BincangMuslimah.Com – Sudah menjadi layaknya sebuah harapan ketika kita bersuami istri pasti mengharapkan kehadiran seorang anak, dengan adanya keturunan menjadi sebuah kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tua, itulah salah satu fungsi menikah agar melahirkan keturunan-keturunan baru, dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga menjadikan orang tua lebih bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan Allah untuknya.
Namun, disisi lain, dalam kehidupan tidaklah harus sesuai dengan apa yang diharapkan, jika seorang istri yang belum dikaruniai keturunan ia akan mengalami problem psikologis, problem-problem yang dialami karena seorang ibu mengalami stress yang disebut dengan stress infertilitas, dimana stress tersebut berasal dari tekanan lingkungan yang mengharuskan mempunyai seorang anak secara biologis.
Faktor lain juga bersumber dari biaya pengobatan yang mahal seperti bayi tabung atau berobat guna mendapat keturunan, gejala-gejala stress tersebut akan merasa tertekan denyut jantung berdetak lebih cepat apabila mendapatkan pertanyaan sudah hamil atau belum??, sedih, marah, dan lebih emosional ketika disinggung perihal anak.
Depresi gejala-gejala yang dialami seorang istri akan merasa takut jika mereka tidak bisa hamil, was-was, sulit tidur, merasa bersalah kepada suami karena belum bisa hamil dan merasa malu jika bertemu degan orang-orang karena belum hamil, mengalami gangguan pola pikir, dan semua mengakui bahwa dalam pikiran mereka hanya dipenuhi satu hal yaitu “kapan hamil”, bahkan berangggapan bahwa Allah tidak adil, menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan suaminya dan merasa dia tidak sempurna.
Perempuan yang mengalami problem psikologis mempunyai upaya-upaya untuk mengatasi problem psikologis yang mereka alami, dengan cara memilih untuk tetap dirumah dan menghindari keramaian, berusaha untuk tetap melakukan pengobatan baik tradisional atau secara medis, melakukan program hamil, pasrah dan berdoa kepada Allah SWT., dan berusaha untuk tetap bersabar.
Namun, dengan ikhtiar dan doa yang terus kita panjatkan kepada Allah akan membuat hati lebih tenang dan yakin bahwa semua cobaan ini pasti akan berujung manis, dengan kesabaran dan kerendahan hati agar terus berdoa untuk mendapatkan keturunan yang baik, berikut doanya: dalam surat (Surat ali Imran ayat38)
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
Robbi Hablii Milladunka Dzurriyatan Thoyyibatan Innaka Samii’ud Du’aa
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”
Menurut Hamka dalam Tafsīr al-Azhᾱr surat Ali Imrᾱn ayat 38 dijelaskan lagi permohonan Zakaria itu, ia memang memohon kepada Allah agar diberinya keturunan yang baik, dengan rendah hati, suara lemah lembut , menekur dengan sikap merendahkan diri, dan terkandunglah dalam permohonan itu, jika kerinduannya akan keturunan tidak dapat diberi, namun seorang Waliyyan seorang pemimpin keluarga yang akan menyambung hendaklah diberikan jua.
Nabi Zakaria memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang anak yang shalih, agar menjadi kesenangan hati, beliau tetap memohon seperti itu, meskipun ditilik dari sisi usia dan keadaan istrinya yang mandul, maka permohonan itu adalah sesuatu yang mustahil, umur Zakaria waktu itu sudah seratus tahun dan istrinya pun mandul, keadaan istrinya yang mandul itu saja sudah cukup sebagai alasan untuk menolak permohonannya.
Meskipun begitu, Nabi Zakaria tetap memohon kepada Allah agar dikaruniai anak dan berseru kepada Allah dengan seruan yang perlahan, yang menggambarkan kehinaan, ketundukan dan kepatuhan serta berserah diri. sesungguhnya siapa yang kembali kepada Allah, maka dia akan merengkuhnya dan siapa yang tunduk kepada Allah maka dia akan memenuhi permintaan nya.
Diketahui bahwa umur Nabi Zakaria sudah menua dan istrinya mengalami kemandulan sejak dulu, namun dengan doa yang dipanjatkan kepada sang pemilik dengan rasa tunduk dan berserah diri, maka Allah kabulkan doanya, oleh sebab itu bagi para istri atau ibu yang ingin segera mendapatkan Anak atau keturunan bersabarlah dan ikhtiar serta bertawakal pada Allah semata
Menurut Wahbah Zuhaili dalam Tafsir al-Munir, tidaklah baik jika kita berfikir bahwa Allah tidak adil dan sebagainya, ingatlah “Kesabaran itu memang pahit, namun buah dari kesabaran itu akan lebih manis rasanya dari madu”, jadi tetaplah berdoa semoga Allah segera memberikan keturunan pada orang tua yang sudah lama ingin mendapatkan anak.