Ikuti Kami

Muslimah Talk

Asma binti Yazid; Orator Perempuan Pertama dalam Islam

perempuan ceramah depan lelaki
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Asma binti Yazid, sahabat perempuan yang mulia, dan beriman. Sosok perempuan yang cerdas, taat beragama, memiliki kekuatan ilmu fashahah, dan balaghah. Nama lengkapnya adalah Asma binti Yazid ibn Assakan ibn Rafi ibn Umru Alqais ibn Abdul Asyhal ibn Haris Alanshariyyah Alausiyyah Alasyhaliyyah.

Asma binti Yazid ra. adalah sosok sahabat perempuan yang memiliki kelebihan berupa perasaan dan emosi yang peka dan cerdas. Demikian pula, ia adalah perawi hadis yang mulia dan pejuang fi sabilillah. Ialah salah seorang perempuan yang memiliki kekuatan akal, agama dan retorika sempurna hingga mendapat julukan “Orator Perempuan”.

Sebagaimana gadis-gadis Islam lainnya, Asma binti Yazid adalah lulusan madrasah nubuwah yang mulia. Perempuan yang menyerap langsung berbagai ajaran Islam dari sumbernya yang telah pasti kebenarannya. Perempuan yang tak mengenal kata tunduk, penurunan derajat, dan kelemahan serta kehinaan. Asma bint Yazid adalah seorang gadis pemberani, teguh dan seorang pejuang yang berhasil mempersembahkan teladan yang luar biasa dalam berbagai bidang untuk gadis-gadis seperti dirinya.

Asma binti Yazid mendatangi Rasulullah Saw. pada tahun pertama sesudah hijrah, lalu menyatakan baiat Islam. Saat itu Rasulullah Saw. telah membaiat para perempuan berdasarkan ayat-ayat mulia yang termaktub dalam surah Almumtahanah ayat 12: “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Asma binti Yazid menceritakan saat ia mendatangi Rasulullah Saw. untuk menyatakan baiat. Ia berkata: “Aku datang kepada Rasulullah Saw. untuk membaiat beliau. Aku mendekat dengan mengenakan dua gelang besar di tanganku yang terbuat dari emas. Rasulullah Saw. melihat kedua gelang itu lalu bersabda: “Lepaskan kedua gelangmu wahai Asma, tidakkah engkau takut jika Allah memagarimu dengan api?” Asma bergegas dan tanpa keraguan atau membantah sedikitpun segera melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Ia lepas kedua gelang itu dan mencampakkannya. Kamipun tidak tahu siapa yang mengambil kedua gelang itu.

Baca Juga:  Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Semenjak itu, sang sahabat agung ini banyak mendengarkan berbagai hadis Rasulullah Saw. dan menyerap ajaran-ajaran nubuwah secara jelas. Acapkali ia bertanya detail-detail persoalan dan permasalahan hingga berhasil mendalami ajaran agama. Ialah perempuan yang pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang cara bersuci dari haid bagi perempuan. Ia menganggap hal ini sebagai hak dan kesucian, tanpa perlu malu untuk menanyakannya. Karena itu, Ibnu Abdil Barr mengatakan tentangnya “Asma binti Yazid adalah salah seorang perempuan yang memiliki kelebihan akal dan agama.”

Suatu ketika, Asma binti Yazid mewakili para perempuan muslim untuk berbicara kepada Rasulullah Saw. berkaitan dengan persoalan yang khusus bagi perempuan. Ia datangi Rasulullah Saw. dan berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang utusan yang mewakili sejumlah perempuan muslimah. Semuanya mengatakan apa yang aku katakan dan mengikuti pendapatku. Sesungguhnya Allah telah mengutusmu kepada laki-laki maupun perempuan secara keseluruhan. Kami beriman kepadamu dan mengikutimu. Namun, kami adalah kaum perempuan yang terbatas dan lemah.

Para perempuan selalu duduk di rumah, menjadi objek syahwat para laki-laki, dan mengandung anak-anak mereka. Para laki-laki memiliki kelebihan karena bisa menunaikan shalat Jumat, menghadiri jenazah, dan jihad fi sabilillah. Jika mereka pergi untuk jihad, kami bekerja untuk menjaga harta mereka, kami asuh anak-anak mereka, dan kami jahit baju-baju mereka. Wahai Rasulullah Saw. apakah kami bisa mendapatkan pahala seperti mereka?

Rasulullah Saw. menoleh kepada para sahabat kemudian bertanya:“Apakah kalian pernah mendengar kata-kata seorang perempuan yang lebih baik dalam menanyakan agamanya dibandingkan dengan perempuan ini?” Mereka menjawab: “Tidak wahai Rasulullah”. Rasulullah kemudian bersabda kepada Asma binti Yazid: “Pergilah wahai Asma beritahukanlah para perempuan yang ada di belakangmu bahwa jika salah seorang dari kalian menjadi istri yang baik bagi suaminya, mencari ridhanya, dan mengikuti apa yang sejalan dengan suaminya adalah sebanding dengan semua yang engkau tuturkan tentang para laki-laki.”

Asma binti Yazid pun pergi dengan bahagia. Ia berjalan sambil mengucapkan tahlil dan takbir, karena bahagia atas apa yang disabdakan Rasulullah padanya.

Baca Juga:  Indonesia Darurat Kekerasan Seksual, RUU TPKS Malah Ditunda Pengesahannya

Asma binti Yazid juga merupakan salah satu sahabat perempuan yang meriwayatkan hadis Nabi Saw. Sebanyak 81 hadis telah berhasil ia riwayatkan kepada murid-muridnya seperti Mahmud ibn Amr Alanshari (keponakannya), Abu Sufyan (budak Ibnu Ahmad), Abdurrahman bin Abdurrahman ibn Tsabit Assamit Alanshari, Mujahid ibn Jubair dan lain-lain. Ulama hadis yang meriwayatkan dari Asma binti Yazid adalah Abu Daud, Attirmidzi, Annasai, Ibnu Majah, Muhajir bin Abu Muslim dan Syahr ibn Hausyab.

Allah Swt. memberi umur panjang kepada sahabat perempuan yang beriman dan mulia ini hingga tahun 30 H., yaitu tujuh belas tahun setelah ia berjihad dalam Perang Yarmuk. Sosoknya telah banyak memberi teladan dan contoh terbaik tentang perempuan salehah, beriman dan pejuang bagi Umat Islam. Wa Allahu A’lam bis Shawab. (disarikan dengan sedikit perubahan dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam karya Dr. Bassam Muhammad Hamami, Jakarta: Qisthi Press, 2015, h. 292-296).

*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com

Rekomendasi

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Komentari

Komentari

Terbaru

Macam Manusia Imam Al-Ghazali Macam Manusia Imam Al-Ghazali

Empat Macam Manusia Menurut Imam Al-Ghazali

Kajian

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

memelihara semangat setelah ramadhan memelihara semangat setelah ramadhan

Tips Memelihara Semangat Ibadah Setelah Ramadhan

Muslimah Talk

golongan manusia kedudukan terbaik golongan manusia kedudukan terbaik

Golongan Manusia yang Mendapatkan Kedudukan Terbaik di Sisi Allah

Kajian

kisah puasa sayyidah maryam kisah puasa sayyidah maryam

Memetik Hikmah dari Kisah Puasa Sayyidah Maryam dalam Alquran

Khazanah

Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan

Pendapat Para Ulama tentang Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan

Kajian

Makna Pentingnya Zakat Fitrah Makna Pentingnya Zakat Fitrah

Makna dan Pentingnya Zakat Fitrah

Kajian

perempuan haid mengikuti takbiran perempuan haid mengikuti takbiran

Hukum Perempuan Haid Mengikuti Takbiran di Hari Raya

Kajian

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

Niat puasa malam hari Niat puasa malam hari

Mengapa Niat Puasa Boleh Dilakukan sejak Malam Hari?

Ibadah

Connect