BincangMuslimah.Com – Setiap orang tentu punya tipe pasangan idaman seperti dalam tokoh-tokoh kartun ratu dan raja, atau figur-figur seperti dalam Drama Korea. Ada yang ingin pasangannya good looking, memiliki tubuh six pack, tinggi, putih, ganteng, dan bisa diajak kondangan. Ada juga yang menjawab dari sisi lain seperti shaleh, baik, keturunan keluarga baik-baik, setia, pengertian, atau menerima apa adanya, dsb. Hal-hal semacam ini tentu lumrah dan normal terjadi pada setiap orang yang sedang mencari pasangan.
Namun demikian, Nabi Muhammad berpesan kepada para jombloers untuk mempertimbangkan empat aspek penting yang menjadi bekal untuk mencari pasangan sebagaimana hadis berikut ini;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِنَسَبِهَ وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ “
Artinya; Dari Abi Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda; seorang perempuan dinikahi karena empat hal, yaitu hartanya, jalur keturunannya, parasnya, dan agama. Pilihlah aspek agamanya, maka kamu akan selamat. (HR. Bukhari & Muslim)
Empat kriteria yang dipesankan oleh rasulullah berdasarkan hadis di atas adalah materi, nasab (keturunan), fisik (kecantikan) dan agama. Tiga kriteria pertama bersifat duniawi yang dijadikan alat untuk saling bersaing dan bersombong-sombong.
Dalam penjelasan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, kriteria ini disebutkan oleh Nabi karena materi menjadi salah satu “penyelamat” dalam hal kedudukan, pangkat dan status sosial. Oleh sebab itu, kriteria yang paling akhir adalah yang paling idel dan menjadi pertimbangan prioritas di antara kriteria-kriteria yang lain. Hal ini tentu disebabkan orang yang memiliki agama yang kuat akan menghiasi hidupnya dengan tujuan-tujuan akhirat.
Jika dilihat secara literal bahasa, struktur hadis ini berpola pasif tunkahul mar’ah (perempuan dinikahi) yang tersusun dari kalam khabariyah (informasi). Hal ini menunjukkan bahwa keempat kriteria di atas mengandung kemungkinan atau kecenderungan yang bersifat mutlak dan pasti. Oleh sebab itu, kriteria pelengkap yang dinasehatkan oleh Dr. Nur Rofiah dalam memilih pasangan pasangan yang baik.
Baik dalam bentuk menghormati istri sebagai makhluk Allah yang harus digauli dengan baik sebagaimana perintah Allah (Dan perlakukan mereka dengan cara yang patut, layak, baik … QS.An-Nisa’ ayat 19). Baik dalam berperilaku dan berkomitmen dalam janji ikatan suci pernikahan yang disebut Al-Quran sebagai mitsaqan ghalidzan. Baik dalam mengajak pasangan untuk selalu mengingat Allah dan melindunginya dari marabahaya.
Mengapa demikian? Karena bisa saja seseorang yang memiliki materi itu mengelabuimu dengan materi yang ia miliki. Bisa saja orang yang berketrunan baik itu memanfaatkanmu dengan status sosialnya yang tinggi. Bisa jadi orang yang memiliki ketampanan itu melemahkanmu melalui fisiknya yang sementara. Dan bisa jadi orang yang memahami agama itu menjadikan dalil-dalil agama sebagai senjata untuk membodohimu. Maka, pilihlah mereka yang hartawan dan baik, berkedudukan tinggi dan baik, berwajah rupawan dan baik, serta memiliki agama dan baik.