

Hijab Paskibraka Hijab Paskibraka

Problematika ‘Hijab Paskibraka’: Kepatuhan Beragama dan Kesetiaan terhadap Tanah Air

Kemerdekaan dan Kedaulatan Rakyat dalam Islam

Adila Bayhum al-Jazairi: Pejuang Adila Bayhum al-Jazairi: Pejuang

‘Adila Bayhum al-Jazairi: Pejuang Kemerdekaan Lebanon dan Suriah

Cinta tanah air sunah Cinta tanah air sunah

Cinta Tanah Air adalah Sunah Rasul

Ditulis oleh

Mahasiswa Hukum Keluarga di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Saat ini penulis juga aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

5 Komentar

5 Comments

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect