Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa

Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa
Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa

BincangMuslimah.Com – Nama ibu Nabi Musa a.s. masih diperdebatkan para ulama. Ada yang mengatakan Mihyanah binti Yashar bin Lawi, Yukhabidz binti Lawi bin Ya’qub, Yuhanidz, Yarikha, dan ada pula yang mengatakan Yarikhat. Perbedaan pendapat ini disebabkan karena baik di dalam Al-Qur’an maupun teks-teks hadis tidak disebutkan secara jelas nama ibu Nabi Musa a.s.

Ibu Nabi Musa a.s. terlahir dan tumbuh di Mesir. Ia adalah tergolong wanita yang mulia nasab dan budi pekertinya. Ia menikah dengan Imran bin Qahat bin Lawi bin Ya’qub a.s.

Sedangkan saudara perempuan Nabi Musa a.s. bernama Maryam binti Imran, seperti nama sayyidah Maryam ibu Nabi Isa a.s. Namun ada yang berpendapat namanya adalah Kultsumah atau Kultsum.

Kisah Nabi Musa a.s. bisa dibilang adalah kisah yang paling banyak mendominasi di dalam Al-Qur’an. Hampir semua kejadian tentang dirinya disebutkan di dalam Al-Qur’an, bahkan mulai dari sebelum kelahirannya.

Sementara kisah tentang ibu dan saudara perempuannya disebutkan dua kali di dalam Al-Qur’an. Pertama adalah terdapat di dalam surah Thaha/20: 37-40 sebagai berikut.

وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَى * إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّكَ مَا يُوحَى * أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي * إِذْ تَمْشِي أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَنْ يَكْفُلُهُ فَرَجَعْنَاكَ إِلَى أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا فَلَبِثْتَ سِنِينَ فِي أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَى قَدَرٍ يَا مُوسَى (طه: 37 – 40)

Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain. 38. yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan. 39. Yaitu: ‘Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu akan membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya; Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. 40. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir’aun): ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.” (Q.S. Thaa-Haa/20: 36-40)

Baca Juga:  Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim

Kedua adalah terdapat di dalam Q.S. Al-Qashash/28: 7-13.

وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ * فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا خَاطِئِينَ * وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ * وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ * وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ * وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ * فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (القصص: 7 – 13)

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau khawatir, dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) rasul. 8. Maka dia dipungut oleh keluarga Fir’aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir’aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. 9. Dan istri Fir’aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari. 10. Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). 11. Dan dia (ibu Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dia (Musa).” Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya, 12. dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudara Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?” 13. Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.

Baca Juga:  'Adila Bayhum al-Jazairi: Pejuang Kemerdekaan Lebanon dan Suriah

Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt. telah menggambarkan kepada kita betapa Ibu Nabi Musa a.s. sangat sayang sekali kepada putranya. Ia khawatir putranya tersebut juga akan dibunuh oleh Fir’aun dan bala tentaranya yang akan membunuh seluruh anak laki-laki Bani Israil. Hal ini disebabkan karena mimpinya yang ditafsirkan oleh para penafsir mimpi bahwa kekuasaannya akan hancur di tangan seorang anak kecil dari Bani Israil.

Lalu Allah swt. memberikan ilham kepada ibu Nabi Musa a.s. agar meletakkan putra kesayangannya itu ke dalam sebuah peti dan menghanyutkannya di sungai Nil. Allah swt. berjanji kepadanya akan menjaga dan mengembalikan putranya serta menjadikan ia sebagai utusan Allah swt. Akhirnya dengan penuh keteguhannya ibu Nabi Musa a.s. pun melakukan perintah Allah swt. serta ia yakin Allah swt. pasti akan menepati janjiNya.

Kisah ibu Nabi Musa a.s. ini memberikan pelajaran kepada kita akan sosok seorang wanita sekaligus ibu yang sangat shalihah. Ia mau menjalankan perintah Allah swt. meskipun itu sangat membahayakan bagi anaknya, yakni dengan menghanyutkan anaknya yang masih bayi ke sungai Nil. Imannya sangat kuat. Ia yakin Allah swt. pasti akan menepati janji Nya dengan menjaga anaknya serta akan mengembalikannya lagi kepadanya.

Kisah tersebut juga menggambarkan kepada kita akan sosok saudara perempuan Nabi Musa a.s. sebagai anak perempuan yang taat kepada ibunya. Ia mau membantu ibunya untuk menjaga adik kesayangannya ketika dihanyutkan ke sungai. Ia pun sosok wanita yang cerdas dan bijak. Betapa ia mampu melobi keluarga Fir’aun agar mau menjadikan ibunya sebagai ibu yang menyusui bayi yang ditemukan oleh istri Fir’aun, alias adik kandungnya sendiri.  Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Rekomendasi

hadis larangan istri keluar hadis larangan istri keluar

Affirmative Action: Membela atau Mengkritik Kebijakan Pro-Perempuan?

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

81 Komentar

81 Comments

  1. Pingback: Perempuan-perempuan di Dalam Al-Qur'an (II) - Bincang Syariah

  2. Pingback: Link TW (Hypo) – Haryo Online Links

  3. Pingback: Tafsir Web (Hypo) – Haryo Online Links

  4. Pingback: Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect