Ikuti Kami

Muslimah Talk

Istri, Pilih Karir atau Keluarga?

Istri Pilih Karir keluarga

BincangMuslimah.Com – “Pilih karir atau keluarga?“. Kalimat yang sering diajukan sebagai pertanyaan itu kerap kali mendatangi sebagian besar perempuan. Setelah melewati proses panjang menempuh pendidikan tinggi, biasanya orang-orang memutuskan untuk bekerja. Begitu pula dengan perempuan

Zaman yang saat ini dinamis tidak lagi menutup kemungkinan pada perempuan untuk bekerja. Cara pandang orang kini mulai berbeda. Lapangan pekerjaan mulai tidak melihat jenis kelamin saat merekrut pekerja. Perempuan, sedikit banyaknya juga mendapatkan kesempatan. 

Tidak heran banyak ditemukan perempuan pada posisi yang sebelumnya dianggap mustahil untuk diemban. Karena memang jika semua perempuan diberi kesempatan yang sama, mereka pun punya kualitas setara dan serupa dengan laki-laki. 

Masalahnya adalah ketika perempuan memutuskan ingin membangun rumah tangga bersama pasangan. Ada kegamangan tersendiri yang muncul pada diri. Apakah masih berkarir seperti sedia kala, atau ada perubahan luar biasa yang akan terasa. Terlebih jika diberi pertanyaan, “Pilih Karir atau Keluarga?”

Namun ketika siklus ini dapat terlewati, akan ada tahapan lain. Yaitu ketika seorang perempuan menjadi seorang ibu. Di saat itu banyak pertimbangan yang muncul. Seperti siapa yang akan mengurusi rumah, mengawasi anak, memasak dan sebagainya. 

Semua hal yang dikerjakan di rumah, dipikirkan sendiri oleh perempuan. Pada laki-laki sendiri, tidak pernah terpikirkan untuk memilih karir atau keluarga. Laki-laki juga tidak pernah disodorkan pertanyaan serupa. 

Hal ini dikarenakan tugas mengasuh anak dan rumah diserahkan semua pada pihak perempuan. Sehingga laki-laki bebas untuk melanjutkan karir dan mengembangkan kemampuan diri sembari mengeksplorasi. 

Padahal antara laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, dikutip dari Detik.com, menyatakan jika perempuan memiliki banyak rintangan yang jauh lebih berat ketimbang laki-laki. 

Baca Juga:  Mengenal Rufaidah Al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Oleh karena itu, ketika seorang perempuan bermimpi, maka tidak berlebihan jika mesti menyiapkan mental yang lebih kuat. Karena banyak rintangan yang dihadapi, bahkan bisa melebihi laki-laki. 

Misalnya saja, kata Sri Mulyani seperti isu di atas. Saat menempuh pendidikan, tidak sedikit perempuan yang memiliki banyak prestasi sepanjang sekolah. Bahkan rangking 10 besar bisa diisi oleh perempuan. Hal ini bisa berlanjut hingga perguruan tinggi. 

Namun ketika memasuki dunia kerja, perempuan dihadapkan pada pilihan. Sehingga tidak sedikit perempuan yang berpendapat ‘tidak mengapa, cukup sekolah tinggi dan tidak bekerja’. Ramai pula di media sosial yang menyatakan perempuan perlu bersekolah tinggi untuk anak-anaknya. 

Pernyataan tersebut tentu tidaklah salah. Tapi salahkah jika ada perempuan yang menyatakan jika ia mengambil pendidikan untuk mengembangkan dirinya sendiri? Sehingga kerap perempuan stuck ketika dihadapkan pada pilihan ini. 

Laki-laki, kata Sri Mulyani tidak menghadapi dilema ini. Ia tetap bisa berjalan maju meraih cita-citanya. Terkadang ada beberapa perempuan yang ‘berani’ mengambil sikap, harus diberondong oleh banyak pertanyaan setiap waktu. Entah dari keluarga maupun pihak eksternal. 

Lantas, adakah solusi bagi perempuan yang ingin melanjutkan cita-cita sembari menjadi ibu dalam rumah tangga? Sekali lagi, komunikasi dan kesalingan menjadi penting untuk mencapai solusi ini. 

Ketika perempuan mengambil sikap ingin melanjutkan karir dan meraih impiannya, maka perlu dukungan dari orang terdekat. Terutama dari pasangan. Dukungan ini perlu berupa pembagian kerja dan gotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. 

Memerlukan hati yang besar dan pemahaman yang luas untuk saling mengerti. Sehingga di dalam keluarga bisa membagi tugas. Suami bisa bergantian mengasuh anak dengan istri menyesuaikan jam kerja. Begitu pula urusan memasak dan membersihkan rumah. 

Baca Juga:  Mengenal Kekerasan Berbasis Gender Online

Tentu saja hal ini tidak semudah kata. Terutama masih banyak stigma miring yang menganggap aneh jika laki-laki mengerjakan urusan domestik. Namun hal ini bukan berarti sama sekali tidak bisa diubah. 

Sekali lagi kesiapan mental dari masing-masing pasangan juga dibutuhkan. Terlebih pada perempuan, mental harus diperkuat. Karena terkadang hambatan yang dihadapi tidak sama. Atau bisa saja lebih berat. 

Dari instansi yang menyediakan tempat bekerja juga perlu memberikan kesempatan yang sama. Antara pekerja laki-laki dan perempuan. Tentunya dengan menyesuaikan kesempatan dan kemampuan yang dimiliki masing-masing pegawainya.  

Islam sendiri mendukung perempuan hak-hak perempuan sepenuhnya. Begitu juga dengan hak perempuan yang ingin meraih cita-cita atau bekerja. Sama halnya dengan laki-laki, perempuan punya kesempatan yang sama. Ini diungkapkan dalam sebuah hadis shahih.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه; كنا في الجاهلية لا نعد النساء شيئا, فلما جاء الاسلام وذكرهن الله, رأينا لهن بذلك علينا حقا.(رواه البخاري)

“Ibnu Abbas Ra menuturkan bahwa Umar bin Khatab Ra berkata ‘ Dulu pada masa Jahiliah, kami tidak memperhitungkan perempuan sama sekali. Kemudian ketika Islam turun dan Allah mengakui mereka, kami memandang bahwa mereka pun memiliki hak atas kami ( H.R Imam Bukhari dalam Shahih-nya No 5904)

Dalam buku yang ditulis Faqihuddin Abdul Kodir berjudul 30 Hadis Shahih, dijelaskan jika di dalam hadis tersebut, Islam telah memberikan hak-hak perempuan. Di mana sebelumnya hal itu tidak pernah didapatkan. Begitu juga beraktivitas di luar rumah hingga bekerja. 

Oleh karena itu dapat disimpulkan jika perempuan memang selalu dihadapkan pada pilihan karir dan keluarga. Namun, dengan kesalingan, kerja sama dengan pasangan, istri tidak perlu salah satu, tapi bisa keduanya. 

Rekomendasi

Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan

Aktivitas Sosial Perempuan Pada Zaman Rasulullah

ibu melahirkan bisa depresi ibu melahirkan bisa depresi

Tidak Perlu Jadi Super Mom untuk Jadi Ibu yang Baik

Karir Perempuan dalam Pandangan Islam  

Perempuan Multitasking Dalam Pandangan Islam  

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Nyai Nafiqah ulama perempuan Nyai Nafiqah ulama perempuan

Nyai Nafiqah: Sosok Ulama Perempuan dan Istri Kyai Hasyim

Khazanah

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Fatimah as-Samarqandi, Sang Ahli Fikih Perempuan dari Uzbekistan

Khazanah

Raden Dewi Sartika Penggagas Sekolah Perempuan di Tanah Sunda

Khazanah

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Di Zaman Rasulullah, Korban KDRT yang Melapor Langsung Dapat Perlindungan

Kajian

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect